Ternyata kita tidak bisa hidup didalam dunia imajinasi. Bersama lamunan yang menjebak kita pada sebuah ilusi yang tidak nyata.
Alya selalu ingin terjebak didalam dunia dimensi yang dimana ia tidak bisa merasakan apa yang sedang hidup rencanakan.
Andai sutradaranya bukan tuhan pasti ia akan meminta jalan cerita hidupnya seperti air. Mengalir saja tanpa ada pembatas atau hambatan yang menghalangi. Tapi walau di kehidupan pemilik skenarionya adalah tuhan ia tidak bisa meminta,meski memohon mohon. Bahwasanya apa yang sudah tertulis itu adalah alurnya.
pengalaman yang pahit ia telan sendiri. Berjalan menyusuri hidup yang penuh lika liku. Cinta yang mewarnai hidup ternyata berwarna keruh.
Ia berkali kali dipatahkan. Apa yang ia percaya ternyata tak seindah realita.
Cinta pertama yang harusnya memberikannya penghidupan. Warna pada hidup,kebahagiaan yang satu. Ternyata jadi seseorang yang sangat ia benci. Papahnya meninggalkannya bersama mamahnya untuk mencari rumah yang lain.
Seseorang yang ia percaya mampu menjaganya dan terus bersamanya juga cuma menjadikannya tempat singgah dari perjalanannya.
semua berubah bahkan bagaimana ia memperlakukan diri sendiri dan orang lain pun ikut berubah. Perubahan yang tidak ia inginkan namun orang lain penyebab menginginkan perubahan itu.
"untuk apa sebuah perasaan ada hanya untuk dipatahkan?" Tanyanya. Ia sedang melihat bintang bintang dan bulan dilangit. Menerawang. Membayangkan betapa bersinarnya cahaya yang mengelilingi langit yang gelap. Membayangkan bahwa cahaya itu pun ikut menyinari hidupnya
Ia mendekap sebuah kotak. Kotak yang tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Pemberian seseorang yang entah berada dimana dan dengan siapa sekarang.
Hanya itu yang tersisa dari sebuah kenangan yang sudah terlewat.
"kita mungkin sedang memandang langit yang sama tapi aku enggak pernah tahu apa kamu sendiri atau bersama seseorang"
"Dimana kamu?aku cuma minta pulang. Dunia semakin hari semakin jahat. Aku enggak suka. Ayo bawa aku. Bawa aku kabur dari duniaku sendiri hingga kita berdua terjebak disebuah dimensi yang tidak ada siapapun selain kita"
Alya menyeka air matanya yang menetes. Setiap ia sedang merindukan seseorang ia pasti menyampaikan pada langit seolah olah langit bisa menyampaikan perasaannya ke orang tersebut. didalamnya Alya hanya sebuah kaca yang benar benar retak. Sudah terlalu lama ia memendam dan melewatinya sendirian.
Sekarang ia benar benar butuh sandaran. Butuh pelukan hangat. Butuh seseorang yang menenangkannya dan menyalurkan beban yang ia tanggung sendiri
Ia butuh sosok yang dapat membantunya.
"Aku boleh egois kan? Aku mau kamu. Sekarang. Tapi nyatanya keegoisanku cuma jadi penyiksaan bagi diriku sendiri"
"Dan dengan cara menyiksa diri aku. Aku harap kamu kembali. Melihat bagaimana rapuhnya aku tanpa kamu," ujarnya.
Malam yang panjang itu cuma jadi tempat ternyaman untuk bercerita,merenung,membiarkan kesedihan keluar dengan sendirinya.
Malam malam yang sepi itu yang hanya diisi dengan kerinduan panjang yang tak berujung. Melihat bagaimana bintang dapat memancarkan cahayanya sampai ke bumi. menerangkan sisi kegelapan kehidupan.
***
Pukul tujuh pagi. Alya terlambat sekarang. Ia benar benar hanya tidur seperempat jam dari yang dianjurkan.
Ia tidak bisa tidur semalam. Pikirannya dipenuhi dengan seseorang yang selalu ia tunggu. Seseorang yang tidak tahu dimana keberadaanya. Orang itu menghilang bagai jejak yang hanya meninggalkan tanda tanya yang sampai sekarang masih jadi teka teki yang belum terselesaikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/202975769-288-k431857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMU
Любовные романыIni bukan cuma cerita tentang dua orang yang bertemu. Tetapi tentang banyak pertemuan yang harus di lewati. Bertemu dengan kebingungan,kekhawatiran,kegelisahan,kesedihan dan lain lainnya. Dan fase ini harus dilewati. Setiap orang mempunyai cerita h...