"Kalian beneran mirip deh, Ra."
"Kami kan kembar, kak. Ya jelas mirip lah."
Hana tertawa pada jawaban Kiara yang spontan. Sejak hari dimana Kiara menceritakan semua tentang San pada Hana, kakak tingkat di kampusnya itu selalu berusaha datang setiap Kiara minta untuk menemaninya. Walau terkadang tak bisa selalu datang juga karena bentrok dengan kesibukannya.
Seperti hari ini, Kiara meminta Hana datang ke apartemennya. Ingin di temani membuat kue.
"Weekend kayak gini biasanya Kiandra datang. Tapi hari ini enggak, lagi banyak tugas kuliah katanya," ujar Kiara sambil mengaduk adonan kue kering.
Sementara Kiara sedang membuat adonan Kue di meja makan, Hana sibuk melihat-lihat album foto yang ditemukannya di atas meja ruang tamu. Dua ruangan yang tidak memiliki sekat itu membuat keduanya masih bebas berkomunikasi.
"Kenapa dia enggak ikut kuliah disini bareng kamu?"
"Dia marah padaku seharian saat aku diterima kuliah disini. Kian tidak tahu kalau aku mendaftar di kampus lain. Aku memang sengaja menyembunyikannya, kalau kiandra tahu dia pasti akan ikut dengan ku."
"Tujuan awal aku ingin jauh dari rumah dan tinggal sendiri adalah untuk menenangkan diri. Sejak orang tuaku meninggal, bayangan mereka selalu terlihat ada di setiap sudut-sudut rumah. Dan itu membuat aku depresi sekali," lanjut Kiara.
Hana menghampiri Kiara dan mengambil tempat duduk didepan gadis itu.
"Kamu tambah choco chips?" Tanya Hana melihat Kiara menuangkan choco chips pada adonan yang sudah siap.
"Cuci tangan dulu!" Seru Kiara saat Hana berusaha menyentuh adonan, berniat membantu Kiara membentuk cookies tersebut. Hana kembali setelah mencuci tangannya.
"Terus akhirnya Kiandra bolehin kamu pergi?"
"Banyak drama dulu sebelum aku datang ke sini. Kiandra ngotot mau pindah kampus supaya bareng aku, tapi setelah dibujuk tante dan om berkali-kali akhirnya udah pasrah. Dia bolehin aku pergi. Kian itu beneran kayak anak kecil banget. Daripada saudara yang seumuran, aku malah anggap dia kayak adik yang usianya beda jauh," kekeh Kiara.
Obrolan berlanjut. Sambil menunggu kue yang sedang di panggang. Kiara membereskan bahan-bahan yang sudah selesai dipakai. Ada beberapa kue juga yang sudah jadi sedang ditata ke dalam toples oleh Hana.
"Kamu sering bikin kue gini ya, Ra. Hebat juga."
"Mama punya toko kue, sekarang juga masih buka tokonya. Dulu kalau pulang sekolah aku selalu mampir dan suka lihat mama bikin kue. Di rumah juga kadang diajarin, bareng Kiandra juga. Tapi bikin cookies atau kue bolu paling gampang jadi seringnya bikin dua itu."
"Pantesan kamu suka banget makanan manis ya. Segala jenis kue juga kamu suka."
Loyang terakhir sudah matang. Setelah semua kue sudah masuk toples, dua perempuan itu kini bersantai di sofa sambil memakan kue yang baru saja mereka buat.
"Kamu gak ada niat beli tv apa? Kayaknya bosen banget gak ada tv di rumah."
"Aku gak suka nonton acara tv, kak. Lagian kan ada hp atau laptop yang tontonan nya lebih beragam."
"Dasar anak jaman sekarang!"
*
Hadirnya Hana menemani Kiara sedikitnya mengurangi rasa sepi yang kerap gadis itu rasakan. Kalau Hana tidak bisa menemaninya di apartemen biasanya Kiara akan mengajak Yena pergi kemana saja atau hanya sekedar diam di kediaman teman sekaligus manajer nya itu.
Jadwal pemotretan Kiara juga ditambah jadi lebih padat akhir-akhir ini. Kiara sendiri yang meminta. Dia memang butuh pengalihan agar pikirannya tidak terus menerus tertuju pada San yang sudah tidak ditemuinya selama hampir dua minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]
Fanfiction"Enggak semua orang yang saling mencintai bisa berakhir bersama, San. Termasuk kita." Kecelakaan mobil yang merenggut kedua orang tuanya satu tahun yang lalu masih menyisakan kesedihan mendalam bagi seorang Kiara, gadis yang baru lulus dari sekolah...