Satu hal yang patut disyukuri Lan Wangji adalah tidak terjadi apa-apa setelah itu. Terima kasih kepada siapapun deity di atas yang masih menyelematkan kesucian lubangnya. Jujur saja dia tidak tahu siapa yang menusuk dan ditusuk diantara mereka berdua.
Suhu tubuh kakaknya naik-turun. Jadi saat suhu tubuhnya mulai tinggi, dia melepaskan kakaknya dan kembali berpakaian dengan rapi. Luhan juga sangat ketat memantau kondisi kakaknya sepanjang perjalanan. Mereka akan berhenti sebentar untuk merebus obat sebelum melanjutkan perjalanan. Kakaknya akan dibangunkan paksa untuk minum obat.
Lima hari perjalanan mereka bukan tanpa halangan. Mereka melihat beberapa sekte kecil lain yang diserang. Lan Wangji dan Luo Yunxi akan turun tangan untuk membantu. Lan Wangji ingat di masa lalu dia juga melakukan ini sambil mencari Wei Ying. Tapi di masa ini, semua terjadi begitu cepat. Dulu dia berumur delapan belas tahun saat Wen mulai melakukan tindakan anarkis. Sekarang dia bahkan belum sampai tujuh belas tahun saat Wen mulai menancapkan cakarnya.
"Perang akan datang lebih cepat dari yang diperkirakan." ujar Luo Yunxi. "Tidak akan ada yang siap untuk ini."
Lan Wangji setuju. Perang tetap tidak akan terelakan. Mereka harus melewati ini lagi. Lan Wangji masih tidak bisa melepaskan mimpi buruk perang di masa lalu. Para kultivator saling bertarung. Pedang spiritual yang seharusnya digunakan untuk melawan demon, yao, atau gui malah digunakan untuk membunuh kultivator lain.
Tapi setidaknya kali ini dia tahu Wei Ying aman.
"Wangji." kakaknya berucap lemah. "Apa kita masih jauh?"
Suhu tubuh Lan Xichen sedang tinggi. Luhan menancapkan beberapa jarum akupuntur untuk mengeluarkan kelebihan energi spiritual. Wangji bisa melihat kakaknya kesakitan untuk sekedar duduk. Hatinya sedih melihatnya. Kakaknya selama ini adalah sosok yang kuat dan tenang. Selalu bisa menjadi dinding pelindung antara dia dan sekte. Sekarang dia sakit karena kutukan yang belum ada penangkalnya membuat Lan Wangji iba. Walau kakaknya banyak melakukan kesalahan, terutama dengan perasaannya pada Jin Guangyao di masa lalu, dia tetap sosok kakak terbaik yang hadir di hidup Wangji.
"Setengah hari lagi kita akan sampai." jawabnya.
"Ah begitu." Lan Xichen meringis memegang dadanya.
"Xiongzhang, apa perlu berhenti sebentar?"
"Tidak-tidak. Sebentar lagi kita sampai. Aku bisa menahannya."
Setelah itu dia menutup mata dan mencoba bermeditasi. Sangat sulit dengan rasa sakit dan panas tidak tertahankan. Luhan mengajarkan Lan Xichen untuk meredupkan energinya jika sedang demam agar golden corenya tidak meledak. Tapi tetap saja itu pelajaran yang sulit. Selama ini Lan Xichen mempelajari kultivasi untuk menguatkan golden core-nya, bukan meredupkannya.
Kabut mulai datang. Mereka memasuki kawasan pegunungan. Lan Wangji sudah melihat pohon-pohon familiar yang ada di gunung Gusu. Luo Yunxi melambatkan kudanya agar bisa berbicara dengannya melalui jendela.
"Apa kita akan terus lewat jalan utama? Atau ada jalan lain?"
"Jalan lain ke arah barat di persimpangan. Itu jalan belakang dekat air terjun."
Setelah Wen Xu menyerang malam itu, dia kembali keesokan harinya hanya untuk memasang benda sekte Qishan Wen. Bangunan-bangunan utama diambil, jadi akan percuma kalau masuk lewat pintu depan.
Sayangnya jalan belakang bukanlah jalan untuk kereta. Jalan setapak kecil melewati hutan yang akan tersambung ke area air terjun. Jadi mereka harus meninggalkan kereta dan kuda mereka di sana. Jalan itu jarang dipakai dan tidak banyak orang yang tahu. Selama ini Cloud Recess tidak pernah berpikir untuk membuat jalan lain karena dinding pelindung yang mereka gunakan. Sungguh pemikiran arogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Mess Up With HanGuang Jun
FanficGambar cover by IG: @narumi_febrian Edit cover by me with Canva.com Jangan comot cover saya ya. Saya commision khusus untuk fanfic ini. Lan Wangji, sang HanGuang Jun ternama yang di kenal dunia kultivasi sebagai seorang kultivator kuat yang menjunju...