Z|18

81.4K 7.3K 291
                                    


Hari ini diriku hader lagi, membawakan moment Zergio dan Ghea meskipun gak terlalu banyak🤣

Semoga puas yee. Kalo gak gue santet😭🤣
*Canda deng. Gw gak ngerti tentang begituan😭

Happy Reading(✯ᴗ✯)


______

Zergio menatap Ghea datar. Gadis itu kini tengah tertidur di atas ranjang kamar pribadi nya di markas Antranos.

Saat pulang dari menjemput gadisnya di halte, Zergio langsung menghubungi Dr. Ardhan--Dokter pribadi keluarga Raveenzy--untuk memeriksa keadaan Ghea yang sudah kehilangan kesadarannya. Untung saja Ghea pingsan karena kelelahan dan juga karena telat makan, daya tahan tubuh gadis itu begitu lemah. Meskipun begitu, Zergio sempat mencak-mencak tak jelas pada Dr. Ardhan, untung saja Dr. Ardhan sudah kebal diomeli Zergio ataupun Kenneth.

30 menit kemudian, Ghea sadar dan Zergio harus memaksa gadis itu untuk makan. Awalnya Ghea beralasan jika ia ingin muntah saat makan. Tapi Zergio tetaplah Zergio, lelaki keras kepala itu berhasil memaksa Ghea agar mau mengisi perutnya dengan bubur ayam yang dibelikan oleh Azka atas suruhan Zergio tadi.

Dan saat ini Ghea sudah tidur, baju gadis itu juga sudah diganti dari yang awalnya mengenakan seragam sekolah.

Eitss. Tenang saja, Riana lah yang menggantikan pakaian gadis itu. Zergio menyuruh Fano untuk menjemput Riana tadi agar langsung kemari, karena hanya gadis itu yang tau tentang Ghea.

Cup

Zergio mengecup kening Ghea sekilas sebelum meninggalkan gadis itu sendirian di kamarnya. Membiarkannya tidur dan beristirahat.

Suasana markas Antranos kali ini cukup ramai karena kedatangan Riana yang kembali dijadikan bahan ejekan untuk Angga.

Ya, setelah Zergio menyuruh Fano untuk menjemput Riana, Angga langsung membantah dan memaksa agar dirinyalah yang menjemput gadis itu di rumahnya. Tentunya Angga sudah mengetahui rumah Riana karena pernah mengantar gadis itu pulang sebelumnya.

"Ghea gimana Kak?" Tanya Riana pada Zergio setelah menyadari kehadiran pria itu.

"Tidur." Jawab Zergio singkat.

Riana mendengus pelan. Sepertinya ia hampir mulai terbiasa dengan keacuhan Zergio."Kak Fano anterin gue pulang dong!" Pinta Riana pada Fano.

Sedangkan si eumpunya nama malah melirik Angga sinis. "Yang jemput siapa yang nganter siapa" Cetus Fano menyindir.

Angga yang sedari tadi diam pun mendengus. "Gue anter!" Pungkas lelaki itu seraya berdiri dari duduknya.

Riana sontak menggelengkan kepalanya keras dan merapatkan duduknya dengan Bryan yang ada di sampingnya.

"Gak mau! Ntar modus lagi sok-sokan ngebut supaya gue peluk!" Tolak Riana sedikit meninggikan suaranya.

Saat mereka sibuk berdebat, Zergio sudah duduk di kursinya seperti biasa. Fokus ke ponselnya menatap pesan dari Mommy nya.

"Lah! Lo nya aja yang penakut!" Balas Angga tak terima dibilangi modus.

"Heh! Gue gak penakut ya. Lo tuh terlalu gengsian, bilang aja kek kalo mau gue peluk, nanti juga gue peluk dengan suka rela!" Pekik Riana tanpa sadar membuat Angga terdiam, begitupun dengan anggota Antranos lainnya. Kecuali Zergio dan Rafa yang tetap tenang sedari tadi.

Prok prok prok

"WOAAAH!! Ada yang keceplosan nih!" Pekik Bryan setelah bertepuk tangan heboh.

ZERGIO•| [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang