Happy reading gais...
***
“Gue bilang gak mau baikan sama lo! Kok lo maksa sih?!” bentak Julia.
“Gue gak maksa lo, tapi seengaknya gue minta maaf. Gue bicara baik-baik loh Jul” balas Alea.
“Alah, basi lo! Udah, gak guna ngomong sama lo!” gerutu Julia.
Niat yang awalnya ingin bicara baik-baik dengan Julia malah berakhir saling bentak itu dikarenakan Julia tidak sudih memandangi Alea lagi, namun Alea memaksa untuk bicara empat mata. Sepertinya memang sudah tak ada harapan untuk berbaikan lagi dengan Julia, bahkan dia rela meminta maaf jika telah menyakiti perasaan Julia tapi sayang, Julia terlanjur membencinya.
“Gak usah dipikirin, minum dulu” Lamunan Alea langsung buyar ketika mendengar suara berat Dilan menghiasi kedua telinganya, ia tersenyum sekilas lalu meminum jus jeruk yang telah dibeli oleh Dilan.
“Yang penting lo udah mau baikan sama dia, yah meskipun gue gak terima 1 hal atas perlakuan lo” ucap Dilan.
“Apa?” tanya Alea.
“Lo minta maaf sama Julia, emang lo salah apa? Dia yang salah, kenapa lo yang minta maaf?” gerutu Dilan.
Alea menghembuskan nafasnya berat dan kembali memandangi Dilan. “Kan kali aja aku yang bikin dia sakit hati, apa salahnya minta maaf meskipun gak salah?” balas Alea.
“Iya deh terserah lo, btw besok gue jemput gak?” tawar Dilan.
Terlihat Alea tampa berpikir dan menimang ajakan Dilan, jarak rumah Dilan dan rumahnya itu lumayan jauh. Dia jadi tak enak hati jika Dilan harus menjemputnya lagi, yah walaupun Dilan pacarnya, tapi pacar itu bukan ojek dan mesin ATM berjalan.
“Gak usah deh, kamu kalo jemput aku malah kejauhan” ucap Alea.
“Kok gitu?” protes Dilan.
“Udah gpp, yaudah kamu abisin itu makanan baru kita pulang” ujar Alea.
Dilan mendengus kesal dan kembali menikmati roti bakar selai blueberry kesukaannya itu, sedangkan Alea memandangi pacarnya yang tampan ini dengan tatapan sendunya. Jika saling diam seperti sekarang, entah kenapa pikiran Alea malah melayang kearah yang tidak-tidak, contohnya saja memikirkan bagaimana hubungannya dengan Dilan kedepan? Apa masih tetap bersama atau malah pisah? Tak ada yang tau takdir mereka jika tak dilalui.
“Kamu bakal lanjut dimana Dil kalo selesai sekolah?” tanya Alea.
“Hah? Gue belum mikir kesana sih, liat nanti ajalah, cocoknya dimana” ucap Dilan.
Alea mengangguk paham, ia pun menyeruput jus jeruknya sembari sesekali memandangi Dilan yang asyik makan. Lalu Dilan? Dia merasa gelisah karena tiba-tiba ditanyai hal seperti itu, perasaanya mulai tidak nyaman dan memikirkan matang-matang pilihannya setelah lulus nanti yaitu melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Changha : Dilan [Completed]
FanfictionSquel dari "Kim Doyoung : Bunny Ice" Hanya kisah manusia keturunan savage yang menyukai seorang gadis. "Udah makan belum, Dil?" tanya Alea. "Hm" balas Dilan *** Cover by tiadesign_