Chapter 28

49 17 0
                                    

Happy reading gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading gais...


***


Dilan menatap tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya saat ini yaitu Alea memberikannya sebuket bunga berwarna peach di hari kelulusannya, terlihat Dilan tampak ragu untuk mengambil buket tersebut, namun setelahnya ia menerimanya dan tersenyum ramah kearah Alea.


“Thanks” ucap Dilan, dan dibalas anggukan oleh Alea.

“Ujian tes kamu kapan Dil?” tanya Alea.

“Minggu depan” jawab Dilan.


Lagi dan lagi Alea mengangguk paham, sepertinya hanya gerakan itu yang bisa ia lakukan dihadapan Dilan. Toh, ingin basa-basi pun Dilan tidak akan memperdulikannya, karena Dilan adalah contoh orang yang langsung to the point.


“Semangat yah Dil, aku percaya, kamu pasti bisa dan lulus disana” ucap Alea.


Baru saja Dilan ingin membalas ucapan Alea, tapi batal karena tiba-tiba Sungchan muncul lalu merangkul pundak Alea dengan santai, seakan-akan tak memperdulikan kehadiran Dilan disini. Yah, Dilan sih masa bodoh, tapi tetap saja itu membuat Dilan sedikit muak dengan kelakuannya. Namanya juga mantan rival, tau sendiri kan bagaimana kesalnya Dilan pada Sungchan?


“Hai, Dil” sapa Sungchan.


Dengan cepat Dilan meresponnya menggunakan senyuman tipisnya, matanya kemudian menatap sekitarnya untuk mencari keberadaan teman-temannya. Ia tak bisa berlama-lama dihadapan Sungchan, bawaannya ingin emosi saja.


“Yaudah, gue cabut duluan, sekali lagi selamat lulus” ucap Dilan dan berlalu pergi meninggalkan kedua insan yang terus memandangi punggung lebarnya.


Setelah kepergian Dilan, mata Alea yang tadi cerahnya langsung teduh ketika Dilan beranjak meninggalkannya, yang itu artinya Dilan benar-benar tidak akan berbalik untuknya lagi. Ini resiko Alea sendiri, terlalu memikirkan tentang dirinya dibanding tentang Dilan, padahal bisa saja dia merelakan Dilan kuliah di luar negeri dan tetap berpendirian pada hubungan mereka. Namun sekarang apa? Nasi sudah menjadi bubur, Dilan tidak kembali lagi memujinya.


“Galau yah karena Dilan pergi?” tanya Sungchan, tapi itu terkesan mengejek di telinga Alea.

“Buat apa?” balas Alea.

“Eits, mulut emang bilang gitu, tapi hati malah sebaliknya. Iya kan?” tebak Sungchan.


Alea memutar malas kedua bola matanya dan pergi meninggalkan Sungchan, karena tidak ingin berdiri seperti kambing bodoh, dengan cepat Sungchan menyusul lalu menyamakan langkahnya pada Alea yang menautkan bibirnya gemas.


“Apa gak mau di kejar dulu Dilan nya?” tanya Sungchan.

“Gak lah, malu-maluin” jawab Alea.

Jeon Changha : Dilan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang