Happy reading gais...
***
Hari dimana ujian nasional dilaksanakan pun tiba, Dilan datang ke sekolah lebih awal dibanding hari-hari biasanya. Suasana masih lumayan sepi, berhubung sekarang masih jam setengah tujuh pagi, mungkin para siswa-siswi yang siap untuk ujian tengah melakukan sarapan di rumahnya masing-masing.
Setelah Dilan menemukan ruang ujiannya, ia langsung masuk dan duduk seorang diri sembari membaca buku-bukunya kembali, ingin memperdalam materi yang mungkin akan keluar pada ujian hari ini. Tak lupa pula ia menyumpal kedua telinganya menggunakan headset yang sengaja ia bawa lalu melakukan kegiatan belajarnya dengan khidmat tanpa memperdulikan apapun termasuk arwah penunggu sekolah, mungkin.
Saat ini ia benar-benar fokus pada tujuannya yaitu berkuliah di kampus impiannya, tak lagi memikirkan tentang Alea ataupun hal-hal yang menurutnya tidak berguna, lebih tepatnya dia telah berhasil melalui masa galaunya akibat putus cinta. Baginya, itu tidak terlalu penting, yang terpenting adalah memikirkan masa depannya.
Akibat prinsipnya itu, Shotaro sering kali mengatakan bahwa Dilan tak mempunyai perasaan dan tega menyakiti seorang gadis. Namun Dilan tak memperdulikannya, dia dan Alea adalah korban keegoisan mereka masing-masing, jadi itulah alasan mengapa Dilan tak terlalu memikirkan tentang Alea lagi.
Bukannya Dilan tidak perduli, tapi, untuk apa dia perduli dengan Alea disaat Alea malah semakin lengket pada Sungchan? Dilan Cemburu? Katakan saja begitu, dia hanya gengsi mengatakannya dan diakhiri oleh hubungan yang hancur.
TOK TOK TOK
Dilan yang tadinya menunduk membaca buku, langsung mendongakkan wajah ketika mendapati seseorang mengetuk mejanya, ia pun melepas headset yang menyumpal kedua telinganya. Betapa terkejutnya ia karena orang yang ia temukan adalah sang mantan, Alea.
Kening Dilan mengernyit lalu bertanya, “Ada apa?”
“Ruangan kamu disini?” balas Alea.
Tau sendiri kan bagaimana Dilan? Dia sangat membenci orang yang basa-basi tidak berguna. Buat apa Dilan berada di kelas ini jika dia tak ditempatkan disini? Pemikiran yang bodoh di pagi hari menurut Dilan.
Sedangkan Alea yang sadar akan pertanyaan dan melihat bagaimana reaksi Dilan, otomatis mengulum bibirnya dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Bahkan Dilan tak berniat untuk menjawab pertanyaan Alea, salah sendiri kenapa memberikan pertanyaan basa-basi seperti itu pada Dilan.
“Ruangan aku juga disini, gak nyangka banget bakal seruangan sama kamu” sambung Alea, dan dibalas sebuah anggukan paham oleh Dilan.
Dilan pun kembali melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikan keberadaan Alea, tak ingin menjadi kambing bodoh yang memandangi tuannya, dengan cepat Alea mengambil tempat duduk tepat dibelakang Dilan sebelum ada orang yang melihat kebodohannya karena telah menyapa mantan pacarnya sendiri, dan parahnya mantannya itu semakin hari semakin dingin saja mengalahkan kulkas 35 pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Changha : Dilan [Completed]
FanfictionSquel dari "Kim Doyoung : Bunny Ice" Hanya kisah manusia keturunan savage yang menyukai seorang gadis. "Udah makan belum, Dil?" tanya Alea. "Hm" balas Dilan *** Cover by tiadesign_