Sebelum matahari terbenam Dikta ingin menghabiskan satu hari bersama Alya. Rasanya masih banyak hal yang harus ia ketahui
Bukan untuk mengetahui privasi didalam dirinya tetapi untuk mengenalnya lebih dekat. Ia butuh waktu yang mungkin akan lama untuk dapat menembus perasaan yang sepertinya sangat susah ditembus
Hadir didalam hidup Alya untuk menjadi sebagian hidupnya sangat sulit. Terkadang karena ada sesuatu yang hilang didalam hidup seseorang menjadikannya kesulitan menerima orang yang baru.
"Biasanya Lo kalau ketemu sama mereka kapan aja?" Tanya Alya. Mereka masih berada diperjalanan
"Gak nentu,kalau lagi ada waktu aja" sahutnya dengan suara yang agak dikeraskan.
"Terus kenapa Lo ajak gua buat ketemu mereka?"
"Gak ada alasan yang jelas yang pasti mereka juga butuh sosok kamu Al"
"apa yang di butuhin dari orang yang kaya gua?"
"Banyak. Jangan cuma kamu ngelihat diri kamu jelek sampai buat seakan orang nggak butuh kamu"
"Ta,bahkan kayanya gue hidup aja gak ada yang gua butuhin sekarang"
"Kebahagiaan? Semua orang butuh itu.anak anak tadi juga butuh itu Al. Dan kamu salah satu kebahagiaannya yang buat mereka senyum saat bersama kamu"
"Terus apa kebahagiaan gue?gak perlu ngomongin tentang rasa bahagia didepan gue Ta. Bahagia yang gua rasain itu sifatnya semu,"Dikta diam sejenak. "Kamu belum nemuin kebahagiaan kamu mungkin karna kamu nggak pernah tahu bentuk dari rasa senang itu seperti apa. Bahagia itu emang sifatnya semu atau bahkan abstrak. Semu karna memang dia enggak bisa bertahan lama,abstrak karna tidak kelihatan"
"Bahagia nggak perlu tentang hal besar Al, coba tanya kedalam diri kamu waktu kamu lihat mereka tertawa dan bermain bersama apa kamu nggak ngerasa seneng saat lihat mereka senyum?"
Alya diam.ia kelu untuk berbicara. Seperti ditampar kenyataan atas apa yang Dikta katakan. Banyak sekali hal yang dipandangnya ternyata salah bukan salah sih lebih tepatnya berbeda. Bahwa selama ini ia memang tidak cukup tahu tentang hal disekitarnya
"Buat sebagian orang definisi bahagia yang mereka punya berbeda. Dan mungkin bagi anak anak kecil tadi bahagia mereka saat ada seseorang yang membantunya,mengajaknya bermain bersama,berbagi tawa dan bertukar cerita. Dan kamu harus punya alasan setidaknya untuk hari ini mengapa kamu harus bahagia. Walau kamu mengalami hari buruk sekalipun itu bukan berarti hari selanjutnya akan sama. Ambil satu alasan dan merenungi kebahagiaan itu. Untuk bisa menemukan definisi bahagia yang sebenarnya yang kamu punya."
"Ta,kalau gua bilang hari ini gua bahagia Lo percaya nggak?" Tanyanya.
Dikta masih dengan mengendarakan kendaraannya. Menatap Alya dari pantulan kaca spion yang menunggu jawaban darinya. Ia menghela napasnya kemudian menjawab pertanyaan yang Alya lontarkan untuknya. "Percaya. Aku percaya seseorang bisa bahagia hanya melihat kebahagiaan yang ada di diri orang lain. Itu sebabnya kita hanya butuh senyuman yang di perlihatkan orang lain saat kita merasa sedih untuk bisa ikut tersenyum juga. "
Alya mengulumkan bibirnya. Dikta percaya dari apa yang ia bilang bahwa ia bahagia saat melihat mereka bahagia. Ia tidak berbohong saat ia mengatakan bahwa ia bahagia hari ini.
"Apa aku punya alasan untuk bahagia sekarang?"
Dikta tersenyum. "Punya. Bahkan seseorang bisa merasakan bahagia tanpa alasan. Asalkan mereka tahu bahagia itu berasalnya dari dalam diri sendiri"
***
Sayang sekali jika sore ini harus terlewat begitu saja. Lihat saja di atas langit yang sudah mulai menampakkan warna nya yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMU
RomansaIni bukan cuma cerita tentang dua orang yang bertemu. Tetapi tentang banyak pertemuan yang harus di lewati. Bertemu dengan kebingungan,kekhawatiran,kegelisahan,kesedihan dan lain lainnya. Dan fase ini harus dilewati. Setiap orang mempunyai cerita h...