Z|55

68.9K 5.4K 919
                                    

Ternyata......

Gak deng hahaha

.

Happy Reading❤️

_____

Zergio bersama keenam inti Antranos langsung memasuki ruang bawah tanah yang sengaja diadakan di markas utama Antranos.

Mereka bertujuh berniat menemui Fahri yang ditahan di salah satu ruangan yang ada di sana. Yah, seperti penjara bawah tanah istilahnya.

Zergio mendesis pelan ketika melihat kondisi Fahri yang terlihat jauh dari kata baik. Untuk kondisi lengannya yang tertembak oleh Ghea, sudah diobati.

Kenapa? Karena Zergio tidak mau Fahri mati duluan sebelum ia siksa habis-habisan. Ia tau Fahri tidak akan cukup kuat menahan rasa sakit tembakan sekaligus bisa saja pria itu kehabisan darah dan tewas. Oh no! Zergio bahkan belum bersenang-senang.

Fahri mengangkat kepalanya ketika mendengar pintu tahanannya terbuka. Pria itu menatap tajam Zergio yang malah menatapnya dengan seringaian kemenangannya.

Selain karena tidak bertenaga, kondisi tangan dan kaki Fahri juga tengah dirantai jadi pria itu tidak bisa bergerak.

"Gimana rasanya bermalam di tempat ini?" Ejek Zergio yang membuat Fahri mengepalkan tangannya menahan emosi.

Fahri tersenyum remeh. "Cih! Bilang aja lo takut sama gue. Buktinya lo nahan tangan sama kaki gue supaya gak ngelawan kan?" Decih Fahri meremehkan, ia masih enggan mengakui kehebatan Zergio.

Zergio terkekeh sumbang. "Gue bukan takut lo hajar," Zergio mendekatkan dirinya ke telinga Fahri dan berbisik. "Gue cuma takut lo malah bunuh diri, padahal gue belum apa-apain lo" Mata Fahri memerah karena emosi.

Sedangkan Zergio menjauhkan tubuhnya kemudian menatap Fahri tajam. Mengingat jika Ghea-nya hamil oleh lelaki ini sungguh membuat Zergio marah besar.

Zergio cemburu, Zergio marah, Zergio kecewa, Zergio sedih. Karena apa? Karena bukan Zergio yang pertama, Zergio juga gagal menjaga Ghea-nya. Zergio merasa tidak berguna.

"Udah lah Gi, males gue liat mukanya. Pengen gue picek-picek. Mending lo to the point" Cetus Agra melirik Fahri sinis.

Fahri mendecih dan menatap Agra tak kalah sinis. "Apa mau lo semua?! Kalian masih takut juga sama gue setelah gue dirantai kek begini!!" Sentak Fahri berapi-api.

Zergio mendengus malas. "Gue malas basa-basi. Siapa pengkhianat di Antranos. Siapa komplotan pecundang lo?!"

Fahri tersentak. Pria itu membuang muka ke arah lain selama beberapa saat sebelum kembali menatap Zergio dengan tajam juga.

"Cih! Lo masih percaya sama cewek lo?! Padahal jelas-jelas cewek murahan lo yang berkhianat!"

"ANJING!!" Teriak Agra mengumpat dan langsung maju menghantam wajah Fahri.

Bugh

"Agra!" Bentak Angga menenangkan.

Fahri meludah liurnya yang terasa tidak enak karena bercampur darah. "Kenapa? Emosi? Bukannya lo pada udah benci sama tu cewek? Cewek yang ngandung anak gu---"

Bugh

kali ini Zergio yang menghantam wajah Fahri hingga lukanya semakin parah. Nafas Zergio terengah-engah karena menahan emosi.

"Sekali lagi lo sebut anak itu sebagai anak lo, gue gak segan-segan hancurin kehidupan lo" Sentak Zergio menunjuk wajah Fahri penuh emosi.

Kali ini Fahri terdiam. Cih! Ia seolah kehabisan kata. Dan Fahri tidak tau bagaimana membalas Zergio dan teman-temannya. Ia tidak mampu bergerak. Jadi, lebih baik menghancurkan Antranos dengan membongkar pengkhianatnya kan?

ZERGIO•| [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang