Typo di tandai ya! Biar aku langsung revisiHappy reading!
....Silla menatap kearah luar lewat jendela besar yang ada di kamar villa milik Reivan. Udara pagi disini segar, awan yang terlihat sangat cerah dan ditambah debgan suara kicauan burung yang saling menyahit membuat Silla semakin menyakai tempat ini.
Ciwidey, sebenarnya tempat kelahiran mamah nya, Sarah. Tapi, karena mamah nya itu besar di kota bandung jadi hanya sesekali ia mengunjungi ciwidey ini.
Setelah membalas pesan dari Raga yang mengatakan bahwa Zio masih tertidur, Silla memutuskan untuk membuat sarapan.
Saat berjalan menuju dapur, Silla melihat pintu kamar Reivan yang terbuka lebar, tapi sang pemilik sedang tertidur pulas dengan tangan yang menutupi wajah nya dan yang membuat Silla tersenyum itu saat melihat Reivan yang masih memakai sarung, bertanda jika Reivan kembali tertidur setelah selesai melaksanakan solat subuh.
....
"Lah kakak gue mana? "
Reivan menatap sekeliling nya lalu menggedikan bahu nya "Gak tau "
"Lu gak ngapa-ngapain kakak gue kan? "
Reivan diam, seolah berpikir. "Kaya nya gue apa-apain kakak lo deh"
"Bang--"
"Becanda-becanda. Disini kita gak berdua, ada penjaga villa yang tinggal disini. "
Raga menatap malas boss kakak nya yang ada di layar ponsel. Niat menelepon kakak nya malah di angkat sama om-om yang satu ini.
"Om itu siapa? " Zio yang melihat wajah asing di layar ponsel Raga itu bertanya.
"Om--"
"Papi Zio " Sela Reivan dan langsung membuat Zio memajukan wajah nya agar dapat melihat dengan jelas wajah yang tadi mengatakan papi Zio.
Raga berdecak kecil, "Capruk lu "Setelag itu, sambungan terputus sebelah pihak. Dan itu Raga sendiri yang mematikan nya. Takut Zio percaya kalo Reivan itu papi nya, kan berabe.
"Bukan ya, Yo. Itu bukan papi Zio "
Zio yang tidak mengerti maksud yang di bicaran oleh Raga, hanya diam menatap Raga lalu menatap ponsel yang ada diatas meja dan sudah tidak menampakan wajah yang Tadi mengatakan 'Papi'.
....
Suara decitan kursi yang di tarik membuat Silla menatap kebelang, ternyata yang datang Reivan, yang kini sudah duduk manis di depan meja makan.
"Saya masak seadanya pak, kata mang maman, bi lilis lagi ke pasad beli bahan makanan, jadi saya masak seadanya dulu" jelas Silla sambil menyimpan masakan yang baru saja simpan dimeja.
"Hmm" Balasnya.
Reivan menatap Silla yang bolak-balik menyimpan lauk untuk sarapan, menata piring dan menyiapkan nasi untuk dirinya.
"Lauk nya sama apa pak? " yang ditanya hanya diam menatap sekretaris nya.
"Pak? "
Tidak ada balasan. Silla melambaikan tangan nya di hadapan wajah Reivan "Sadar pak, masih pagi udah ngelamun aja"
Melihat tangan melambai di hadapan nya, dengan kilat Reivan tersadar, ia menatap Silla yang sedang tersenyum.
"Ngapain senyum-senyum? ""Gak boleh ya pak? " bukan nya menjawab Silla malah balik menanya dan membuat Reivan berdecak tak suka.
"Suka sama saya? " Tanya lagi Reivan.
"Dih pede banget bapak"
"Mau makan sama apa pak? " lanjut Silla sambil menuangkan nasi ke piring Reivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESILLA
Teen Fiction"Kamu pacar saya" "PAK?! " " Kamu pacar saya, kurang jelas? " "Apaan sih pak, Gak lucu ya pak ngarang cerita beginian! " Si sekretaris melotin matanya, persetan dengan jabatan dia jabat sekarang. " KA-MU-PA-CAR-SA-YA! " "APAAN SIH?!" "syutt dia...