Setelah beberapa hari tidak masuk kuliah karena demam tinggi, akhirnya hari ini Ara kembali masuk kampus di antar oleh sang kakak yang menjabat sebagai ketua BEM kampus mereka.
Taeyong menghela napasnya kasar ketika indra pendengarannya menangkap bisik-bisik para mahasiswi yang menjelek-jelekkan adiknya.
"oh, ceritanya lagi pansos sama kakaknya?"
Langkah Taeyong terhenti, ia kemudian menoleh dan menatap salah satu mahasiswi yang berdiri tak jauh darinya dengan tatapan datar.
"mulut kamu bisa dijaga gak? kalo memang kamu gak suka dengan adik saya, ya udah diem aja. gak usah menebar kebencian kayak gitu."
Mahasiswi itu langsung bungkam, tangannya bergetar ketika mendengar ucapan dengan nada datar yang keluar dari mulut Taeyong, "m-maaf kak."
"minta maaf sama adik saya," ucap Taeyong tak mau dibantah, lantas membuat mahasiswi itu menatap Ara dengan tatapan malasnya.
"maaf—"
"gak perlu, orang rendah kaya saya gak pantes nerima kata maaf. permisi," ucap Ara lalu berjalan cepat menuju gedung fakultasnya, meninggalkan segerombolan mahasiswa dan sang kakak yang terdiam mematung di tempatnya.
Raut wajah Ara kembali berbinar ketika netranya mendapati Ten yang juga tengah berjalan menuju gedung fakultasnya.
Ara dan Ten tidak berada di fakultas yang sama, namun gedung fakultas mereka yang berdekatan membuat Ara dan Ten kerap kali bertemu dan mengobrol singkat.
"kak ten!" Panggil Ara membuat si empunya berhenti berjalan dan menoleh pada Ara yang berjarak tak jauh di belakangnya.
Ara tersenyum lebar lalu berlari menghampiri Ten yang hari ini terlihat mengenakan kemeja hitam dan dibalut dengan jas almamater mereka.
"kenapa?" Tanya Ten setelah Ara berada di sebelahnya, sementara yang ditanya hanya menyengir. "manggil doang, hehe."
Ten mendengus geli lalu mengusak surai adik tingkatnya itu dengan gemas sebelum berjalan meninggalkan Ara yang mematung dengan pipi merona.
———
Saat ini Ara tengah berada di kantin fakultasnya bersama Ryujin yang saat ini tengah menunggu sang kekasih untuk makan siang bersama.
"gak pesen makan dulu?" Tanya Ara yang Ryujin balas dengan gelengan serta cengiran lebar, "nunggu ayang beb aja deh."
Ara mendengus geli lalu kembali melahap mie ayamnya dengan santai, hingga rasa dingin yang menjalar ke seluruh tubuhnya membuat gadis itu terdiam mematung.
"halo, chayara. adik kesayangannya ketua bem kita semua." Nancy, gadis itu tertawa remeh seraya menepuk pipi kiri Ara lumayan kencang.
"seneng ya? bikin gue dipermaluin di depan anak-anak sama kakak lo?" Nancy mendengus geli, "JALANG SIALAN!"
Tubuh Ara hampir terjungkal ketika Nancy menampar pipi gadis itu tanpa belas kasihan, membuat kedua gadis itu menjadi pusat perhatian di kantin.
"maksud lo apa?!" Ryujin beranjak berdiri, menatap Nancy dengan tatapan sengaknya. "kenapa tuh temen berdua berdiri di belakang? temen apa bodyguard?"
Ryujin tertawa sarkas lalu menarik rambut Nancy tanpa aba-aba membuat si empunya memekik histeris, sementara mahasiswa lain yang menonton hanya berdecak kagum.
"wow, santai brou." Ryujin melepas cengkramannya pada rambut Nancy ketika kedua teman gadis itu mulai maju ke arahnya.
"sebenernya gue pengen nyelesain dengan cara kekeluargaan, tapi sayang kita bukan keluarga." Ryujin menarik sudut bibirnya, membentuk senyum sinis.
Gadis itu tomboy itu kemudian menampar pipi kanan dan kiri Nancy secara bergantian, meninggalkan jejak merah di kedua pipi gadis itu.
"cewe sialan!" Nancy menggeram kesal, lalu berniat membalas tamparan Ryujin sebelum sebuah suara menginterupsi kegiatannya.
"nancy mcdonald," desis Hyunjin ketika melihat Nancy hampir melayangkan tamparannya pada pipi sang kekasih.
"mcdonie," bisik Felix yang berdiri di sebelah Hyunjin, membuat kekasih Ryujin itu buru-buru meralat ucapannya.
"nancy mcdonie."
"jangan pernah lo berani sentuh cewe gue." Hyunjin berjalan mendekat, lalu menghempas tangan Nancy yang masih terangkat di udara. "murahan."
Hyunjin berbisik sinis di telinga Nancy, lalu menarik Ryujin keluar dari kantin, sementara Ara dibantu oleh Felix.
Shin Ryujin
Hwang Hyunjin
Lee Felix
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSIMILAR
Fanfiction"Maaf, tapi saya sudah tidak menginginkan kamu sejak kamu beranjak remaja." A wattpad story by ©aimmortelle_