7

5.1K 501 168
                                    

Matahari belum muncul di ufuk timur, tapi Lan Xichen sudah bangun dan berpakaian rapi. Sudah jam 5 pagi memang. Dia sedang membantu mengeringkan tubuh ayahnya sebelum membantunya berpakaian.

Suara ketukan di jendela mengalihkan perhatiannya. Dia bergegas membuka jendela kamarnya. Seekor burung gagak bermata merah bertengger di sana. Di tengah kepala hitam gagak, ada cahaya kecil berkelap-kelip samar. Lan Xichen memicingkan matanya.

"Apa itu... kunang-kunang?" gumamnya.

Belum sempat menyentuhnya, gagak itu terbang menghindari Lan Xichen. Makhluk itu mendarat di bahu Qingheng Jun yang tidak berpakaian. Mata merah burung itu bersinar lebih terang. Kepalanya dia gesekkan pada pipi Qingheng Jun.

Ayahnya bergumam sambil mengarahkan dagunya pada meja, tepatnya pada surat di meja. Lan Xichen mengerti dan segera mengambilnya. Xichen menulis surat itu sebelum mereka tidur semalam. Surat untuk teman ayahnya.

Xichen berpikir kalau dia harus mengikat surat itu di kaki burung gagak. Saat di dekati, gagak itu turun ke pangkuan ayahnya dan mematuk tangan ayahnya hingga berdarah.

"Apa yang kau lakukan?!" panik Xichen.

Gagak itu mengepak-ngepakan sayapnya membuat suara berisik. Hewan itu menunjuk surat dengan paruhnya kemudian menunjuk luka di tangan ayahnya.

"Apa kau ingin aku membubuhi surat dengan darah ayahku?"

Burung itu menganggukan kepalanya dengan keras. Xichen menoleh pada Qingheng Jun. Ayahnya memberi respon dengan mengangguk.

Xichen sebenarnya tidak mau. Darah adalah suatu esensi spesial. Dalam dunia kultivasi, darah memiliki nilai magis yang kuat. Memberikannya sembarangan itu tidak baik. Tapi dia punya pilihan selain menurut.

Dia menempelkan ujung kertas surat yang sudah dilipat sedemikan rupa pada luka di tangan ayahnya. Hanya sebentar sampai darah menempel di kertas, burung gagak itu langsung merebutnya dan terbang ke luar jendela.

Xichen menutup jendela. Dia kembali ke sisi ayahnya dan mengambil tangannya yang terluka. Golden core ayahnya masih belum bekerja dengan baik, jadi luka sekecil ini tidak langsung menutup. Mungkin juga gagak tadi memiliki sesuatu yang membuat luka tidak langsung tertutup.

Xichen menjilat luka itu sambil menatap wajah ayahnya. Dia tersenyum saat luka itu kembali tertutup. Lalu melanjutkan kegiatannya untuk memakaikan pakaian dan merapikan rambut ayahnya.

................................................

Lan Wangji berpamitan dengan paman dan kakaknya setelah sarapan. Dia tidak mau membuang waktu, jadi di melesat ke gunung dafan dengan pedang. Dengan mudah mendapatkan Yin metal di sana walau harus berkelahi dulu dengan patung Dewi menari 'seorang diri'.

Dua buah kepingan Yin metal sudah ada di tangannya. Energi negatifnya sangat berat walau sudah disegel dalam kantung qiankun khusus. Di masa lalu, satu kepingan lagi didapatkan Xue Yang dan disembunyikan entah di mana. Jika saja dia bisa menemukannya.

Lan Wangji memilih beristirahat di sebuah penginapan. Sudah empat malam dia mencari jejak yin metal yang lain. Xue Yang dulu pernah membantai keluarga Chang. Dia sempat ke sana untuk mengecek jika yin metal ada atau tidak. Tapi yang mengejutkan keluarga Chang semuanya masih hidup, tidak ada yang dibantai. Walau begitu sikap mereka sangat arogan dan sombong saat dia berkunjung ke sana. Pantas saja di masa lalu Xue Yang menaruh dendam pada keluarga itu.

Lan Wangji mencoba bermeditasi. Tapi pikirannya melayang ke hal lain. Dia memikirkan masa lalu dan masa kini. Hal yang terjadi di timeline miliknya dan tidak terjadi di timeline ini.

Don't Mess Up With HanGuang JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang