Silla mendengus saat dirinya sedang bersantai bersama Zio di weekend ini tiba-tiba mendapat pesan dari bos besar nya untuk menyerahkan dokumen yang dengan tidak sengaja tertinggal di ruangan nya.
Dan memang saat itu Silla masih ada di kantor, jadi mau tidak mau Silla harus membawa dokumen itu kerumah atas permintaan bigg boss nya.
"Zio, dirumah sama oma dulu ya? " Silla membelai rambut Zio yang sedang asik menonton aksi dua bocah tuyul yang sedang beradu mulut dengan Fizi.
"Mamah pelgi? "
Silla mengangguk "Iya, mamah ada kerjaan sebentar."
Zio mengangguk mengizinkan sang ibu untuk pergi bekerja meski ia tidak tau jika Silla bekerja apa.
"Jangan nakal ya, nurut sana oma, gak boleh main keluar" Silla menatap Zio yang masih ada dalam gendongan nya.
"Lihat...
.... Langit nya udah mulai mendung, Gak boleh main hujan-hujanan atau mama marah sama Zio"
Zio mengangguk mencium pipi Silla secara bergantian.
"Mama hati-hati"
Setelah itu Silla mencium punggung tangan sarah bergantian dengan mencium pipi gembul Zio lalu melenggang pergi, karena mamang ojek yang ia pesan sudah menunggu nya di depan rumahnya.
***
Sambil membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat ulah Helm mamang ojek yang ia pakai, Silla masuk kedalam bangunan apartement yang tingginya hampir mencakar keatas langit.
Tanpa bertanya pada mbak-mbak yang memang selalu berjaga di balik meja panjang, Silla melangkah mendekati lift sebelum akhirnya terhenti saat seorang pria memanggilnya.
"Maaf mba, tapi saya harus melihat KTP sebentar" Seorang satpam dengan badan tinggi dan tegap itu sedikit mengangguk sambil tersenyum pada Silla.
"Maaf pak, tapi saya tidak sedang mendaptar untuk mendapat nomor antrian di puskesmas "
Satpam itu tersenyum kecil "Maaf mba, tapi sudah peraturan di apartement ini untuk para tamu, harus memperlihatkan KTP sebelum masuk kedalam Apartement. Maaf-agar tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan dan berujung menjadi salah paham"
Silla mengangguk lalu memperlihatkan KTP yabg baru ia bawa dari dalam dompet.
"Tujuan nya kemana Mba? " Sambil menyerahkan KTP milik Silla, Satpam itu bertanya.
"Unit 406 di lantai 15 kan pam?
Satpam itu mengangguk " Betul, perlu saya antar mba?"
Silla mengibaskah tangan nya sambil menggeleng " Tidak perlu pak, saya bisa sendiri. Kalo begitu saya permisi pak" Silla mengangguk tersenyum pada Satpam yang bisa di tebak memang sudah berusia lanjut itu.
"Baik mba, maaf telah menyita waktu nya sebentar"
Silla mengangguk tersenyum lalu menekan tombol lift, menekan tombol 15 yang akan membawa menuju apartement Reivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESILLA
Teen Fiction"Kamu pacar saya" "PAK?! " " Kamu pacar saya, kurang jelas? " "Apaan sih pak, Gak lucu ya pak ngarang cerita beginian! " Si sekretaris melotin matanya, persetan dengan jabatan dia jabat sekarang. " KA-MU-PA-CAR-SA-YA! " "APAAN SIH?!" "syutt dia...