14

3.6K 383 111
                                    

Luhan sedikit bingung dengan perkataan Nyonya ini. Sekte yang memakai kembang api berwarna merah? Tapi dia ingat sih Wei Wuxian pernah sibuk membuat kembang api untuk mainan anak-anak katanya. Memangnya dimana dia menyulut kembang apinya?

"Um, maaf Nyonya. Anda mungkin salah paham. Kami bukan sekte. Kami hanya sebuah klan kecil."

"Ah begitu. Oh maaf dimana sopan santunku. Saya Guo Liying dari Baling-Ouyang. Saya istri ketua sekte Ouyang."

Kali ini Lan Wangji yang kaget. Istri dari ketua sekte Ouyang? Ibu dari Ouyang Zizhen?

"Nyonya, saya akan mengobati luka bakar Anda. Bolehkah bayi Nyonya saya titipkan untuk dipegang orang lain?"

Nyonya Guo terlihat ragu. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada bayi dipelukannya.

"Hanguang-jun yang akan memegangnya. Dia bisa dipercaya." kata Luhan cepat tanpa meminta persetujuan dari yang punya gelar.

Karena nama itu, kini Nyonya Guo melihat ke arah Lan Wangji dengan pakaian putihnya dan pita dahi yang berkibar di angin malam. Dalam kegelapan hutan, sosok putih Lan Wangji terlihat bersinar seakan memiliki cahaya tersendiri dari pori-pori tubuhnya. Nyonya Guo terpana akan wajah tampan salah satu dari Giok Gusu itu. Tanpa protes dia menyerahkan bayinya. Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan orang-orang Lan.

Lan Wangji merasa kaku saat diberikan buntalan berisi bayi tersebut. Kulit bayi itu masih merah dan matanya tertutup rapat. Sangat ringan ditangan. Dia tidak pernah memegang bayi sekecil ini. A-Yuan dulu sudah berumur empat tahun saat mulai dirawat Lan Wangji. Di sektenya juga dia tidak pernah melihat bayi.

Luhan menyuruh wanita itu duduk agar dia bisa sambil mengobati luka bakarnya. Luhan membersihkannya dengan air sebelum membalurkan ramuan lengket berwarna hijau dari pot kecil yang dibawanya. Nyonya itu merasa dingin pada luka bakarnya.

"Sekte kami tiba-tiba diserang oleh pasukan kultivator Wen. Orang-orang itu tanpa perasaan membakar rumah kami seakan mereka sedang pesta. Padahal kami hanya sekte kecil dan tidak pernah berani menentang sekte besar seperti Qishan Wen." dia mulai bercerita.

"Aku sebenarnya sudah meminta suamiku untuk segera melakukan perundingan dengan Sekte Yunmeng-Jiang karena kami masih merupakan anak cabang sekte itu. Terutama setelah keponakanku kembali dari pembelajaran di Qishan dan mengatakan kalau mereka sempat terjebak di goa berisi monster tanpa senjata apapun. Suamiku pergi ke Yunmeng Jiang tanpa membuahkan hasil."

"Tanpa hasil?" kali ini  Lan Wangji bertanya.

"Ketua Sekte Jiang meminta kami untuk tenang dan menunggu. Lihatlah apa yang terjadi. Kami menunggu dan hasilnya seperti ini!" Nyonya Guo terisak. "Sekte kami dibakar. Suamiku menyuruhku untuk melarikan diri membawa bayi kami. Bayi kecil kami yang baru berumur dua hari. Suamiku memasangkan talisman agar bayi itu tidur sepanjang aku berlari. Tapi mereka terus mengejar. Aku takut, sangat takut kami tidak akan selamat. Tapi syukurlah dewa masih berbaik hati mempertemukan aku dengan kalian. Syukurlah. Terima kasih... terima kasih."

Luhan selesai membebat luka bakar dan luka ringan di kaki. Dia tahu luka itu pasti akan membekas. Terutama luka bakar yang parah itu.

"Apa bayimu juga terluka?"

"Tidak, tidak. Aku berusaha keras melindunginya. Aku yakin dia tidak terluka."

"Boleh saya periksa?"

"Tentu saja tabib Luhan."

Luhan tersenyum lembut dan segera mengambil bayi kecil itu dari gendongan Lan Wangji. Dia membuka balutan kain dan melihat talisman yang ditempelkan di badan bayi. Setelah memeriksa tidak ada yang salah dengan bayi itu, Luhan mengembalikannya pada ibunya. Nyonya Guo langsung tersenyum sambil memeluk bayinya.

Don't Mess Up With HanGuang JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang