chapter 7

133 21 0
                                    

Suara lantang Kiara membuat orang yang dipanggil namanya menoleh dan melihat air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata si gadis

San melompat turun dari dinding pembatas. Kiara yang langsung memeluk membuat pemuda itu terkejut sekaligus bingung.

"Jangan, jangan bunuh diri San," ucap Kiara disela isakannya.

"Aku enggak."

Kiara langsung melepas pelukkannya menjauhkan diri, lalu mengusap air mata. Mereka berdiri dalam jarak beberapa langkah saling menatap satu sama lain.

"Pertama kali kita ketemu kamu hampir loncat dari sana," kata Kiara sambil menunjuk dinding pembatas dibelakang San dengan dagunya.

San ikut menoleh melihat dinding yang tadi dipijakinya. Ia ingat pada kejadian malam itu, malam dimana rencana mengakhiri hidupnya digagalkan.

Kini mereka bertemu lagi dalam keadaan yang hampir serupa namun juga berbeda. Berbeda karena hari ini San tidak ada niat bunuh diri sedikit pun. Ia hanya sedang menikmati udara segar, ya, udara segar.

"Kamu kalau ada masalah mending cerita, San. Jangan milih cara instan yang sama sekali enggak bikin masalah kelar."

"Tunggu! Pertama, aku enggak mau bunuh diri lagi, okay. Setidaknya untuk hari ini, jadi kamu tenang aja. Kedua, aku enggak tau nama kamu sama sekali tapi kamu udah manggil nama ku? Kita bahkan enggak kenalan waktu itu."

"Ah, kenalin namaku Kiara," si gadis mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh pemuda dihadapannya.

"San."

"Udah tau. Kita satu kampus omong-omong. Dan kamu cukup populer, jadi ya aku tau nama kamu."

"Woah," kagum San entah untuk apa, mungkin karena fakta ternyata mereka satu kampus, atau karena Kiara sudah tahu dirinya atau entahlah San hanya merasa kagum melihat bagaimana si gadis mencoba menjelaskan mengapa ia tau tentang si pemuda.

"San, aku enggak tau masalahmu apa. Tapi asal kamu tahu, bunuh diri bukanlah pilihan terbaik untuk lepas dari masalah. Kamu bisa ceritain masalahmu ke orang yang kamu percaya, mungkin mereka punya solusi."

San mendengus mendengar ucapan Kiara, "bahkan kalaupun aku cerita, mereka gak akan mau denger dan peduli," ucapnya miris.

Hati Kiara mencelos mendengar ucapan San. Disaat sedang benar-benar butuh teman bercerita tapi mereka tidak peduli dan bahkan tidak mau mendengar itu sungguh menyakitkan baginya.

Kadang saat dirinya diabaikan oleh Kiandra saja Kiara merasa sedih.

"Kalau gak ada orang yang bisa kamu ajak untuk ceritain maslahmu, aku bisa jadi temen curhat kamu kalau mau. Aku mungkin gak bisa kasih solusi, tapi aku pendengar yang baik kok."

San terkekeh, "kamu gak akan ngerti masalah ku."

"Aku gak akan ngerti masalahmu kalau kamu enggak cerita. Aku punya temen buat ngeluarin semua keluh kesah aja rasanya udah lega. Mereka gak perlu ngerti posisi aku gimana, mereka gak perlu kasih solusi juga gak papa, asal mereka mau denger cerita aja udah cukup. San, seseorang terkadang cuma pengen didengar enggak perlu dimengerti."

Kiara maju satu langkah mendekati San, ia memberanikan diri untuk menggenggam tangan si pemuda yang terkepal disamping tubuhnya.

"Cerita bisa bikin kamu lega, seenggaknya beban kamu akan berkurang kalau kamu membaginya ke orang lain."

"Enggak ada orang yang mau dengerin masalah orang lain disaat dirinya juga pasti punya masalah hidup sendiri."

"Aku, kan aku udah bilang aku bisa jadi pendengar yang baik kalau kamu mau curhat. Anggap aja kamu curhat ke ibu peri."

SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang