Z|31

68.1K 6.1K 629
                                    

Happy Reading ❤️

_____

Keesokan harinya, para siswa dibuat heran karena kali ini ketua Antranos tidak bersama anggota inti Antranos.

Kali ini enam orang inti Antranos, berjalan bersisian tanpa adanya Zergio. Padahal biasanya Zergio selalu ada bersama mereka dan berjalan memimpin di depan.

"Gio mana Raf?" Tanya Angga duluan membuka suara. Karena Fano sudah cerita jika semalam Rafa mengusirnya dan Agra dari markas karena perintah Zergio.

"Markas" Jawab Rafa singkat.

Hingga tiba-tiba saja Rafa berhenti. "Bolos. Kita ke markas utama sekarang" Sambung Rafa yang tiba-tiba berbalik menuju parkiran.

"Lah? Tumben?" Tanya Bryan mewakili teman-temannya yang lain.

Mereka memang jika bolos hanya akan ke markas yang ada di Rooftop sekolah. Gak akan sampai keluar sekolah. Tapi ini, Rafa yang paling Good boy di antara mereka bereenam malah mengajak mereka bolos.

"Gio semalam mabuk" Jawab Rafa yang kembali melanjutkan langkahnya kembali yang sempat terhenti tadi ke parkiran diikuti kelima temannya itu.

"Lah. Si pak bos bandel banget, gak ngajak-ngajak lagi!" Gerutu Fano yang kembali mendapatkan toyoran dari Angga di kepalanya, seperti biasa.

Lagi-lagi mereka jadi pusat perhatian. Bertanya-tanya kenapa sekarang anggota inti Antranos ikutan gak masuk sekolah? Apa terjadi sesuatu pada Zergio?

Keenam inti Antranos itu langsung melajukan motornya ke markas. Mereka semua tau jika Zergio banyak minum hingga mabuk, keesokan harinya dia akan demam.

Mengingat jika tidak ada orang di markas, mereka memilih ke sana. Zergio jika demam sangat menyebalkan. Sifat suka memerintahnya itu akan kambuh dan bahkan menjadi lebih parah. Tapi herannya, meskipun sering mengeluh, keenam inti Antranos itu seolah tidak bisa menolak perintah Zergio.

Selang beberapa menit dalam perjalanan, keenam inti Antranos itu akhirnya sampai di markas. Dan benar, di sana memang sangat sepi.

Mereka langsung masuk dan ternyata pintu markas tidak terkunci. Padahal seingat Rafa ia sudah menguncinya semalam.

Aneh! Jika memang Zergio yang membukanya, Rafa tidak yakin. Karena jika Zergio mabuk keesokan harinya ia akan terus tepar dalam keadaan demam.

Menepis pikirannya, Rafa akhirnya ikut menyusul kelima temannya yang sudah melempar tas mereka ke sembarang arah dan menaiki tangga menuju kamar yang Zergio tempati.

Begitu pintu terbuka, mereka semua terkejut melihat kamar itu yang seperti kapal pecah. Dalam diam Rafa berpikir, Zergio pasti sangat frustasi mengetahui kebenaran tentang dirinya dan Aneeta hingga kamar ini ia jadikan pelampiasan amarahnya.

Zergio sangat menyayangi Aneeta. Wanita pertama yang ia tempatkan di hatinya, sebelum kekasihnya sendiri. Tapi mengetahui jika Aneeta bukanlah ibu yang melahirkannya, Zergio benar-benar merasa terpukul.

"Ya ampun si pak Bos. Abis bergulat sama cewe mana nih sampe kek kapal pecah begini ini kamar?" Oceh Fano sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

"Alay lo!" Umpat Azka yang mulai membereskan keadaan kamar diikuti yang lainnya kecuali Fano yang malah menghampiri Zergio yang masih tidur tengkurap.

"Tck! Wuenak tenan ya pak bos tidurnya" Sindir Fano menepuk-nepuk punggung Zergio pelan.

"Bego dipelihara! Ngomong sama orang tidur, pantes aja gak laku-laku" Ejek Bryan sombong, mentang-mentang udah taken sama Alexa.

"Cih! Tunggu aja Alexa mutusin lo karna ilfil, gue ketawain di tengah lapangan sekolah" Balas Fano sinis.

ZERGIO•| [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang