Chapter 13

82 25 1
                                    

Seharusnya di up kemarin, tapi aku kelupaan, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya di up kemarin, tapi aku kelupaan, hehe.

Happy reading gais...


***


“HEY YO WHAT’S UP DILAN KIM, OH MY GOD MY TWINS IN HERE!”


Sambutan itu yang pertama Dilan dapatkan ketika berhasil membuka pintu ruangan Marketing, jangan tanyakan siapa pelakunya, tentu saja Mark Lee. Sedangkan Yuta, Kun dan Hendery hanya bisa geleng-geleng kepala dibuatnya, untung saja Pak Taeil selaku pimpinan Marketing sedang tidak masuk akibat masalah kesehatan. Jika beliau ada, mungkin Mark sudah mendapat lemparan sepatu.


“Aku ganggu gak om?” tanya Dilan lalu mengarah ke meja Yuta yang sibuk dengan laptopnya.

“Enggak, kerjaan baru aja kelar, kenapa emangnya?” balas Yuta

“Gak apa-apa sih, aku lagi bosen” ucap Dilan

“Kok lo disini? Kagak balik rumah lo?” tanya Yuta, dan dibalas gelengan kepala oleh Dilan.


Mata Dilan kemudian menangkap layar laptop Yuta yang menampilkan game kesukaannya muncul, dengan spontan Dilan memajukan tubuhnya dan ingin mengambil alih permainan tersebut dari Yuta.


“Mau main?” tanya Yuta yang seakan-akan paham dengan tingkah Dilan.

“Iya, boleh om?” balas Dilan disertai mata berbinarnya.

“Main dah, gue udah bosen” ucap Yuta lalu berdiri dari duduknya, dan membiarkan Dilan duduk di tempatnya untuk memainkan game tersebut.


Karena ruangan Marketing sedikit sunyi, mau tidak mau Hendery mengambil gitar yang sengaja disimpan diruangan ini jika sedang dilanda masa bosan atau penat. Sedangkan Kun dan Mark sibuk dengan ponselnya masing-masing, lalu Yuta? Dia ingin bernyanyi ria dengan Hendery.


“Dulu waktu Nancy sama Nisya disini, kagak pernah hening kek kuburan anjir” ucap Mark tiba-tiba.

“Yah namanya juga toak, lo kek gak tau Nancy aja gimana” ucap Hendery.

“Noh anaknya disini” ucap Hendery sembari menunjuk Dilan menggunakan dagunya.

“Anaknya Nancy? Dia kan anaknya Nisya, lo gimana sih?!” gerutu Mark

“Maksud gue anaknya Nisya, lo gitu aja kagak ngerti sat!” umpat Hendery


Dilan tak memperdulikan perdebatan orang dewasa itu, ia hanya fokus dengan layar laptop milik Yuta dan memainkan game kesukaannya. Sehingga Yuta yang melihatnya hanya bisa terkekeh pelan, tingkah Dilan tak jauh beda dengan Nisya, karena sekali fokus, maka dia akan fokus pada satu hal tersebut sampai semuanya usai.


“Gimana cewek lo Dil?” tanya Yuta, spontan fokus Dilan buyar dan berbalik menatapnya.

“Siapa?” balas Dilan

Jeon Changha : Dilan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang