18

3K 298 51
                                    

Hari masih tergolong pagi. Tolong garis bawahi hari masih pagi. Langit di atas area burial mounds memang tergolong gelap karena konsentrasi energi negatif yang menumpuk di sana. Tetap saja hari masih pagi untuk melakukan aktivitas olahraga yang menyenangkan dan menyehatkan.

"Ahhh...nnn...aah"

Dua orang laki-laki sedang melakukan aktivitas olahraga menyenangkan. Sampai keringat bercucuran dari tubuh mereka dan membuat kulit licin mengkilap.

"Ngghhh... aaahh..."

Laki-laki yang lebih kurus melengkungkan punggungnya. Bagian depannya menempel pada bunga-bunga merah. Sedangkan bokongnya terangkat tinggi dengan kaki yang rapat. Daerah punggung, pinggul dan pahanya memerah dengan bekas gigitan.

"Lan Zhan... ah... terlalu dalam ng..."

Orang yang dipanggil dalam desahan itu hanya menggeram rendah. Dia meraba tubuh putih pasangannya. Tangannya sampai pada titik tegang di bagian dada. Dia pelintir keras hingga membuat pemiliknya menangis.

"Argh Lan Zhan! Lembut! Yang lembut! Aku habis sakit... bisa-bisanya kau gempur begini."

Tuan itu merespon dengan menggigit pundak kekasihnya keras. Pinggulnya menyentak keras. Kekasihnya semakin dibuat pusing. Wei Wuxian bisa merasakan gelombang energi dari setiap hentakan itu. Matanya mulai tidak awas.

"Lan Er-gege, astaga kenapa kau sangat bersemangat? Ini masih pagi. Lan Er-Gege apa tidak kasihan pada pria lemah ini. Itu sakit Gege, sakit."

Orang yang menyebut dirinya lemah masih bisa berceloteh panjang dalam posisi ini. Lemah dari mananya? Orang lain yang mendengar pasti sudah geleng-geleng kepala. Orang yang lemah ini bahkan menjepit pedang Wangji dengan lebih semangat. Bagaimana Tuan Muda Kedua Lan tidak semakin bersemangat juga.

Lan Wangji memutar tubuh Wei Wuxian yang tadi menungging. Gerakan cepat itu membuat sensasi tidak terkatakan pada orang dibawahnya. Rasanya bagian bawahnya jadi tidak karuan. Lan Wangji langsung melumat bibir kenyal Wei Wuxian untuk menelan kata-kata yang akan dia lontarkan. Laki-laki itu langsung memeluk punggung mulus Lan Wangji tanpa luka kasar 33 cambukan kedisiplinan.

Pria Lan itu kembali menusukan pedangnya dengan tenaga yang besar. Wei Wuxian menjerit dan mencakar. Jari-jari kakinya meremas. Dia terlonjak-lonjak beberapa kali sebelum melenguh panjang. Putih memenuhi matanya dan hilang kesadaran selama beberapa detik.

Lan Wangji menempelkan kepalanya di pundak Wei Wuxian. Dia mengatur napas sambil  melemaskan otot-ototnya. Suara detak jantung kekasihnya terdengar cepat dan kuat. Irama yang perlahan membuat ketegangan hatinya menurun. Rasanya sangat nyaman hanya seperti ini saja seharian. Memanjakan kekasihnya dan balik dimanjakan juga. Lan Wangji merasakan kecupan di kepala.

"Lan Zhan, aku tidak keberatan terus seperti ini. Tapi ku rasa sudah waktunya kita kembali."

Lan Wangji bergumam tidak suka.

"Iya, iya Er-gege. Tapi aku hanya ingin memastikan Luo Shizun sehat dan tidak makan anak-anak yang diajarnya."

Lan Wangji malah mengusap leher Wei Wuxian dengan hidungnya. Masih mencari cara agar mereka tidak perlu bangun. Kekasihnya hanya tertawa menerima tingkah absurd Lan Wangji.

"Oh ya ampun Hanguang jun. Apa kau sedang merajuk? Haha, dan orang-orang tidak percaya kau ini lucu."

Pada akhirnya mereka bangun untuk mandi. Ada sumber air kecil di dalam gua. Cukup mengejutkan karena air itu bersih. Bahkan berkilau seperti memiliki energi spiritual.

"Jangan tanya aku kenapa bisa begitu. Aku hanya menumpang di sini tidak tahu apa-apa."

Mereka tidak lama menyelesaikan keperluan mandi. Wei Wuxian membuat selubung hitam dari resentment energy dan membawa mereka kembali ke rumah-rumah burial mounds. Dia melangkah dengan hati-hati dan berusaha menahan ringisan. Lan Wangji merasa iba. Tapi Wei Yingnya sedang tidak ingin digendong karena sedang jaga imej. Terlebih keluarga Jiang masih di sini.

Don't Mess Up With HanGuang JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang