Sepertinya Tuhan senang sekali mempermainkan takdir umatnya. Kiara tidak tahu mengapa Tuhan begitu jahat padanya, mungkin ini karma yang didapatkannya karena telah berbuat hal terlarang. Rasanya Kiara tidak pernah diberikan waktu untuk benar-benar merasakan bahagia. Setiap dirinya larut dalam kesenangan tak lama selalu saja ada hal yang menyadarkan bahwa apa yang membuatnya senang barusan adalah hal yang tidak akan bertahan lama.
"Sudah siap?" Yena berdiri disamping mobil menunggu Kiara di depan kampusnya.
"Mau pulang dulu atau langsung ke lokasi pemotretan?"
"Sepertinya aku harus pulang dulu, kak. Bukannya kamu bilang pemotretan ini akan dilakukan besok juga? Kayaknya kita harus menginap gak sih, kak?"
"Bisa sih nginep kalo mau, tapi kalo mau pulang terus besoknya pergi kesana lagi juga bisa. Tapi ya resikonya akan lebih makan waktu dan bikin capek."
"Berarti kita mending nginep aja deh, Kak. Toh mereka juga nyediain tempat untuk tidur kan disana?" Yena menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Kiara.
Pada pemotretan kali ini Kiara dikirim untuk melakukan projek dalam dua majalah sekaligus di lokasi yang sama untuk edisi dua bulan yang akan datang. Pemotretan pertama dilaksanakan malam hari karena mengambil tema yang berhubungan dengan gemerlap cahaya di malam hari. Pemotretan kedua dilaksanakan besok paginya mengambil tema di alam terbuka.
Lokasi pemotretan mereka kali ini tidak di studio seperti biasa melainkan di tempat lain yang lokasinya lumayan jauh. Kiara begitu bersemangat menjalani projek kali ini karena akhirnya ia bisa bepergian jauh setelah sekian lama. Ia menganggap pekerjaan kali ini sebagai tour luar kota setelah pening menjalani perkuliahan yang padat akan tugas-tugas.
Kiara memang butuh refreshing sesekali. Sudah lama sekali ia tidak bepergian. Selama ini kegiatannya selalu monoton. Pergi ke kampus, diam di apartemen atau kalaupun keluar paling ke supermarket. Maka dari itu saat Yena menjelaskan tentang pekerjaan ini, Kiara tanpa pikir panjang langsung menerimanya.
Seperti yang Kiara sarankan sebelumnya, mereka memilih pulang terlebih dahulu untuk mengambil beberapa barang yang dibutuhkan.
Meski sudah beberapa kali datang ke apartemen Kiara, tetap saja Yena merasa takjub akan betapa mewahnya hunian yang Kiara tinggali. Ia menyesal karena dulu menganggap Kiara hanya mahasiswi biasa yang tinggal di kost murah hanya karena dia memergoki gadis itu berburu diskon di toko buah.
Selesai Kiara mengambil barang, mereka juga mampir ke kediaman Yena untuk mengambil barangnya. Setelah itu barulah mereka berkendara ke lokasi pemotretan.
*
Pihak manajemen dari majalah yang memilih Kiara sebagai model menyediakan sebuah rumah yang memang akan menjadi background dari pemotretan dimalam hari ini. Sampai disana mereka tidak langsung bersiap untuk pemotretan. Masih ada waktu sekitar satu sampai dua jam untuk mereka gunakan bersantai.
Bukan hanya Kiara sendiri model yang didapuk oleh majalah tersebut. Ada tiga model lain yang juga akan menjalani pemotretan bersama Kiara. Selama waktu bersantai itu Kiara gunakan untuk berbincang dengan tiga rekan modelnya. Ternyata ada satu orang yang sama seperti dirinya yaitu seorang mahasiswi yang part time sebagai model dan dua lainnya memang berprofesi sebagai model.
"Ra, ayo make up!" Panggil Yena.
Waktu dua jam tidak terasa berlalu begitu saja. Kini semua model sudah mulai bersiap untuk make up. Beberapa set perlengkapan para fotografer juga sedang dipersiapkan.
Kiara suka sekali dengan konsep pemotretan malam ini karena tidak perlu memakai pakaian yang terlalu ribet, dirinya hanya mengenakan sebuah rok pendek dan baju rajut berlengan panjang untuk atasannya. Terasa lebih nyaman dikenakan. Ada juga beberapa properti yang akan mereka gunakan dalam pemotretan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]
Fanfiction"Enggak semua orang yang saling mencintai bisa berakhir bersama, San. Termasuk kita." Kecelakaan mobil yang merenggut kedua orang tuanya satu tahun yang lalu masih menyisakan kesedihan mendalam bagi seorang Kiara, gadis yang baru lulus dari sekolah...