05

8K 1.6K 148
                                    

Felix menuntun Ara untuk duduk di bawah pohon besar yang berada di depan gedung fakultas hukum, diikuti dengan Ryujin dan Hyunjin yang juga duduk tak jauh dari mereka.

"kamu gak kenapa-napa 'kan, yang?" Tanya Hyunjin seraya memeriksa seluruh tubuh Ryujin, membuat Felix yang melihat itu langsung memutar bola matanya malas.

Ia lalu beralih menatap Ara yang tengah menunduk dan sesekali mengusap sudut bibirnya yang sedikit robek karena tamparan Nancy, "sakit?"

Ara membelalak, dan refleks memundurkan wajahnya ketika sadar jarak antara wajahnya dan Felix tak lebih dari 5 centi, terlebih tatapan dalam Felix membuat wajahnya terasa panas.

"sorry". Felix menjauhkan wajahnya, lalu beralih berlutut di hadapan Ara dengan tatapan yang mengarah pada sudut bibir gadis itu. "masih perih?"

Tubuh Ara kembali menegang kala tangan hangat Felix mengusap pipi kirinya yang tadi ditampar oleh Nancy dengan sangat lembut, "pipi lo merah..."

"f-felix.." Cicit Ara tak nyaman, sementara Felix yang mendengar Ara mengucapkan namanya langsung menatap gadis itu terkejut. "lo tau nama gua?"

Ara mengangguk pelan, membuat senyuman lebar terbit di wajah Felix. "kok bisa tau gue?"

Felix bertanya seraya mendudukkan bokongnya di sebelah Ara. "k-kamu terkenal." Felix tergelak ketika mendengar cicitan polos yang keluar dari mulut Ara.

"lo lucu."

———

Sudah beberapa hari sejak kejadian Nancy yang melabrak Ara di kantin. Dan sudah beberapa hari pula Hyunjin, Ryujin dan juga Felix selalu menjaga dan mengekori Ara selama di kampus.

"aku bukan anak kecil, gak perlu diikutin sampe kayak giniii!" seru Ara dengan kaki menghentak sebal, gadis itu hanya pergi buang air kecil sebentar dan ketiga temannya itu dengan protektif mengikutinya dan menunggu hingga di depan toilet perempuan.

"ih, ini itu biar lo aman dari antek-anteknya nancy. ara sayangg," ujar Ryujin seraya menarik pipi Ara membuat si empunya meringis.

"tapi aku bisa jaga diri, gak perlu diikutin sampe toilet juga.." Cicit Ara, sementara Felix dan Hyunjin yang mendengar itu hanya mendengus geli.

"udah ah, malu kali ribut di depan toilet," ucap Hyunjin menginterupsi Ara dan Ryujin yang tengah berdebat ringan.

Selanjutnya Hyunjin menarik pinggang sang kekasih, merangkulnya dengan posesif sebelum mengajak gadis itu untuk segera masuk ke kelas mereka yang akan dimulai sebentar lagi.

"jangan bengong." Felix menjentikkan jarinya di depan wajah Ara, membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya.

Ara yang merasa malu karena terciduk melamun langsung melangkah tanpa sadar dengan tali sepatunya yang tak terikat dengan benar.

Gadis itu hampir terjatuh karena tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri, beruntung Felix dengan sigap menahan lengan Ara dan menuntun gadis itu untuk kembali berdiri tegap.

"katanya bisa jaga diri, iket tali sepatu aja gak bener," ledek Felix lalu berlutut di depan Ara untuk membenarkan ikatan tali sepatu gadis itu. 

Mengabaikan teriakan histeris para mahasiswi yang melihat sikap gentle Felix pada Ara, namun tak sedikit juga dari mereka yang mencibir Ara.

"makasih," cicit Ara sebelum membuang pandangannya ke arah lain, asal tidak menatap Felix yang tengah menatap gadis itu dengan senyum manisnya.

Ara menunduk ketika merasa rasa hangat menjalar pada telapak tangannya. Mendapati tangan mungilnya yang saat ini tengah berada dalam genggaman tangan Felix yang juga mungil.

"biar gak keselandung lagi."










DISSIMILARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang