Mentari telah kembali ke peraduannya, cahaya terang tergantikan oleh gelap sang malam. Tidak ada bulan maupun bintang di hamparan langit malam.
Jam menunjukan pukul sembilan, Kiara sudah mengenakan piyama tidurnya. Rasa hampa menghampiri hati sejak dirinya berendam di air hangat untuk membersihkan diri.
Selalu seperti ini.
Setiap malam gadis itu memang selalu merasa kesepian, kenangan tentang orang tuanya selalu datang menghampiri. Sudah satu tahun berlalu dan Kiara masih belum bisa merelakan kepergian kedua orang terkasihnya.
Dering ponsel yang berasal dari meja nakas berbunyi. Saudara kembarnya memanggil. Seolah tahu bahwa Kiara butuh di temani.
"Haii, twinnie!" Seru Kiandra dengan riang di seberang sana, "lagi apa? Aku video call ya?!"
Sebelum mendapat jawaban dari Kiara, pemuda itu sudah mengalihkan panggilan suara menjadi panggilan video.
"Lagi apa?" Tanya Kiandra lagi
"Baru selesai mandi, kamu lagi apa? Om dan Tante mana?"
"Aku lagi telpon kamu, hehe. Om dan Tante ada di ruang tengah, mau ngobrol sama mereka? Mereka baru pulang dari Aussie."
"Hah?!" Kiara terkejut karena dirinya tidak tahu sejak kapan om dan tantenya pergi ke Australia.
"Oh, aku enggak bilang kamu kalo minggu lalu mereka ke Aussie. Lupaaa."
Panggilan video di seberang sana terlihat krasak-krusuk menampilkan Kiandra yang berjalan dari kamarnya menuju tempat dimana om dan tantenya berada.
"Ke luar negeri kok gak bilang-bilang," ujar Kiara saat ponsel Kiandra kini menampilkan figur orang tua kedua setelah mendiang mama dan papa.
"Kita lupa kasih tau, Ra. Tante bawa oleh oleh nih. Nanti weekend Kiandra suruh ke sana anterin buat kamu!"
"Enggak mau, jauuuh."
"Awas aja kalo enggak datang ke sini, gak usah jadi adikku lagi deh!"
"Dih jahat banget sama kembaran sendiri."
Kiara tidak menanggapi ocehan Kiandra, ia teringat sesuatu yang ingin dia bicarakan pada ketiga orang di seberang telepon.
"Oh iya, kalau aku part time sebagai model, gimana?"
"Buat apa kamu kerja part time sih, Ra. Uang saku kamu emangnya kurang banyak? Nanti om tambahin deh," ucap om nya.
"Tau tuh, ngapain cari-cari kerja segala sih," timpal Kiandra sinis, "nanti kamu kecapean, sakit, kita jauh di sini enggak ada yang ngurusin."
"Aku kan cuma nanya pendapat."
Gadis itu mengubah posisi duduk yang sebelumnya bersila di tengah tempat tidur jadi berselonjor dan bersandar pada kepala tempat tidur.
"Tante setuju aja kok, lagian kamu cantik juga. Cocok lah jadi model."
"Tante apaan sih, nanti Yara kecapean," protes Kiandra.
"Loh, namanya kan part time. Cuma paruh waktu doang, Kiandra sayang. Hitung-hitung buat cari pengalaman dan ngisi waktu luang."
Kiara tersenyum mendengar jawaban sang Tante yang sama persis seperti yang dikatakan Yena padanya tadi sore.
"Kamu lakuin apa yang kamu mau aja, kita cuma bisa dukung kamu. Asal jangan mengabaikan tugas utama kamu yaitu kuliah, ya, Yara!" Kiara mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]
Fanfiction"Enggak semua orang yang saling mencintai bisa berakhir bersama, San. Termasuk kita." Kecelakaan mobil yang merenggut kedua orang tuanya satu tahun yang lalu masih menyisakan kesedihan mendalam bagi seorang Kiara, gadis yang baru lulus dari sekolah...