Chapter 22

77 21 1
                                    

Ada yang kangen gak? 🙃

Ada yang kangen gak? 🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading gais...


***


H-2 HARI OLAHRAGA NASIONAL


Dilan melangkahkan tungkainya dengan cepat menuruni anak tangga satu-persatu menuju ruang guru, berhubung wali kelas memanggilnya, mau tidak mau dia harus menurutinya. Mana mungkin Dilan menolaknya? Yang ada nantinya dia dihukum atau mendapat surat teguran dari kepala sekolah.

Rutinitas Dilan selama di sekolah tak jauh beda dengan kehidupan siswa-siswi pada umumnya, hanya saja setiap Dilan melangkah pasti seluruh mata memandanginya dan memuji ketampanannya. Jika ditanya risih, maka jawabannya adalah iya, siapa yang tahan ditatap banyak orang disertai mulut yang menganga? Tidak ada kan?

Dan saat dia bercerita tentang kesehariannya di sekolah kepada sang Bunda, maka jawaban Bunda-nya selalu saja, “Gpp, itu takdir kamu. Siapa suruh ganteng?” padahal yang bikin dia ganteng siapa? Tentu saja Ayah-nya sendiri, jangan lupakan bantuan skincare yang membuatnya semakin glowing.


“Mau kemana lo Dil?” Langkah Dilan spontan terhenti dan berbalik kearah belakangnya mendapati Hanjis mengemut permen kapasnya yang baru saja dia beli didepan gerbang sekolah.

“Ke ruang guru” jawab Dilan.


Hanjis mengangguk paham lalu meninggalkan Dilan seorang diri tanpa menanggapinya lagi, selain ada Shotaro, mungkin kesabarannya benar-benar diuji oleh kehadiran Hanjis. Dia tak ingin mengikuti jejak Ayah-nya yang emosian, kata Lucas, katanya.

Sesaat Dilan tiba didepan ruang guru, dia langsung memutar knop pintu dan membukanya dengan perlahan. Mata bulatnya memandangi para guru yang sepertinya sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang gossip, ada juga yang sibuk mencatat sesuatu di bukunya.


“Eh Dilan, kamu ngapain kesini?” tanya salah satu guru, yaitu guru yang memegang mata pelajaran olahraga, sebut saja namanya Pak Yunho.

“Ah, itu Pak, saya dipanggil sama Ibu B …” Ucapan Dilan langsung dipotong begitu saja karena Pak Yunho menariknya keluar dari ruang guru sehingga Dilan tak dapat menolak akibat tenaga guru olahraga itu jauh lebih besar dibanding dirinya.

“Ke-kenapa Pak?” tanya Dilan.

“Kebetulan kamu ada disini, Bapak mau minta tolong sama kamu” ucap Pak Yunho.


Perasaan Dilan sudah tak enak saat mendengarnya, sepertinya guru yang ada dihadapannya ini akan meminta pertolongan yang membuatnya akan merasakan kesusahan kedepannya. Yah, Dilan dapat menebaknya karena dia berpengalaman disuruh mengumpulkan seluruh siswa-siswi di lapangan.


“Minta tolong apa Pak?” tanya Dilan.

“Kan 2 hari lagi hari olahraga akan dimulai, kamu bisa gak bantuin ketua OSIS buat ambil lembaran kertas para peserta yang belum kumpul? Kasian itu si Xiaojun urus sendiri sedangkan anggotanya cuma santai-santai.” jelas Pak Yunho.


Jeon Changha : Dilan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang