Edelweiss

3K 139 2
                                    

17.00

"Lo pulang sama siapa, Del?"ucap Ferly sedikit membuatku melirik padanya.

Dia care.

"Kenapa? Lo mau nganter? Hahaaa"canda Edelweiss saat menangkap tatapanku hang nggak biasa.

"Yah misalnya lo nggak ada tebengan sih. Tapi, gue cuman naik motor itu pun berdua Luna."ucapnya.

Oh, jadi lo mau ngorbanin gue saat lo modus sama die. Tega benerr..

"Nggak papa?"ucap Edelweiss meyakinkan.

Ah lu kok tega juga sih jadi cewek. Terus gue naik taxi getoh?

"Ya udah gue ngalah deh gue naik taxi."ucapku dan langsung mengarah ke tukang taxi di depan yang udah stay nungu penumpang.

"Bye"ucapku pada Ferly dan pergi.

Gue pun jalan seribu langkah lebih cepat atau bisa dibilang setengah berlari dengan hati dongkol.

Arghh kok bisa sih. Taik memang.

Brukk

Pintu taxi ku banting dan langaung aja gue bilang sama sopir taxi alamat rumah gue.

***

Setengah bagian dari coklat yang utuh udah gue abisin. Bayangkan ini mood nggak berubah juga coba. Huft.. Bete gue sama Edelweiss atau siapalah dia. Ferly juga kan gue minta temenin ke RS bukan berarti habis jenguk pulangnya nggak tanggung jawab.

"Aaaaaaaaa nyebelin......"teriak gue yang masih gulang-guling di atas ranjang.

"Apaan sih,Mbak"

Putri masuk dengan muka cengo. Jadi gue teriak kedengaran yah?

"Gue rese kalo lagi bete. Sana sana."ucap gue ke dia dan bukannya pergi malah mendekat.

Oh Tuhan anak zaman sekarang kepo banget gilaks.

"Emang kenapa sih mbak? Penasaran akunya."ucap Putri udah nyiapin telinga bener-bener dan posisi wenaknya.

"Yah bete gue. Bayangkan masa si siapa sih itu Edelweiss iya si itu. Ngekode gitu tadi minta diantarin pulang sama Ferly. Gue ditinggalin Ferly. Kan rese."ucap gue sambil ngedumel dan masih nelen coklat yang tersisa.

"Edelweiss?? Kakak yang suka pakek kupluk dan rambutnya dimasukkin itu ya?"ucap Putri.

Putri tau? What the...

"Kak Edelweiss yang sering main sama aku kak dirumah Bude. Aku gak tau dia itu sepupunya Kak Ega soalnya kayak lain sepupu gitu juga. Kakaknya baik kok."ucap Putri manggut-manggut.

Baik ya? Jadi dia kek malaikat gitu kan. Gue ? Devil?

"Kenapa sih Kak? Bengong sendiri, cemberut sendiri."

"Ahhhh Putri tau" sambungnya cepat.

"Kak Luna cemburu kan. Eciyeeeeee"ucap Putri dan sudah berlari keluar.

"Ya nggak lah !"

Awas lo entar gue tendang dari ni rumah kalo ngejek gue lagi.

"Yah gue nggak mungkin cemburu kali ih males deh."

Gue pun ngecoba ngecheck sosmed deh.

Ah iya Line dari Ega lupa gue bales.

Cepet sembuh jelek.

Send

Ega sakit apa sih ya? Gue jadi kefikiran soalnya nggak biasa aja tuh anak cuek. Arghh ini juga pasti gegara gaya sok sehat dan diet makan nya dia kan. Mana badan udah kurus juga.

Tingtung

Iya Bunga... Tunggu kedatangan gue. Lo jangan pernah bosan nunggu gue. Hahaa.

Ihh ni anak PD banget sumpah.

Iyy....

I'm gonna pick up..

"Hallo.."ucap gue. Sekilas gue balik lagi nih layar buat mastiin orang yang nelfon.

Ega.

"Tumben lo nelfon? Kenapa? Sepi kan gak ada gue? Hahaahaa"ucap gue PD gila but sudahlah kali aja Ega kehibur.

"Kalo gue nggak sakit mungkin gue getok pala lu. Eh iya besok datang kan? Gue mau ngasih sesuatu. Good night."

Klik

Suara dari seberang sana terputus seketika.

Iyyee gue nunggu kok.

Send.

1 menit, 2 menit, 5menit..

Nggak di read -.- ah mungkin dia lelah.

Gue check lagi timeline.

Ega

Night, Bunga. *stiker tidur chantix*

Semburat senyum pun terpancar di wajah gue. Arghh ni anak berubah mulu napa coba.

Gue coba scroll lagi dan ada something yang bikin gue nggak nafas.

Ferly

Keep be my Edelweiss.

Kretek.

What? Ferl....

"Argh......."ucapku teriak saat itu juga dan membanting handphone gue ke kasur. Kalo ke lantai dalam keadaan gini pu  gue masih mikir.

Gue sendiri nggak tau gue kenapa. Sampai gini dan sekarang muka gue udah berderai airmata.

Apa salah gue nggak mau orang lain ada di sisi Ega selain gue? Apa salah gue iri sama Edelweiss sekarang?

Kenapa harus ada Edelweiss?

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang