"PAPA, KAKAK NAKAL!" Adu Ara saat kegiatan melukisnya diganggu oleh sang kakak, sementara si pelaku hanya tertawa puas.
"Ngadu terusss," ucap Taeyong dengan nada meledek membuat Ara sontak memukuli tubuhnya bertubi-tubi.
"Nenekkk," rengek Ara pada Sunghee yang duduk tenang dengan benang dan juga jarum jahit di tangannya, berharap sang nenek akan memarahi Taeyong.
"Taeyong, adeknya dijailin terus kenapa ih," tegur Sunghee halus.
"Abis Ara gemesin, kakak jadi pengen unyel-unyel." Taeyong mengerutkan hidungnya, menahan gemas dan menahan agar tidak kelepasan menggigit pipi bulat Ara.
"Kakak, sakit!" Pekik Ara saat Taeyong menarik kedua pipinya cukup kencang.
Okey sepertinya Taeyong gagal, karena lelaki itu benar-benar tidak tahan melihat Ara yang terus merengut sejak awal ia mengganggunya.
Ara menepis tangan Taeyong dan memberi tatapan sinis pada sang kakak sebelum menghampiri Jaejoong dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.
"Papa, marahin kakak." Ara menunjuk Taeyong yang juga menatapnya dengan tatapan meledek.
Jaejoong mendengus geli, sama sekali tak berniat melerai kakak adik yang kini kembali bertengkar itu.
Karena sejujurnya ia juga merindukan momen itu. Di mana Ara akan langsung mengadu padanya karena Taeyong yang terus menganggu kegiatannya.
Dulu, sebelum BoA berulah. Taeyong dan Ara adalah sepasang kakak adik yang sangat dekat. Mereka sangat menyayangi satu sama lain walau kerap kali bertengkar karena hal kecil.
Taeyong yang sangat senang menganggu adiknya. Dan sebaliknya, Ara yang tak jauh berbeda dari Taeyong juga kerap kali mengganggu dan menyembunyikan barang milik sang kakak.
Hingga perubahan dari BoA membuat Ara ikut berubah. Gadis yang dulunya sangat ceria dan cerewet itu berubah menjadi sosok yang lebih pendiam.
Ara bahkan meninggalkan dan berusaha melupakan hobi melukisnya dan mulai belajar dance karena BoA yang terus membandingkan ia dengan Taeyong.
Lamunan Jaejoong terpecah saat dering ponselnya terdengar, menunjukkan nama yang beberapa hari ini ia hindari agar tidak kelepasan mengamuk di depan kedua anaknya.
BoA.
Seulas senyum miring terukir di bibir Jaejoong, pria itu tanpa segan menggeser ikon berwarna merah. Menolak panggilan dari sang istri yang sebentar lagi akan berubah menjadi mantan istri. Mungkin.
Jaejoong tidak akan membiarkan kedua anaknya tertekan lagi. Biarlah ia merelakan cinta pertamanya dan fokus membahagiakan putra-putrinya.
"Awas! Ara gak mau temenan sama kakak lagi, Ara mau sama nugget aja!"
Ara membuang pandangannya ke arah lain lalu memeluk kepala nugget yang setia duduk di sebelah kursi rodanya.
Taeyong tersenyum melihat itu.
Meskipun ia marah karena sikap BoA selama ini. Namun Tak dapat dipungkiri Taeyong juga sangat bersyukur karena dapat kembali dan berinteraksi dengan adiknya seperti dulu.
"Kakak sayang kamu Ra, banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSIMILAR
Fanfiction"Maaf, tapi saya sudah tidak menginginkan kamu sejak kamu beranjak remaja." A wattpad story by ©aimmortelle_