3

4.5K 574 50
                                    

Selesai makan mereka berjalan kembali menuju kuil tempat mereka datang. Matahari mulai tinggi dan jalanan tidak seramai sebelumnya. Qingheng Jun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membeli beberapa camilan di pedagang yang dilewati. Dia seperti sedang tamasya.

Qingheng Jun melirik anaknya yang berjalan di sebelahnya. Tiba-tiba dia terkekeh. Lan Wangji jadi menatapnya dengan ekspresi bertanya versinya.

"Tidak, aku hanya baru menyadari jika kita seumuran." Katanya dengan riang. "Aku hanya beda satu tahun lebih tua darimu."

Lan Wangji sama sekali tidak memikirkan itu.

"Fuqin.. mengenai ibu.."

"Kau harus bertanya langsung padanya." putusnya cepat. "Ada hal-hal yang lebih baik mendengar dari orangnya langsung dibandingkan pihak ketiga."

Mereka tiba di kuil itu. Qingheng Jun menggambar array pemendek jarak. Kali ini mereka tidak muncul di gua tempat mereka pergi, tapi di dalam ruangan gubuk kecil ayahnya. Lan Wangji merasa jika ayahnya sebenarnya sedang pamer kekuatan. Jika mereka bisa melakukan ini dari awal, kenapa mereka susah payah melalui jalur gunung yang licin?

"Aku harus mengambil ini kembali sebelum kamu menyalahgunakannya."

Qingheng Jun melepaskan ikatan pita dahi yang dia berikan pada Wangji sebelum berangkat.

"Apa yang berbeda dari pita dahi itu?"

Memang dalam sekte Lan, pita dahi diberi semacam kekuatan magis. Hanya keluarga utama yang tahu jika pita dahi itu sebagai alat pendeteksi untuk mengetahui jika seseorang keluar-masuk pelindung Gusu. Orang yang bisa merasakan barier juga hanya para tetua dan ketua sekte.

"Aku akan mengatakan rahasianya saat kamu sudah memiliki pedang sendiri." jawabnya ringan.

Mereka mengganti pakaian kembali dengan seragam Gusu.  Qingheng Jun bahkan membantu Wangji berpakaian seolah lupa kalau anak itu sudah berumur tiga puluh tujuh tahun. Dia sedang menikmati dirinya menjadi ayah.

"Bersikaplah senormal mungkin. Jangan membuat pamanmu curiga. Kalau tidak kau akan terus diawasi."

"Mn."

Pada akhirnya Wangji tidak mendapatkan apa-apa. Walau begitu mengetahui Wei Ying sudah diambil oleh ketua sekte Jiang membuat dia sedikit tenang. Dia sebenarnya berharap bisa lebih cepat membawa Wei Ying ke Gusu, jadi tidak perlu berpisah terlalu lama.

........................................................................

Lan Wangji memikirkan cara untuk berkomunikasi dengan ibunya. Setiap akhir bulan dia akan mendapat kesempatan bertemu. Tapi masalah lain adalah kakaknya akan ikut serta. Akan terlihat aneh jika dia berbicara terlalu banyak.

Saat hari pertemuan datang, Lan Wangji sudah bersiap. Dia dan kakaknya belajar dari pagi hingga siang. Selesai makan siang mereka masih harus belajar lagi sampai pamannya datang untuk mengantar mereka ke kediaman ibunya.

Lan Wangji baru menyadari jika keluarga ini benar-benar menyiksanya waktu kecil. Jika dia sampai di kediaman ibunya saat pukul empat dan akan dijemput lagi pukul enam, waktu bertatap muka sedikit sekali. Jika itu dirinya saat kecil, dia hanya akan menahan rasa antusias untuk dapat bertemu ibunya. Tapi sekarang dengan pikiran dewasanya, Lan Wangji menyadari tempat ini begitu tidak adil.

Ibunya selalu menyambut mereka dengan senyum. Bertanya macam-macam dan mengajak mereka bermain, sesekali menjahili. Lan Wangji tidak bisa menahan perasaan sesak di dada. Ibunya menyadari raut sedihnya dan segera memeluknya. Hari itu Lan Wangji mensyukuri dia kembali ke masa lalu sebagai anak kecil.

Don't Mess Up With HanGuang JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang