Kejadian kemarin sudah berlalu. Alya tak benar benar pergi kemarin ia tidak tahu akan melangkah kaki kemana.
Meski banyak kendaraan yang bisa mengantarkannya pulang tapi dia tidak cukup mengenal baik daerah ini. Hanya bermodal aplikasi maps. Itupun tak semua petunjuk yang diberikannya akurat.
Alih alih ingin pergi Garry malah membawanya masuk lagi kedalam dan tetap memakan makananya dengan diam bahkan sampai Garry mengajaknya pulang pun Alya masih diam.
Malam ini. Bulan sangat bersinar dengan terang. Cuaca pun sangat baik.
Seharian ini Alya masih mendiami Garry. Mereka berdua masih dalam pemikirannya masing masing.Tapi Garry tidak bisa diam seperti ini saja. Diam tidak menyelesaikan Masalah. Masalah yang udah terlanjur menjadi Masalah itu harus segera diselesaikan
Kalau tidak begitu masalah tidak akan pernah kelar. Mau sampai kapan mereka terjebak didalam masalah yang mereka buat sendiri? Sampai bertemu lagi di tahun tahun berikutnya?
Mau menunggu sampai kapan lagi?seribu tahun lagi? Bahkan itu bila sanggup. Karna tidak ada orang yang benar benar hebat dalam hal menunggu semuanya akan menyerah pada waktunya.
Garry dengan Alya sedang berada didalam mobil. Rencananya Garry ingin mengajak Alya pergi ke pasar malam. Ia ingin membahagiakan Alya, menghilangkan perasaan yang ia buat sedih.
Kesedihan Alya memang kesalahan yang dia perbuat tapi bukan berarti kebahagiaan Alya bukan dia yang memberikan. Ia bisa mengasihinya walau dengan keraguan yang terus ada didalam dirinya. Garry selalu ragu tentang Alya yang benar benar bahagia atau tidak bersamanya
"Udah donk marahannya.Maaf ya,aku nggak bakal nanya gitu lagi" terdengar suara kepasrahan dari mulut Garry. Ia sudah membujuknya dari kemarin sampai tadi tapi belum kunjung membuahkan hasil.
Dengan Alya yang mau ikut bersamanya saja itu hasil suruhan dan paksaan dari Bibi.
"Aku kecewa sama kamu. Itu kan yang kamu mau denger dari mulut aku?" Tanya Alya dengan sengitnya.
"Nggak Al, udah ya. Kita baikan"
"Aku nggak setuju"
"Terus kalo gini terus nggak enak tahu. Aku mau ngomong sama siapa?"
"Sama tembok" sahutnya ketus.
"Dengan kamu yang lagi marah gini aja udah berasa ngomong sama tembok aku"
"Kamu samain aku sama tembok?" Alya mendelik
"Engga donk,Alya kan cantik" ucap Garry dengan tersenyum lebar berniat agar Alya luluh
Alya yang disenyumi begitu tidak kuat. Ia memang merasa kesal,kecewa tapi tidak bisa juga ia mendiami Garry lama lama.
"Kamu muji aku kalau ada maunya aja"
"Emang barusan aku muji kamu?"
Alya terkejut ia merasa terlalu percaya diri. "lah terus siapa lagi yang punya nama Alya disini selain aku?"
"Kirain aku yang disebelah aku bukan Alya namanya" jawabnya dengan cengiran lebar
Alya mendengus sebal. Sedangkan Garry sudah tertawa tawa melihat reaksi Alya.
Mereka sampai di pasar malam. Ramai sekali dengan pengunjung. Disini banyak para penjual makanan, ada juga beberapa permainan yang bisa dicoba.
"Kamu mau coba yang mana dulu" Garry menyuruh Alya memilih.
"aku....mau itu" tunjuknya ke salah satu tempat permainan.
Garry mengikuti arah pandang Alya. Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya kesana.

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMU
RomanceIni bukan cuma cerita tentang dua orang yang bertemu. Tetapi tentang banyak pertemuan yang harus di lewati. Bertemu dengan kebingungan,kekhawatiran,kegelisahan,kesedihan dan lain lainnya. Dan fase ini harus dilewati. Setiap orang mempunyai cerita h...