Ada perubahan yang cukup berarti sejak Kiara menemui nyonya Nareswara. San sudah dibiarkan bebas, lelaki itu jadi sering menginap. Bahkan bisa dibilang San lebih seperti pulang ke apartemen Kiara.
Tidak ada lagi telepon tiba-tiba yang mengharuskan lelaki itu pergi. Kiara bisa bebas melakukan apa saja sepuasnya dengan San tanpa takut San pergi.
"Ini aneh. Meskipun aku tidak pulang berhari-hari, mereka tidak menghubungiku atau menyeret ku pulang. Kemarin saat aku pulang juga ayah tidak lagi menghukum," San bertanya-tanya sendiri dengan apa yang sebenarnya terjadi pada hidupnya karena keluarganya berubah begitu saja.
Dan Kiara hanya terkekeh mendengar celotehan San. Mereka seperti kembali ke masa awal saling mengenal. Hanya berbagi cerita ringan yang dipenuhi dengan canda tawa.
"Bukannya itu bagus. Kamu lebih bahagia kan?"
"Hm, rasanya seperti lepas dari tali yang selama ini mengikatku."
"Mereka tidak mengatakan apa-apa padamu?"
San menggelengkan kepala, "terakhir kali ayah hanya mengatakan 'nikmati hidupmu' begitu. Aneh sekali kan?"
"Kalau begitu kamu memang harus menikmati hidup kamu, San." Kiara mengusap pipi San dengan sayang.
"Aku ingin sekali liburan ke pantai bersamamu, San. Berjalan dibibir pantai dengan kaki telanjang, saling bergandengan tangan menunggu matahari terbenam. Membuat istana pasir, mengumpulkan kerang, atau berenang di pantai juga terdengar menyenangkan."
"Nanti kalau liburan ayo pergi ke pantai. Melakukan semua kegiatan yang kamu sebutkan tadi, Yara," ujar San.
"Sebelum itu, ayo belajar mengendari mobil!" Ajak Kiara.
San menggeleng, ia masih ketakutan untuk kembali mengemudi.
"San, kamu harus sembuh dari trauma kamu."
"Yara, kamu tahu aku enggak bisa."
"Kenapa? Kamu bahkan belum coba."
"Setiap aku ada dibalik kemudi, ingatan aku selalu kembali pada kecelakaan itu. Dan rasa bersalah akan selalu menghantui ku."
"Apa yang bisa membuat kamu berhenti merasa bersalah pada diri sendiri, San?"
"Aku tidak tahu, perasaan itu pasti akan selalu ada dalam diriku, Yara. Tapi kalau saja aku memiliki kesempatan untuk sekedar meminta maaf pada keluarga yang ditinggalkan, mungkin aku akan merasa lebih baik."
*
Weekend ini Kiara minta dijemput untuk pulang. Kiara mengajak San untuk ikut. Gadis itu ingin membawa San bertemu dengan om dan tante. Atau mungkin Kiara akan mengajak San ke makam mendiang kedua orang tuanya.
Mereka di jemput oleh salah satu sopir yang sudah berkerja selama bertahun-tahun dengan keluarga Wijaya. Gadis itu tidak menghubungi Kiandra karena tugas kampus adiknya itu akhir-akhir ini sedang begitu sibuk. Kiara tidak ingin membuat Kiandra kecapean.
Berada di dalam mobil selama berjam-jam menimbulkan rasa mengantuk. Menyandar pada pundak San, Kiara terlelap selama perjalanan.
Gadis itu tidak tahu bagaimana San rasanya ingin meledak karena begitu gugup. San tidak memiliki persiapkan apa-apa, Kiara mengajaknya begitu saja untuk menemui keluarganya. Walau si gadis kerap memberikan banyak kalimat penenang, tetap saja San merasa gugup.
Setelah sekian lama berada dalam perjalanan panjang meninggalkan keramaian lalu lalang kota besar, mobil yang mereka kendara mulai memasuki kawasan jalan menanjak, jalanan itu lengang, pepohonan di kanan kiri begitu menyegarkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]
Fanfic"Enggak semua orang yang saling mencintai bisa berakhir bersama, San. Termasuk kita." Kecelakaan mobil yang merenggut kedua orang tuanya satu tahun yang lalu masih menyisakan kesedihan mendalam bagi seorang Kiara, gadis yang baru lulus dari sekolah...