Teng teng teng
"Huh akhirnya pulang juga"
Una menghela nafas lalu ia membereskan buku-buku nya kedalam tas untuk segera pulang ia sungguh lelah pelajaran kali ini benar-benar membuat otaknya tak sanggup untuk menampung banyak hal.
"Ayo Una semangat, kau akan s gerakan pulang dan bisa memakan makanan kesukaanmu yang dibuat oleh kakakmu"
Akhirnya ia berjalan keluar dari sekolah menuju rumah, diperjalanan ia merasa ada yang aneh ia melihat kebelakang tak ada siapapun tumben DK tidak mengikutinya apa kakak sudah tak menyuruhnya untuk mengikuti nya lagi. Ah sudahlah Una menggeleng sebentar ia pun tak peduli yang penting ia cepat pulang.
Diperjalanan ia melihat seorang gadis sedang menyebut sesuatu yang ada diatasnya. Una penasaran dan menghampiri nya.
"Permisi ad-- eh kak Lisa apa kabar?" Tanya Una kaget ia uda jarang banget melihat kak lisa. "Kakak ngapain disini apa kakak cari sesuatu" ujar Una sambil melihat kearah sekitar.
"Oh heyy, gue baik kok ini kucing gue ada diatasnya sana gue suruh turun dia gak mau" ucap Lisa sambil memanggil kucingnya "Leo~ puss~~ ayo turun sini kita pulang yuk"
Miauuww
Balas kucing Lisa untuk mencoba turun tapi gak jadi karna takut.
"ni kucing kalau takut turun kenapa naik sih" keluh Lisa tak habis pikir sama kucingnya "Uda kagak ada bangku lagi gimana nih, lu ada ide gak?"tanya Lisa pada Una.
"Ini tinggi banget kak, oh sebentar"ucap Una sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya, "ini kak kita coba pakek switer Una lumayan lah"
"Eh jangan nanti rusak gimana, gue gak punya uang loh mau ganti" balas Lisa menolak.
"Gak papa kok gak santai aja dirumah Masih banyak, yaudah ayo cepet kak" seru Una mau gak mau akhirnya Lisa mengiyakan.
Mereka membentang switer Una lalu memanggil kucing itu awalnya kucingnya takut takut untuk turun sedikit menahan kesabaran untuk Lisa dan Una akhirnya kucingnya pun turun.
"Oh syukur lah akhirnya kau turun juga leo" ucap lega Lisa sebab butuh kesabaran ekstra untuk itu.
Miauuww
Lisa memeluknya dan mengelus sayang. Una melihat itu tersenyum juga.
"Kak boleh una mengelusnya?"tanya Una sama Lisa sebab ia tak suka sama kucing tapi ia penasaran "gigit gak kak kalau aku pegang"
"Hahah, boleh Elus aja dia gak gigit kok, dia hanya gigit kalau merasa terancam aja, untuk sekarang dia lagi jinak kok aman, ayo coba pegang" ujar Lisa meyakinkan Una untuk memegang kucing nya.
Walau agak takut tapi Una akhirnya mencoba ia menaikkan tangannya untuk menyentuh bulu halus kucing itu. Oh ya ampun Una memegangnya halus sekali bulunya.
"Halus sekali bulunya, Wahh kakak merawat nya dengan sangat baik" ucap Una sambil mengelus kucing nya Lisa hanya tersenyum manis.
Una melihat jam yang ada ditangannya ia harus pulang.
"Kak aku pulang dulu ya" pamit Una kepada lisa.
"Iya terima kasih ya Uda mau bantuin"
"Sama sama kak anggap aja ini balas budiku waktu itu, Una pamit ya dah kaklisa dah Lio" pamit Una kepada keduanya sambil melambaikan tangan.
Miauuww
Lio pun membalas pamitan Una bener bener kucing yang pintar bukan.
"Ayo Lio kita pulang~"
Lisa pun membawa kucingnya pulang kali ini ia menggendongnya karna ia tak ingin kucing nya berjalan ntar malah naik lagi dan susah untuk turun.
Tanpa mereka sadari telah ada yang mengamati mereka berdua sambil tersenyum lega.
"Kakak bangga pada mu Una"
Ya Dia adalah unwo, ia diam diam mengikuti Una hari ini karna ia mendapat kabar dari dk waktu itu ia telah dihadang oleh lelaki tak dikenal makannya ia mengikuti adiknya dan ternyata semua aman unwo lega rasanya.
"Kak aku pulangg~" teriak Una.
Tak ada sautan dari kakaknya tumben biasanya ia akan menunggu Una didepan pintu tapi sekarang ia kemana.
Una memasuki rumahnya melpaskan tasnya disofa lalu pergi kearah dapur
"Kak ini Una Uda pulang loh kakak kemana sih, aneh banget" ujar nya.Waktu ia membalikkan badan ia kaget melihat kakaknya ada disitu "oh ya ampun kak ih, kaget tau"
"Adik kakak kenapa sih hmm"
"Kak kemana Una manggil gak jawab biasanya Uda didepan pintu sekarang kok gak ada tumben" tanya Una.
Unwo tersenyum kepada adiknya
"ada kok Una aja yang gak liat"
Ucap unwo membuat Una mengerutkan alisnya bingung "hah masa sih kak kok Una gak liat emang kakak dimana"Unwo memegang bahu adiknya untuk menuju meja makan yang terdapat makanan yang sudah siap untuk dilahap.
" Uda ayo makan dulu, eh ganti baju dulu baru makan cepet ayo ayo ayo" suruh unwo sambil mengibaskan tangannya menyuruh untuk pergi ke kamarnya.
"Ck, kakak aneh banget deh" Una melihat kakaknya sebentar lalu pergi tak lupa ia membawa tasnya untuk menyimpan dikamarnya.
Unwo menghela nafas lega karena Una tak banyak tanya kepadanya untung ia cepat mengalihkan perhatian. Lalu unwo pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan mereka.
Setelah mengganti baju Una menghampiri kakak nya yang sedang menyiapkan piring untuk nya.
"Sini ayo, Una mau makan apa"tanya unwo
"Una mau makan semua yang kakak masak Una laper ayo kak cepet" unwo hanya menggelengkan singkat atas ucapan adiknya itu.
"Baiklah cah~ ini dia makan yang banyak biar Una cepet tinggi" ujar unwo yang membuat Una menghentikan makannya lalu menatap kakaknya datar unwo merasa diperhatikan melihat kearah una.
Unwo hanya berdehem seolah bertanya kenapa" kakak ngejek aku ya mentang mentang aku tidak tinggi"
"Kamu merasa ya una, hahahaha" tawa unwo lepas karna melihat adiknya cemberut oh ya ampun menggemaskan sekali.
"Kakak ihh" merajuk Una. Unwo menghentikan tawanya lalu berdehem "oke oke kakak salah maaf ya adik kakak yang cantik imut nan lucu yaudah lanjut makannya" una mengangguk singkat lalu melanjutkan makannya.
Beberapa menit kemudian mereka telah selesai dan mereka sedang duduk santai diruang santai sambil melihat televisi menyala.
"Kak Una boleh tanya gak" tanya Una tiba tiba kepada enwo.
Unwo hanya berdehem sambil melihat televisi tanpa melihat kearah nya.
"Kakak kawanku bilang kemarin ada pertempuran antar geng ya didekat sungai bawah jembatan katanya geng mutra itu geng kakak kan, sama apa ya namanya SMA zukazuka ya"
Unwo langsung melihat kearahnya "tau dari mana "Una mengendus kakak ini tuli apa gimana "ih kakak kan Una Uda bilang dari temen una"
"Maksud kakak temen una tau dari mana" tanya unwo membuat Una mengangkat bahunya "gak tau juga kak dia cuman bilang bahwa ia tau dari orang orang, trus mereka bilang salah satu geng itu salah sasaran kak apa bener"
Unwo hanya mengangkat bahunya acuh tak peduli, pokoknya ini tidak boleh sampai Una tau atau ikut campur cukup dirinya saja.
"Oh ia kak tumben aku tidak melihat dk, biasanya ia membuntuti ku waktu pulang sekolah"
"Tumben cari dia ada apa nih" tanya unwo sambil tersenyum jahil. " Ih apa sih kak Una kan cuman nanyak"ucap una.
"Iya iya, dia sekarang lagi ada urusan jadi gak bisa untuk buntuti Una dulu" ucap unwo hanya dibalas oh aja oleh Una.
"Kak kalau Una suka sama seseorang kakak marah gak" ucap Una membuat unwo mengalihkan pandangan kepadanya pertanyaan macam apa ini pikir unwo.
"Memang Una suka sama siapa?" Tanya unwo
"Deka"
"Apaaaaa!"