13

3.3K 386 33
                                    

"Lan Zhan, sedih sekali kita bersama cuma sebentar. Sudah harus berpisah lagi. Aku rindu. Lihat, kau belum pergi saja aku sudah rindu. Bagaimana nanti kita berpisah lama. Apa Lan er-gege juga akan rindu padaku?"

"Mn."

Lan Wangji tidak bisa menahan diri untuk tersenyum tipis. Dia juga belum ingin berpisah. Dia masih ingin tinggal bersama Wei Ying. Mau di Gusu ataupun Burial Mounds, yang penting ada Wei Ying.

"Jangan sampai sakit di jalan. Kalau Luo shizun macam-macam, nanti katakan saja padaku agar aku bisa memarahinya."

"Kau berani padaku bocah?" kesal Luo Yunxi.

Wei Wuxian hanya nyengir. Dia kembali berbalik pada Lan Zhan. Wei Wuxian mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Ada sebuah benda kecil dengan tali panjang. Sebuah kalung dengan bandul berbentuk lingkaran yang diukir kelinci. Dia memberikannya pada Lan Wangji.

"Apa ini?"

"Itu token untuk melewati barier di burial mounds. Jadi kau bisa datang ke sini kapanpun kau mau."

Senyum yang diberikan Wei Wuxian sangatlah cerah. Mata Lan Wangji sampai silau melihatnya.

"Wei Ying..." tatapan tuan muda kedua itu sangat lembut dan penuh cinta.

"Sini aku bantu memakaikannya."

Wei Ying dengan hati-hati melingkarkannya pada leher Lan Wangji. Dia memberikan satu akses penuh untuk masuk ke tempat tinggal Wei Ying. Sesuatu yang sangat berharga. Kepercayaan penuh padanya.

"Akan lebih bagus kalau dari giok. Tapi hasilnya tidak terlalu bagus untuk menahan resentment energy yang melingkupi barierku. Jadi aku menggunakan perak murni. Bagaimana, bagus tidak?"

"Mn."

Lan Wangji mendengar Luo Yunxi menghela napas malas. Dia bisa melihat bahwa orang itu memutar bola matanya, mengingatkan Wangji pada Jiang Cheng.

"Shizuuuun!"

Murid yang bernama Wei Feiyu itu mendekat dan langsung bergelantungan di jubah Luo Yunxi.

"Shizun, shizun benar mau pergi? Izinkan murid ini ikut." rengek si anak anjing bertubuh tinggi.

"Feiyu." Luo Yunxi menatapnya tajam. "Jika kau hanya ingin bolos belajar, aku kurung kau ditempat paling menjijikkan yang bisa aku temui." ancamnya dengan mata melotot.

"Shizun, kasihanilah murid ini."

Mereka semua sudah bersiap keluar dari Burial mounds. Tidak seperti di masa lalu, kali ini burial mounds dikelilingi barier yang bertugas untuk menahan energi negatif dan mayat berjalan yang kadang masuk ke pemukiman. Ditambah juga dengan ilusi, jadi membuat orang luar susah menemukan jalan masuknya. Orang yang tidak memiliki izin atau undangan dari Wei Wuxian tidak akan bisa melihat burial mounds.

"Shizun, semua sudah siap. Kita bisa berangkat." kata Luhan.

Lan Wangji merasakan tatapan mata dari guru Wei Ying itu. Dia mengangguk kecil. Lan Wangji berjalan menuju kuda besar yang menunggu untuk ditaiki.

"Siapa yang bilang kalau kau akan naik kuda?" suara tegas Luo Yunxi. "Kau masuk ke kereta."

Lan Wangji merasa bingung. Bukankah Luhan yang akan berada dalam kereta bersama kakaknya?

"Lan er-gongzi, saya tahu Anda sangat  bersemangat untuk berangkat. Tapi kaki Anda masih belum baik untuk melakukan perjalanan jauh dengan menunggang kuda. Sebagai tabib, saya tidak akan mengizinkan Anda berkuda. Karena jika kaki anda rusak, tidak akan ada yang bisa menggantikannya." jelas Luhan pelan-pelan. 

Don't Mess Up With HanGuang JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang