chapter 1

341 36 0
                                    

Hembusan angin sore menerbangkan helaian rambut panjang seorang gadis yang baru saja keluar dari bandara, koper besar ada di sebelah kakinya. Gadis itu memejamkan mata merasakan hembusan lembut yang menerpa wajah cantiknya.

Kiara menarik koper miliknya, berjalan mencari taksi yang akan membawa gadis itu ke tempat tujuan.

Hampir satu setengah jam di perjalanan dari bandara menuju tempat tinggal barunya, akhirnya gadis itu disini. Sebuah gedung mewah yang terletak ditengah ramainya perkotaan.

Gadis itu sampai di lobi gedung apartemen yang akan ditinggalinya selama beberapa tahun ia menempuh jenjang perkuliahan.

Melanjutkan pendidikan di luar kota memang keputusan sulit awalnya, apalagi ia akan hidup sendirian tanpa adanya saudara di kota barunya.

Kiandra--adik kembarnya--juga pada awalnya melarang keputusan yang diambil Kiara ini. Namun setelah diyakinkan berkali-kali oleh Kiara, akhirnya pemuda itu luluh dan membiarkan saudaranya melakukan apa yang diinginkan.

Tinggal seorang diri di kota orang bukanlah perkara mudah, tapi ini sudah menjadi keputusan Kiara. Bagaimanapun ia harus bisa bertahan. Lagipula tujuannya juga baik selain untuk melanjutkan pendidikan, gadis itu juga ingin menenangkan diri dari kesedihan yang ia rasakan pasca kehilangan kedua orang tuanya.

812 adalah unit apartemen yang sudah disediakan oleh omnya untuk Kiara tinggali. Gadis itu membuka pintu dan tampaklah interior apartemen. Kiara meninggalkan koper didepan pintu yang sudah tertutup secara otomatis, ia melangkah mengelilingi tempat tinggal barunya.

Pandangan pertamanya jatuh pada ruang tamu, ada dua sofa panjang dan single sofa yang terlihat sangat nyaman. Ruangan itu luas dan tidak memiliki banyak sekat, menyatu dengan meja makan di belakang sofa dan sebuah dapur kecil yang hanya dipisahkan oleh meja panjang.

Kaca besar tampak hampir di sebagian dinding ruangan itu, menghadap langsung pada indahnya pemandangan perkotaan. Gedung-gedung tinggi yang menjulang adalah hal pertama yang Kiara lihat saat gadis itu menyibak gordennya.

Puas memandangi keramaian jalan raya di bawah melalui jendela kaca, Kiara meraih ponsel yang tadi ia letakkan di meja untuk menghubungi saudaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puas memandangi keramaian jalan raya di bawah melalui jendela kaca, Kiara meraih ponsel yang tadi ia letakkan di meja untuk menghubungi saudaranya.

Hanya perlu menunggu dua kali nada tunggu terdengar dari seberangnya, sambungan telepon itu sudah terhubung.

"Aku udah sampe di apartemen," kata Kiara, gadis itu kembali berjalan kearah pintu dan menyeret kopernya menuju lantai dua dimana kamar tidurnya terletak.

"Gimana apartemennya, kamu suka?" Suara diseberang telepon berganti, kini omnya yang berbicara.

"Suka kok, bagus. Tapi kayaknya tempatnya terlalu besar untuk aku tinggal sendiri deh, om."

SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang