Rombongan terakhir dari sekte yang diundang untuk belajar sudah tiba dan masuk ke dalam. Matahari juga sudah turun dan gerbang Yunshen akan ditutup. Lan Wangji merasakan kecemasan dalam hatinya. Tapi dia berusaha berpikir positif. Mungkin Wei Ying akan datang dengan menerobos gerbang pada saat malam dengan membawa dua kendi emperor smile seperti dulu. Maka dia akan menunggu.
Bulan sudah bersinar terang di atas kepala. Angin dingin dataran tinggi menyusup di sela-sela baju. Lan Wangji berdiri di menara pengawas sambil memandang ke arah atap gerbang.
"Wangji.."
Suara lembut dari kakaknya memanggil. Lan Xichen datang dengan memegang liebing di tangan, tersenyum hangat padanya.
"Xiongzhang." Wangji segera memberi hormat.
"Aku dengar Wangji bertukar patroli dengan murid lain."
Wangji merendahkan pandangannya berusaha melewatkan tatapan Xichen.
"Mn, Wangji ingin."
Lan Xichen tersenyum tenang. Adiknya tidak menyangkal tidak juga menjelaskan. Dia sudah cukup kebal dengan gelagat ambigu ini.
"Kau seperti sedang menunggu seseorang Wangji." ujarnya ringan.
Lan Xichen tentu menyadari adiknya sudah menatap tempat itu cukup lama. Tidak ada sesuatu hal menarik di sana kecuali ada yang di tunggu.
Lan Wangji merasa kakaknya terlalu jeli untuk ketenangannya. Maka dia memilih diam. Lan Xichen menyadari adiknya tidak membalas perkataannya. Jadi dia melihat ke arah tangan Wangji yang memegang sarung bichen. Oh, tentu saja kepalannya mengeras.
"Jangan terlalu lelah malam ini. Besok kau ikut kelas paman dengan orang-orang sekte lain. Ini mungkin kurang begitu kamu sukai, tapi cobalah untuk berteman. Mereka yang datang ke sini rata-rata umurnya sepantaran dengan dirimu."
"Wangji tidak janji."
Jika itu bukan Wei Ying, Lan Wangji tidak mau.
"Kamu tidak perlu berjanji. Kamu hanya perlu mencoba."
Setelah mengatakan itu Lan Xichen pergi. Wangji kembali menatap ke arah gerbang. Tidak ingin melewatkan satu hal pun.
........................................................................
Pagi datang dengan cepat. Kelas hari ini dimulai dengan perkenalan dan penghormatan. Sekte-sekte yang datang membawa macam-macam hadiah untuk Master Lan Qiren. Lan Wangji kembali melirik ke arah barisan sekte Yunmeng Jiang. Tidak ada Wei Ying di sana. Di sudah berjaga sampai jam dua malam, tidak ada yang datang menerobos gerbang.
Sekte Qinghe Nie maju memberikan hadiah. Lan Wangji mengepalkan tangannya dalam balutan jubah saat melihat sosok Meng Yao a.k.a Jin Guangyao. Makhluk itu perlu dibasmi sebelum terlalu dekat dengan kakaknya. Saat giliran Yunmeng Jiang, Jiang Cheng sendiri yang maju. Baru setelah perkenalan selesai dan pelajaran akan dimulai, rombongan Qishan Wen datang dengan tidak sopan.
Lan Wangji menyadari adanya perubahan. Seharusnya para Wen datang memotong penghormatan dari Jiang Cheng. Bukan datang setelahnya. Lan Wangji mengigit pipi dalamnya. Perubahan ini mengkhawatirkannya.
Butuh waktu tiga hari untuk meyakinkan Lan Wangji bahwa Wei Ying tidak datang ke Gusu. Dia terus berlalu lalang di sekitaran murid Yunmeng berharap mendengar tentang Wei Ying. Tapi tidak ada pembicaraan apapun. Mau bertanya dia tidak tahu harus bicara dengan siapa. Dia tidak bisa berteman dengan orang lain. Jadi opsi terbaiknya adalah bertanya pada kakaknya.
Sayang kakaknya sedang keluar sekte. Jika sesuai jadwal, kakaknya akan kembali dua hari lagi. Berarti lima hari setelah kegiatan belajar di mulai. Wangji tidak tahan. Rasanya dia ingin terbang ke Qinghe dan menyeret kakaknya pulang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Mess Up With HanGuang Jun
FanfictionGambar cover by IG: @narumi_febrian Edit cover by me with Canva.com Jangan comot cover saya ya. Saya commision khusus untuk fanfic ini. Lan Wangji, sang HanGuang Jun ternama yang di kenal dunia kultivasi sebagai seorang kultivator kuat yang menjunju...