Z|41

59.2K 5K 111
                                    

Tak terasa sudah sebulan berlalu setelah Zergio dan Ghea ke Bali bersama keenam inti Antranos dan juga teman-teman kekasihnya

Selama itu juga, Paluska tidak pernah melakukan apapun. Entah apa yang mereka rencanakan, Zergio hanya tetap berjaga-jaga bersama keenam sahabatnya.

Untuk saat ini Zergio masih tidak yakin untuk mengadakan pertemuan dengan semua anggota Antranos. Karena keberadaan si pengkhianat yang belum diketahui siapa.

Selama itu juga, Zergio jarang menghabiskan waktu bersama Ghea karena kesibukan masing-masing. Sebenarnya hanya Zergio yang sibuk selama beberapa minggu terakhir, karena mereka telah melaksanakan ujian.

Dan satu minggu yang lalu, semua kelas tiga SMA Praba baru saja selesai Ujian Nasional untuk kelulusan yang akan diumumkan beberapa minggu lagi.

Sementara Ghea? Selama Zergio sibuk dengan urusannya, gadis itu memilih menghabiskan waktunya lebih banyak bersama teman-temannya. Bahkan ia jadi rutin ke Panti bersama Sasa. Riana, Alexa dan Alina juga pun sering ke sana.

Sedangkan untuk menjenguk Mafyra--Ibu kandung Sasa--gadis itu tidak pernah ke sana setelah kunjungan mereka sebulan yang lalu. Tapi saat itu Mafyra tidak mau ditemui siapapun.

Kali ini, Ghea akan ke sana bersama Sasa. Bahkan sekarang mereka sudah berada di Rumah sakit itu.

"Kak Lala ngasih tau gue, kalo Mama beberapa hari ini terus nyebut-nyebut nama seseorang. Semoga kali ini kita dapet informasi yang lebih jelas" Pungkas Sasa pelan. Mereka berdua tengah duduk di depan ruang rawat inap Mafyra saat ini.

"Hay Sasa, Ghea!" Sapa Lala ketika ia mendatangi kedua gadis berwajah serupa itu dengan senyuman di wajahnya. Ghea dan Sasa hanya membalasnya dengan senyuman saja.

Kunci pintu kamar rawat Mafyra sendiri sudah dibuka oleh Lala. Tapi Ghea maupun Sasa masih sedikit ragu untuk masuk.

"Gapapa. Beberapa hari ini Mama kamu keliatan lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Semoga kali ini udah bener-bener membaik" Ucap Lala mencoba meyakinkan kedua gadis di depannya ini.

"Aamiin"

Lala hanya tersenyum dan membiarkan kedua gadis itu masuk. Ia memilih menunggu di luar seperti biasa.

Sementara itu, Sasa menatap Mama-nya dengan tatapan sendunya. Entah kapan wanita yang melahirkannya itu sembuh.

Ketika mereka berdua masuk, Mafyra menoleh ke arah mereka dengan gerakan lemahnya.

"M-mama" Gumam Sasa pelan dan sangat ragu.

Hingga tiba-tiba saja, kedua gadis itu dibuat membeku saat Mafyra melemparkan senyum tulusnya yang sebelumnya telah hilang selama belasan tahun lamanya.

"P-putriku" Lirih Mafyra memandang dua gadis di depannya dengan tatapan terharu.

"Ini Mama sayang. Mama tidak gila, ini semua karna wanita jalang itu. Mama hanya tidak sanggup kehilangan putri Mama"

Sasa sudah menangis di sampingnya, sedangkan Ghea terdiam dengan tubuhnya yang mematung. Tatapannya kosong, matanya menatap Mafyra dengan dalam.

Ini adalah pertemuan mereka yang kedua kalinya. Tapi pertemuan kali ini berbeda. Saat itu Mafyra sampai mengamuk, tapi kali ini, lihatlah bagaimana wanita itu tersenyum dan bagaimana wanita itu memeluk Sasa dengan erat.

"Mama, Sasa rindu sama Mama hikss"

Ghea berbalik membelakangi ibu dan anak yang tengah saling melepas rindu itu. Ingatannya kembali pada beberapa tahun yang lalu, ketika Relia--Mami tirinya--selalu menyiksa dirinya dan mengatai dirinya jalang seperti Mamanya. Padahal Ghea sama sekali tidak tau siapa perempuan yang telah melahirkannya selama ini.

ZERGIO•| [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang