Happy reading gais...
***
Dilan melangkahkan kaki panjangnya menyusuri koridor sekolah, di tangan kanannya ia menggenggam sebuah kotak yang bentuknya tidak terlalu kecil untuk ia berikan pada seseorang yang selama ini bertahan pada perasaannya. Mata tajamnya menatap lurus kearah depan, hingga langkahnya sedikit memendek karena beberapa anak tangga menyapanya, meskipun rasa ingin berlari meningkat tapi ia harus mendahulukan keselamatannya.
Jika mengingat perkataan Lucas, “Hati-hati, jangan sampai lecet, muka lo bisa buat cari makan” Dan Dilan benar-benar berhati-hati dalam segala hal, dimulai dari jadwal bermain basketnya serta hal-hal kecil yang biasa ia lakukan.
“Lo nyari siapa Dil?” tanya Julia ketika mendapati Dilan berjalan kearahnya, walaupun sebenarnya Julia tidak perlu bertanya siapa yang Dilan cari, tapi setidaknya ia berbasa-basi terlebih dahulu.
“Alea” jawab Dilan singkat, padat dan jelas.
Julia tersenyum canggung dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali, sedangkan Dilan yang heran dengan tingkah gadis didepannya ini hanya bisa mengernyitkan dahinya dan berlalu meninggalkan Julia sendirian.
Dan, tujuannya pun tiba, yaitu di kelas dimana Alea belajar selama ini. Saat ia berdiri diambang pintu kelas, suara jeritan tertahan dari para penghuni kelas yang dominan diisi oleh kaum wanita hanya menatap kagum kearah Dilan karena datang ke kelas ini yang entah tengah mencari siapa.
Kepala Dilan celingak-celinguk berusaha mencari dimana sosok Alea yang mungil itu, dan beberapa saat kemudian ia mendapat tepukan dari arah belakangnya, spontan ia berbalik lalu menemukan sosok yang ia cari sedaritadi, yaitu Alea.
“Ngapain disini?” tanya Alea
Dilan mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha menetralkan keadaannya, ia kemudian tersenyum canggung kearah Alea dan menelan salivanya dengan susah-susah. Jika Alea perhatikan, pria yang ada didepannya saat ini tengah salah tingkah? Apa Alea tidak salah liat? Seorang Dilan Kim salah tingkah? Yang benar saja?
“Hello, Dil?” ulang Alea
Lamunan Dilan pun buyar dan langsung menarik Alea keluar dari kelas meninggalkan suasana yang spontan heboh tersebut, ia tak memperdulikannya, yang terpenting ia harus membawa Alea ke rooftop agar nyaman berbincang 4 mata.
“Kita mau kemana?” tanya Alea, namun tak mendapat jawaban apa-apa dari Dilan.
Hingga langkah mereka terhenti di rooftop yang sangat sepi, ada banyak kursi-kursi rusak yang disimpan ditempat ini, gunanya untuk tempat duduk para siswa-siswi yang suka membolos jam pelajaran. Yah meskipun sudah tidak layak pakai, setidaknya ada sesuatu yang bisa mereka duduki.
“Kita ngapain kesini?” tanya Alea
Sudah sedaritadi Alea bertanya tapi tak kunjung mendapat jawaban, ia jadi curiga apa mungkin Dilan sariawan sehingga tak dapat berbicara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Changha : Dilan [Completed]
FanfictionSquel dari "Kim Doyoung : Bunny Ice" Hanya kisah manusia keturunan savage yang menyukai seorang gadis. "Udah makan belum, Dil?" tanya Alea. "Hm" balas Dilan *** Cover by tiadesign_