Mata gue masih sembab dan sedikit bengkak. Dan memaksa gue untuk tetap stay awake di perjalanan pulang ke Jakarta.
"Nggak usah takut masalah Kak Zahra. Gue udah bilang sama dia."
Ferly membuka percakapan di mobil. Dan FYI dia sekarang make mobil Kak Zahra.
Entah kenapa ini anak udah kayak bagian dari keluarga kecil gue.
Gue hanya mengangguk dengerin ucapannya dia. Daripada hening gue mencari kaset musik di dompet koleksi mobil.
Head or Heart - Christina Perri
Yah lagu-lagu mellow nya dia emang cocok untuk suasana gini.
Play
Gue langsung mindah ke nomor 2. The Words one of my fav.
All of the lights land on you
The rest of the world fades from you
And all of the love I see
Please please say you feel it tooPlease, Fer. Apa lo ngerasain abu-abunya rasa diantara kita?
And all of the noise I hear inside
Restless and loud, unspoken and wild
And all that you need to say
To make it all go away
It's that you feel the same way tooAnd I know
The scariest part is letting go
'Cause love is a ghost you can't control
I promise you the truth can't hurt us now
So let the words slip out of your mouthAnd all of the steps that led me to you
And all of the hell I had you walk through." But I wouldn't trade a day for the chance to say.
My love, I'm in love with you."
Dan di lirik terakhir entah kenapa gue dan Ferly barengan nyanyinya.
Mobil perlahan berhenti dan melambat.
"I'm in love with u. I dont how how much time passed just to make u realize and make me brave enough to said that."
Hanya itu.
Mimik muka Ferly beneran serius dan kini tatapannya sudah melekat tajam ke gue.
So this is love?
"Really?"
Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut gue sebelum bibir yang hangat melekat di bibir gue. Dan mata gue terpejam.
Selang beberapa detik, Ferly mundurkan badannya.
"Sorry."
Kata pertama yang dia ucapin setelah kejadian ini.
Gue hanya tersenyum dan tertawa kecil. Gue genggam tangannya yang ada di porseneling sebelum dia merubah status netral mesin mobil.
"We still friends right? Karena gue sama sekali nggak tau perasaan gue ke elo apa Fer."
Karena gue sendiri bingung kemana hati gue Fer.
Ferly membalas senyum gue dan menggenggam tangan gue erat.
"Gue bakalan siap nunggu kok, Lun. Seperti yang udah udah."
Dan kami pun tersenyum satu sama lain. Senyum rapuh yang menjelaskan bahwa tali persahabatan ini masih membingungkan kami berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
RomantizmSemua orang pasti punya yang namanya teman dekat, sahabat, saudara bahkan orang yang disayang. Di cerita yang kedua ini hanya sebagian kecil dari permasalahan remaja. Hanya cerita tentang cinta yang terungkap dan hanya menjadi sahabat tanpa berusaha...