Z|11

90.5K 7.8K 612
                                    

Zergio hadiir lagi bersama PU yg belom jelas siapa🤣🤣

Happy Reading (☆▽☆)
___

"AILEN!!"

Si empunya nama yang di teriaki mendengus. Natya, gadis itu memang tidak tau sabar. Ia selalu saja meneriaki dirinya dengan begitu kerasnya.

"Apa?" Tanya Ailen mencoba sabar.

Natya menatap adiknya itu sinis. "Lo lama. Mau gue aduin ke mami?!" Pekik Natya kesal.

Ailen mendengus keras. "Laporin aja. I don't Fucking Care about it"

Natya menatap Ailen tak percaya. "Makin kurang ajar lo yah. Semenjak lo masuk ke sekolah SMA yang beda dengan gue, lo semakin berani!!" Pekik Natya lagi.

Ailen menghembuskan nafasnya pelan. "Nat, bisa gak sih ngomongnya gak usah ngegas. Aku denger kok" ujarnya berusaha lembut.

"Cih! Kemaren-kemaren lo ngomongnya pake lo-gue. Kenapa sekarang balik lagi kek dulu?!" Sinis Natya.

"Gue gak mau tau. Lo mending pindah ke sekolah gue deh. Supaya gue punya babu yang bebas gue suruh-suruh" ujar Natya menatap Ailen tajam.

"Gak mau, dan gak akan pernah mau"

"Cih! Tunggu aja, bentar lagi mami pulang. Lo pasti gak bakal dapet jatah makan malam lagi malam ini"

Ailen diam. Gadis itu memilih meninggalkan Natya yang kembali misuh-misuh kesal akan reaksi Ailen. Gadis itu sekarang sudah mulai berubah.

Dulu, Ailen akan sangat ketakutan jika ia mengancam gadis itu tentang maminya. Tapi sekarang, ia bahkan terlihat tidak peduli. Ada apa dengan gadis itu?

Sebenarnya, tanpa Natya sadari, diam-diam Ailen selalu menangis di kamarnya. Selalu saja begini. Ia terlihat sok kuat di hadapan Natya tapi sebenarnya ia begitu cengeng.

Sepertinya ia harus menahan lapar lagi malam ini. Ingin sekali ia pergi dari rumah ini, tapi entah kenapa maminya maupun papanya tak pernah mengizinkannya meninggalkan rumah. Tapi itu bukan berarti karena mereka menyayanginya. Tidak! Mami membencinya sedangkan Papa tidak pernah peduli padanya.

Untuk uang jajan, Ailen selalu ditransferkan oleh papanya. Tapi ia tetap dibatasi. Karena itulah, jika ia ingin membeli sesuatu ia lebih memilih menggunakan uang tabungannya sendiri. Untuk membeli Es Krim misalnya.

Saat tengah fokus dengan pikirannya, tiba-tiba saja ia mendengar keributan di luar. Tanpa melihat pun ia tau jika Natya kembali mengadu pada Maminya. Dan yang pasti Natya melebih-lebihkan kejadian yang terjadi.

Sudah biasa bagi Ailen diperlakukan seperti itu. Dulu, ia sering melawan tapi sekarang ia pasrah. Saat mengetahui Papanya tidak pernah memerdulikan dirinya.

Ia tidak masalah jika dibenci oleh Mami--Relia-- tapi, saat tau jika Papinya tidak peduli padanya, saat itulah Ailen merasa perlawanannya tak berguna.

Ia melawan karena berpikir ia disiksa tanpa sepengetahuan Papinya. Tapi siapa sangka? Beberapa tahun yang lalu, Papinya hanya diam saja saat Relia menghukumnya dengan menceburkan kepalanya ke dalam bak mandi berkali-kali.

Dan ia mendapatkan hukuman itu karena Ailen tidak mau memberikan Natya bajunya. Itu adalah baju kesayangan Ailen yang dihadiahkan oleh Papa--Pratama Zevallo--nya untuk pertama kalinya di usianya yang ke 13 tahun.

Mengingat hal itu membuat Ailen tersenyum miris. Papanya hanya menatapnya datar yang saat itu berurai air mata menatap sang Papa penuh harap.

"M-mama Hikss. Aku pengen ketemu Mama" Cicit gadis itu sambil menenggelamkan wajahnya di lutut yang ia tekuk di depan tubuhnya.

ZERGIO•| [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang