chapter 37

63 13 4
                                    

"kak Hana mau kemana?"

Yura setengah berlari menghampiri Hana yang terlihat begitu terburu-buru meninggalkan kampus.

"Mau ke apartemen Kiara."

"Kakak ngapain masih temenan sama dia sih, dia tuh perempuan gak bener kak! Mending kak Hana berhenti temenan sama dia atau kakak bakal kena imbas jadi bahan gunjingan juga."

Hana mendelik marah pada adik tingkatnya itu. "Kamu gak tau apa-apa. Kalau kamu mau kayak mereka yang benci Kiara, silahkan! Jangan ajak orang lain untuk ikut membenci." Hana pergi meninggalkan Yura yang hanya mematuk terkena omelan nya.

Hana tak habis pikir. Bisa-bisanya Yura bicara seperti itu, padahal anak itu tadinya dekat sekali dengan Kiara, padahal dia yang mengenalkan Kiara pada Hana, menyanjung bahwa Kiara adalah orang baik dan segala macam pujian lainnya. Tapi lihat lah sekarang, Yura malah jadi salah satu dari orang-orang yang memandang Kiara hina seperti itu. Berkomentar bahwa Kiara perempuan tidak benar hanya karena ia mencintai lelaki yang sudah bertunangan.

Mengabaikan omongan tidak penting adik kelasnya, Hana kembali melanjutkan tujuannya untuk pergi ke apartemen Kiara. Hana sempat melihat bagaimana San membopong Kiara dengan tergesa. Hana bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada adik tingkatnya yang satu itu.

Kalau saja saat itu Hana tidak memiliki kelas, mungkin perempuan itu akan langsung menghampiri San dan bertanya apa yang telah terjadi.

Kemudian video tidak senonoh itu menyebar. Di upload di akun kosong, dan di repost di akun gosip kampus yang membuat video tersebut semakin ramai dan bisa dilihat oleh banyak warga kampus. Hana khawatir pada Kiara. Ia berharap anak itu tidak membuka akun media sosial dulu.

Taksi yang ditumpangi terasa lambat sekali. Hana was-was. Apalagi dirinya sempat melihat kondisi Kiara yang sepertinya tidak baik-baik saja.

Sampai di gedung apartemen, Hana bergegas menuju lift, ditekannya angka delapan pada tombol lift dan lift berjalan naik mengantarkannya pada lantai dimana unit apartemen Kiara berada.

*

San membiarkan Kiara mandi sesuai permintaan gadis itu. Namun setelah sekian lama, gadis itu tidak kunjung keluar juga. San khawatir. Dari dalam kamar mandi ia bisa mendengar suara tangisan Kiara mengalun bersamaan dengan gemericik air dari shower. San ingin mendobrak pintu kamar mandi itu, namun ia masih tahu privasi. Apalagi setelah kejadian itu. Kiara pasti merasa tak nyaman apabila San masuk begitu saja.

Jadilah lelaki itu hanya duduk didepan kamar mandi, menyandarkan telinganya pada pintu agar bisa mendengar bahwa Kiara masih disana. Kalau suara gadis itu tidak lagi terdengar, San benar-benar akan mendobrak pintu tersebut.

Suara ketukan pintu yang terdengar dari pintu utama membuat San mengerutkan kening. Siapa yang datang?

Mau tak mau lelaki itu bangkit untuk melihat siapa yang datang.

Di depan pintu apartemen San melihat seorang perempuan yang sering dia lihat selalu bersama Kiara di waktu-waktu tertentu.

"Aku ingin menjenguk Kiara, apa dia baik-baik saja?" Tanya perempuan itu. "Aku Hana, kakak kelas sekaligus teman dan rekan kerja Kiara." Lanjutnya.

San membiarkan Hana masuk. Ia mengantar perempuan itu menuju kamar Kiara.

"Kiara masih disana, belum keluar sejak beberapa jam yang lalu," kata San menunjuk pintu kamar mandi.

Hana melotot, "kenapa kau diam saja! Dia bisa kedinginan," ujarnya panik. Dia langsung berlari kearah pintu kamar mandi mengetuk papan kayu itu dengan keras.

"Kiara! Ra, Buka pintunya! Kamu bisa kedinginan"

Suara tangisan Kiara terdengar semakin jelas.

"Aku ingin mendobraknya, tapi aku takut." Napas San memburu, lelaki itu jelas sangat khawatir. Hana bisa melihat raut frustasi itu di wajah tampannya.

SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang