Edisi spesial
Burial Mounds merupakan nama yang menyeramkan untuk disebut. Para kultivator selalu menghindari tempat ini. Mereka menyebut burial mounds sebagai neraka dunia. Sepanjang hamparan tanah penuh dengan mayat dan energi kebencian yang pekat. Saking pekatnya kultivator yang tidak kuat bisa mengalami penyimpangan qi hingga mati. Sayangnya itu tidak berlaku bagi kumpulan orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai klan Wei.
Daerah itu menjadi tempat menetap orang-orang yang tidak punya tujuan, saudara, kerabat, rumah ataupun harta. Mereka yang hidup di sini terikat oleh nasib dan kepahitan hidup. Saling berbagi dalam wilayah kecil yang paling ditakuti dunia luar. Terlindung barier tebal, array yang membingungkan dan kumpulan pasukan mayat yang berpatroli.
Wei Wuxian yang pertama membuka lahan tempat itu. Baik di kehidupan pertama, kedua, dan ketiga. Tempat itu bahkan menyambutnya sebagai kawan lama. Di kehidupannya kali ini dia bisa membersihkan tempat itu lebih baik karena ada Guru yang menemani. Tempat itu jadi lebih layak huni.
Kebanyakan penghuni burial mounds sekarang adalah anak-anak jalanan yang bernasib sama dengan Wei Wuxian. Tidak punya siapa-siapa untuk bergantung. Karena itu walau tubuhnya yang sekarang masih tergolong muda, sikapnya sudah seperti orang tua yang memiliki anak. Wei Wuxian tidak malu memanggil mereka dengan nama little ducklings atau little rabbits. Di mata Wei Wuxian mereka kecil-kecil dan lucu.
"Uhuk-uhuk!"
Hari ini Wei Wuxian sedang melakukan percobaan pada talisman baru yang sedang dikerjakannya. Dia ingin membuat talisman yang aman untuk digunakan saat perang. Talisman yang bisa meledak saat ada orang yang berniat jahat mendekat. Terutama untuk melindungi camp pasukan. Luo Shizun yang mendengar suara ledakan segera keluar, meninggalkan murid-muridnya yang belajar kaligrafi.
"Wei Wuxian!"
Luo Yunxi berjalan cepat ke arahnya sambil mengecek seluruh tubuhnya. Hanya mukanya saja yang hitam karena efek ledakan.
"Aku tidak apa-apa Shizun. Ini hanya ledakan biasa."
Luo Yunxi berdecak. "Bersihkan tubuhmu sekarang. Sudah cukup mengotak-atiknya hari ini. Kau belum makan, belum mandi, bahkan bajumu saja belum ganti dari kemarin."
"Kalau aku ganti saat mengerjakan ini, nanti akan menambah banyak cucian. Oh itu mengingatkanku. Aku harus mencoba mencari cara agar baju seperti ini tidak terbakar saat ledakan dan bisa membersihkan sendiri saat sulit air. Ide bagus bukan guru? Dengan begitu kita tidak akan terlihat terlalu dekil saat berperang."
Luo Yunxi hanya menggeleng dengan gemas. Dia akui itu ide bagus. Tapi kalau tidak segera dihentikan, anak ini akan lupa mengurus dirinya sendiri. Maka dia menyeretnya untuk dilempar ke sumber air terdekat, kolam darah.
"Shizuuuun."rengek Wei Wuxian.
Dengan pakaian basah dan berbau tidak sedap, anak itu akan terpaksa mandi. Selama Wei Wuxian sibuk, anak-anak didik Luo Yunxi sudah menyiapkan sesuatu. Mereka cekikikan dengan apa yang mereka buat. Deng Lun hanya memantau dari jauh tidak ikut merusuh.
"Apa sudah selesai?" Luhan bertanya pada anak-anak.
"Sudah Luhan gege!"
"Oke, jadi siapa yang mau mengajak Xian-gege ke sini."
"Aku! Aku!" Xue Yang melompat-lompat dengan semangat.
"Baiklah, silakan Xue Yang."
Senyum yang diberikan Xue Yang membuat Luhan tiba-tiba menyesali keputusannya. Senyum anak itu berarti masalah akan datang. Tapi anak itu sudah lari duluan sebelum Luhan bisa menghentikannya.
Tidak lama terdengar suara teriakan dari dalam gua tempat Wei Wuxian tinggal.
"Xue Yang!"
Kemudian suara langkah kaki yang saling berkejaran.
"Anak bandel! Bisa-bisanya kau menaruh potongan lidah di pakaianku!"
"Kan aku sudah bilang aku ingin menunjukkan skill baruku."
"Tapi tidak seperti itu juga Xue Yang!"
Tawa bocah laknat itu menggelegar. Dia berlari masuk ke dalam ruang belajar utama dan menutup pintu lagi. Wei Wuxian mengikuti. Dia membuka pintu dengan kasar. Suara ledakan kecil mengagetkannya.
"Selamat Ulang Tahun Xian-Gege!" suara anak-anak berteriak berbarengan.
Ruang belajar yang biasanya sangat polos kini dipenuhi tulisan besar berwarna merah. Ada lukisan chibi Wei Wuxian dengan hiasan cabe di rambutnya yang disusun layaknya flower crown. Makanan-makanan lezat berjajar di atas meja bersama kendi-kendi arak.
"Kalian semua..." Ah Wei Wuxian terharu. "Terima kasih."
"Ayo kita pesta!"
Setelah Wei Wuxian mengatakan beberapa kata, dia mempersilakan semuanya untuk makan. Deng Lun yang sama gilanya pada arak, mengambil minuman itu paling pertama dibanding hidangan lain. Dia langsung menuang arak itu untuk bersulang dengan yang sedang ulang tahun. Luo Yunxi menggelengkan kepalanya.
"Kau baru tujuh belas. Jangan minum banyak."
"Jiwaku lebih tua dari itu Guru. Biarkan aku minum."
"Jiwamu iya. Tapi tubuh ini masih muda. Pikirkan kesehatan lambung dan livermu." Luo Yunxi menempeleng kepala Wei Wuxian.
"Shizun memang sangat perhatian. Murid ini senang." sambil meniru gaya bicara seorang murid.
"Aish. Berhenti berkata seperti Feiyu. Kau menyebalkan."
"Shizun memanggil saya?" yang bersangkutan datang.
Luo Yunxi mendengus kesal dan pergi ke tempat lain. Feiyu yang yakin dirinya dipanggil Luo Yunxi segera mengikutinya. Kedua Guru dan murid itu menghilang entah kemana.
"Anak-anak menyiapkanmu kado. Bukalah sekarang." kata Deng Lun.
"Eh kado?"
Ada kotak besar di sudut ruangan. Kotak itu berwarna hitam. Hampir tidak terlihat karena keramaian orang. Wei Wuxian menuju ke sana. Orang-orang berhenti bicara untuk melihat dengan antusias. Wei Wuxian menarik tutupnya tanpa ragu. Dia tertawa keras.
"Lan Zhan!"
Di dalam kotak itu ada seorang tuan muda kedua yang duduk dengan kaki dilipat. Duduk sikap Lan yang sangat rapi. Pakaian putihnya berganti dengan jubah hitam dan merah. Hampir sama dengan yang Lan Zhan pinjam saat habis keluar dari Gua Xuanwu. Dia memakai pita dahi merah dengan tambahan pita di leher seperti kado.
"Selamat ulang tahun Wei Ying." katanya dengan tampang serius.
Wei Wuxian langsung mencubit pipinya dengan gemas. Wajah Tuan Muda Kedua Lan di masa muda sangat menggemaskan. Bagaimana mungkin dia tidak jatuh cinta.
Wei Wuxian menarik Lan Wangji untuk bangun. Dia menggandengnya keluar. Kemudian menutup gua Demon Slaughter dan memasangkan berbagai macam talisman peredam suara. Biarkan dia menikmati hari kelahirannya bersama orang tercinta.
Happy birthday Wei Wuxian, Wifi-nya Hanguang Jun tercinta.
Edisi spesial ultah jadi tidak berhubungan dengan plot. 😌🎂💕💝
888kata31/10/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Mess Up With HanGuang Jun
FanfictionGambar cover by IG: @narumi_febrian Edit cover by me with Canva.com Jangan comot cover saya ya. Saya commision khusus untuk fanfic ini. Lan Wangji, sang HanGuang Jun ternama yang di kenal dunia kultivasi sebagai seorang kultivator kuat yang menjunju...