chapter 23

68 16 5
                                    

PLAK!

PLAK!

Tamparan ke dua. Rasa panas menjalari permukaan pipi yang San yakin pasti terdapat cetak tangan disana. Lagi dan lagi dirinya lemah tak bisa melawan. Ia hanya diam saat tamparan berikutnya kembali mendarat di sisi pipi satunya. Tiga kali tamparan. Artinya pria itu sudah menamparnya sebanyak lima kali dalam satu waktu. Entah apa lagi yang akan pria yang disebut ayah itu lakukan, San tidak lagi peduli. Lembaran foto yang sebelumnya dilemparkan ke wajah berserakan di lantai marmer dibawah kakinya.

Foto dirinya dan Kiara yang tengah menghabiskan waktu seharian beberapa waktu lalu. Entah dari mana pria itu mendapatkannya, beliau begitu marah saat melihat lembar demi lembar foto tersebut. Saat itu juga sang ayah langsung memanggil San untuk segera datang ke rumah mewah yang ditinggali pria itu.

"TIDAK BISAKAH KAU DIAM DAN TIDAK USAH BANYAK TINGKAH, SAN!" bentak sang ayah.

"Papa memberikan kebebasan untukmu tinggal sendirian bukan berarti kau bisa seenaknya! Bagaimana kalau foto-foto itu datang ke tangan keluarga Januardi? Tamat riwayat mu." Geram pria yang masih mengenakan setelan jas lengkap itu.

"Mereka bisa saja membatalkan perjodohan mu dengan putrinya, dan membuat kerja sama perusahaan keluarga kita gagal!" Lanjut sang ayah.

San masih bergeming enggan menanggapi. Bukan San yang tamat riwayat kalau dia ketahuan selingkuh, tapi ayahnya lah yang tamat riwayat karena rencana penyatuan perusahaan yang gagal. Tapi San tahu jelas bahwa apapun yang terjadi, sang ayah tidak akan pernah membiarkan rencana bisnis yang dirancangnya gagal begitu saja.

"Berhenti menyusahkan! Atau ayah tarik semua fasilitas mu!" Tukas ayahnya tegas. Beliau langsung meninggalkan ruangan dimana San masih berdiri.

Rasa panas bekas tamparan masih menjalar di pipi tak kunjung hilang. San berjongkok memunguti lembaran foto yang berhamburan. Ia menggeram marah, siapa yang menguntitnya kala itu?

Yang membuat San geram adalah karena wajah Kiara terekspos jelas dalam foto. San tidak ingin gadis-nya terlibat dalam masalah.

Baru saja San akan meninggalkan ruangan, pintu ruangan tersebut kembali terbuka. Kali ini sosok anggun berjalan menghampiri San dengan wajah datar andalannya.

"Berhenti mengacau dasar anak tidak tahu diri!" Hardik wanita itu.

"Aku bisa melakukan apa saja untuk membuat anak perempuan itu dalam masalah, sebaiknya kamu jauhi anak itu sebelum seluruh keluarga nona Risgita tahu dan membuat anak itu lebih menderita," lanjut beliau.

"Anda yang memata-matai saya kan, bu?" Tanya San.

Wanita yang San sebut ibu itu menyunggingkan senyum miring.

"Aku hanya ingin memperingatkan mu, Satya sayang. Jangan main-main!"

Wanita itu berbalik pergi meninggalkan San yang lagi-lagi sendirian di ruangan. Wanita itu kejam, benar-benar interpretasi dari sosok ibu tiri yang sebenarnya.

Sejak kematian ibu kandungnya, San seperti bukan siap-siapa di keluarganya. Wanita yang menjadi ibu tirinya itu kerap mendepak San dari tahta sebagai pewaris kekayaan Nareswara. San punya adik tiri yang dua tahun lebih muda, anak kandung dari ayah dan ibu tirinya.

Ayah San dulu menikahi wanita itu setelah wanita itu hamil. Membuat kesehatan istri pertamanya, yaitu ibu kandung San menurun. Sang ibu menjadi pesakitan, sering pulang pergi ke luar negeri untuk berobat. San kecil hanya diasuh oleh para pelayan yang bekerja.

San dan adik tirinya tidak berhubungan baik karena selalu di halangi oleh sang ibu tiri. Sejak kecil mereka jarang berinteraksi. Adik tirinya didik begitu keras sehingga menjadi anak yang penurut, berbeda dengan San yang pembangkang. Hal ini lah yang membuat sang ibu tiri berhasil meyakinkan sang ayah bahwa adik tirinya lebih bisa dipercaya untuk memegang perusahaan daripada San.

SAN | Kim Chaewon x Choi San [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang