Z|32

69.7K 6.1K 376
                                    

Saat ini Ghea hanya bisa diam dengan jantunganya yang berdegup begitu kencang. Zergio memeluknya dari belakang dengan posisi mereka yang masih berbaring di ranjang.

Ghea sedikit bergerak untuk turun dari ranjang, tapi Zergio malah semakin mengeratkan pelukannya hingga punggung Ghea semakin menempel dengan tubuh depan Zergio.

"Mau kemana hm? Ghea jangan tinggalin Gio" Gumam Zergio dengan berbisik. Hal itu membuat Ghea bergidik kegelian, nafas Zergio terasa menggeletik di balik tengkuknya.

"Lepasin" Cicit Ghea pelan, tak berani.

"Pacarnya Gio kok jahat sih?" Gumam Zergio demgan sedikit rengekan.

Diam-diam Ghea tersenyum kecil. Zergio jadi menggemaskan, lelaki itu tidak pernah seperti ini padanya. Biasanya Zergio selalu berperilaku otoriter pada Ghea, dan hal itu membuat Ghea terkadang urung jika ingin bermanja-manja dengannya.

Ghea bergerak pelan untuk berbalik menghadap Zergio, Hingga wajahnya tepat di depan leher lelaki itu. Ghea mendongakkan kepalanya bertepatan dengan Zergio yang sedikit menunduk hingga tatapan mereka bertemu.

Ghea tersenyum tipis. Lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya sembari bergumam. "Dingin"

Sejujurnya, Ghea merasa gerah saat ini. Pakaiannya yang terlalu tertutup dan tebal, ditambah selimut yang menutupi tubuhnya dan jangan lupakan Zergio yang memeluknya begitu erat.

"Kak Gio udah makan?" Tanya Ghea pelan, nyaris tidak terdengar.

Zergio menempelkan keningnya ke kening Ghea, membuat gadis itu merasakan panasnya tubuh lelaki yang tengah memeluknya itu. Zergio menggeleng pelan dengan bibirnya yang mencebik lucu.

"Mereka gak kasi Gio makan" Adu Zergio layaknya anak kecil yang mengadu pada ibunya.

Mungkin jika Angga, Azka dan Bryan mendengar aduan Zergio, mereka bertiga akan menggetok kepala Zergio dengan panci dapur. Sudah lelah menuruti suruhan Zergio layaknya Babu, malah difitnah di depan pacar lelaki itu sendiri.

Ghea mengernyit. "Kak Gio gak boleh loh bohong" Ujar Ghea menahan senyum.

Zergio menarik Ghea agar kepala mereka sejajar, kemudian gantian Zergio yang memeluk Ghea dengan kepalanya yang ia tenggelamkan ke leher Ghea.

"Kak Gio geli iiiih" Rengek Ghea menghindar.

Zergio berdecak kesal. "Gio marah nih!"

Ghea tertawa kecil. "Ghea ambilin bubur buat kak Gio ya?" Tanya Ghea mengalihkan pembicaraan sambil mengelus kepala Zergio. Ia biarkan saja lelaki itu menciumi lehernya dari luar bajunya. Untung saja ia mengenakan atasan dengan model turtle neck haha.

"Gak mau. Ghea di sini aja! Suruh aja si babu di lantai bawah" Ketus Zergio sarkas dan semakin mengeratkan pelukannya.

Ghea mendengus pelan. "Kalo kak Gio gak lepasin Ghea. Ghea pulang nih sekarang! Biar aja kak Gio kesakitan trus ngerengek, Ghea gak akan peduli" Ancam Ghea dengan sengaja. Entah keberanian dari mana gadis itu dapatkan hingga berani mengatakan itu.

Zergio menggeram pelan. "Arrggh! Apaan sih?! Ya udah sana!" Kesal Zergio setelah melepaskan pelukannya. Pria itu berbalik membelakangi Ghea yang kini sudah beranjak turun dari ranjang.

Zergio semakin kesal saat Ghea malah keluar kamar tanpa membujuknya. Alisnya sudah menukik tajam dengan posisinya yang tengah berbaring terlentang. Ck.

Sementara itu, Ghea turun ke lantai satu dan mendapati ada beberapa anggota Antranos yang sepertinya ikutan bolos dari sekolah. "Loh? Kok pada gak ke sekolah?" Tanya Ghea membuat mereka semua menatap gadis itu.

ZERGIO•| [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang