Setelah perdebatannya dengan Garry tadi pagi Alya tidak keluar dari kamar. Ia tetap memilih berdiam diri disana. Ia pikir Garry akan membujuknya atau membaik baiki dirinya tapi memang kenyataan tak sesuai dengan realita apa jadinya yang alya harapkan tidak terjadi Garry tetap diam —lebih tepatnya mendiami AlyaCerita ini rumit. Pun orang orang yang berada didalamnya. Semuanya memiliki sisi kerumitan masing masing. Bagaimana orang lain mau mengerti diri kita bahkan kita pun tidak mengerti dengan diri kita sendiri
Alya menyalahkan dirinya. Ia berpikir ini kesalahannya yang terlalu buru buru mendesak Garry untuk menceritakan semuanya. 2 tahun yang tidak mudah dilewati mereka sama sama punya cerita hidupnya sendiri
Tapi,Alya cuma ingin dimengerti Garry bahwa yang cuma ia inginkan Garry berada disisinya—bersamanya.
Saat sedang tiduran sambil membenamkan wajah dibantal Alya dikejutkan dengan suara ketukan pintu
"Al,buka pintunya dulu. Aku bawain makanan" itu suara Garry yang sedang mengetuk pintu
Alya berjalan ke arah pintu kamar lalu membukanya yang ia lihat Garry sedang membawa sepiring nasi serta lauk dan juga segelas air putih. Garry melangkah masuk kedalam kamar meletakan makanan itu diatas meja yang berada disamping kasur kemudian duduk di atas kasur. Alya menyusulinya ikut duduk disamping kasur namun ia masih diam enggan bertanya tanya
"Dimakan dulu keburu dingin" ucap Garry menyodorkan sepiring nasi serta lauk
Alya mengambilnya lalu mulai menyuapkan hidangan itu kedalam mulutnya.
"Jangan marah Al,aku enggak bermaksud gitu" katanya
Sambil sesekali menyuap Alya menjawabnya "nggak marah,cuma kecewa aja sama diri sendiri"
"Kenapa?jangan salahin diri kamu. Ini kesalahan aku"
"Aku kecewa sama diri aku yang selalu ber ekspetasi berlebihan terhadap sesuatu yang pasti aku udah tahu jawabannya bertolak belakang"
"Semua orang juga punya ekspektasi nya masing masing termasuk aku. kita nggak Bisa ngehindarin itu karna tugasnya manusia selalu berharap"
"Iya,berharap sama sesuatu yang nggak pasti" ujarnya sarkastis
Garry meneguk ludahnya. Kalau soal balas membalas dengan Alya memang tidak pernah ada habisnya. Maka setiap kali alya begitu ia lebih memilih diam. Bukannya tidak punya jawaban untuk membalasnya tapi ia tidak mau memperpanjang
"Abisin dulu,baru ngomong lagi"
"Terus aja ry ngalihin pembicaraan. Kamu tahu aku nggak suka digituin"
"Aku nggak ngalihin pembicaraan Al,aku nggak punya jawaban"
"Karna kamu bingung?"
Garry mengangguk. Ia tidak benar benar siap bertemu kembali dengan Alya. Ia masih mempersiapkan jawaban dari semuanya dan ketika bertemu dengan alya ia bisa menjelaskan semuanya dan mereka dapat saling mengerti dan paham tapi yang namanya semesta kadang suka bercanda. Inginnya tidak dipertemukan dengan dia tapi malah dipertemukan
"Kalau kamu bingung aku juga bingung"
"Apa emang semuanya nggak ada jawabannya al" ujarnya sambil menunduk
"Uhuk" alya tersedak. Garry yang mendengar itu langsung menyodorkan segelas air yang langsung diteguk Alya sampai sisa setengah
"Kalau semuanya nggak ada jawabannya untuk apa kita dipertemukan kembali ry?"
"Mungkin semua jawabannya ada di kamu atau aku. Atau emang bener bener nggak ada?jadi kita sebenarnya harus gimana?"
Garry diam sesaat. "kalau emang semuanya nggak ada jawabannya mungkin satu satunya jawabannya cuma berpisah"

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMU
RomanceIni bukan cuma cerita tentang dua orang yang bertemu. Tetapi tentang banyak pertemuan yang harus di lewati. Bertemu dengan kebingungan,kekhawatiran,kegelisahan,kesedihan dan lain lainnya. Dan fase ini harus dilewati. Setiap orang mempunyai cerita h...