12

3.9K 416 111
                                    

Halo para pembaca. Saya hanya mengingatkan ini fanfiction ya. Takutnya pada baper. Apalagi yang beru nemu fanfic ini dan baca chapter 6.1. Jangan dibikin stress. Mari menghalu saja.

Malam itu Lan Wangji beristirahat di gua bersama Wei Wuxian. Selesai pembicaraan di balai pengobatan, mereka sepakat untuk membawa Lan Xichen kembali ke Gusu. Luhan mengatakan akan lebih aman jika Zewu-jun tidak berada di Burial Mounds dalam kondisinya yang berbahaya. Dengan pekatnya energi kebencian di bukit ini, sangat tidak baik untuk penyembuhan. Dia akan diberangkatkan segera setelah Luo Yunxi kembali.

Lan Wangji mendengar suara helaan napas dari orang sebelahnya. Wei Ying sudah menggerai rambutnya. Wajahnya terlihat lelah. Mereka masih duduk di tempat tidur.

"Wei Ying."

Lan Wangji tidak suka melihat wajah Wei Ying yang murung.

"Lan Zhan..." Wei Ying menyentuh tangan Lan Wangji. "Apa yang terjadi setelah hari itu?"

Lan Wangji diam. Dia tahu apa yang ingin dibicarakan Wei Ying.

"Lan Zhan..."

"..."

"Lan Zhan... kenapa... kenapa kau memilih melakukannya? Ritual itu, kau berarti..."

bunuh diri, kata yang terlalu menakutkan untuk diucapkan.

"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak menggunakannya?"

Suara Wei Ying sangat halus. Tapi terasa sekali menusuk hati Lan Wangji. Tuan muda kedua itu menggigit pipi dalamnya.

"Aku tidak bisa..." Aku tidak bisa hidup tanpamu, aku tidak bisa kehilanganmu lagi. Aku tidak akan sanggup bertahan hidup dalam perasaan duka itu lagi. Aku

Aku mencintaimu.

Aku mencintaimu dan aku tidak ingin melepaskanmu.

Semua kata itu ingin Lan Wangji ucapkan. Tapi bibirnya terlalu kaku. Bayangan tubuh Wei Ying yang berlumuran darah sedangkan dia tidak bisa menyelamatkannya terngiang. Ingatan tubuh Wei Ying tanpa napas di hidungnya. Ingatan kulit itu mulai memucat dan berubah dingin. Dia tidak sanggup kehilangan lagi.

Dia tahu dia egois dengan memilih melakukan itu. Sangat egois untuk meninggalkan kakaknya yang belum sepenuhnya sembuh dari rasa bersalahnya atas kematian kedua saudara sumpahnya. Dia juga egois meninggalkan Sizhui muda. Dia juga egois meninggalkan pamannya.

Tapi apa arti Lan Wangji tanpa Wei Wuxian. Tanpa mataharinya. Tanpa napas hidupnya. Dia tidak akan sanggup bertahan. Tidak akan ada lagi tiga belas tahun penantian. Tidak akan ada lagi orang seperti Mo Xuanyu yang akan mengorbankan dirinya untuk memanggil Wei Wuxian.

Wei Wuxian tahu apa maksud yang ingin diutarakan Lan Wangji. Namun dia tetap merasa sakit mengetahui Lan Zhan-nya menyerah pada hidup begitu saja.

"Lan Zhan..."

Tangan Wei Wuxian terangkat untuk membingkai wajah tampan itu. Wajah yang jauh terlihat lebih muda sekarang dengan garis halus masa remaja. Tiba-tiba Wei Wuxian ambruk ke depan tidak sadarkan diri.

Lan Wangji baru saja menotok titik akupuntur untuk kesadaran. Dia membuat Wei Wuxian tidak sadarkan diri. Lan Wangji mendekap tubuh Wei Ying. Matanya terpejam sejenak menahan emosi tidak karuan di dalam dada.

Wei Ying, hangat.

Lan Wangji menghirup dalam-dalam aroma tubuh kekasihnya dari sela-sela rambut. Dia menekan dada Wei Ying padanya untuk merasakan detak jantungnya. Detak jantung mereka langsung tersinkronisasi.  Lan Wangji merasa rileks.

Mungkin besok Wei Ying akan kesal atas perbuatannya ini. Tapi Lan Wangji sudah tidak mau membahas apapun tentang hari itu. Lebih baik mereka melakukan everyday is everyday dari pada pusing dengan hal lain.

Don't Mess Up With HanGuang JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang