Beberapa jam sebelum pertemuan Taeyong dengan Ara...
Ara menghampiri Sunghee yang tengah duduk menonton televisi di ruang tengah, mengguncang lengan sang nenek pelan. Berusaha menarik perhatian Sunghee.
"Kenapa, Ra?" Sunghee mengusap surai cucunya dengan sayang, matanya beralih menatap Ara dengan sangat lembut.
"E-eum.. Ara mau tanya boleh?" Tanya Ara takut-takut, Sunghee yang menyadari itu sontak mengernyitkan keningnya.
"Boleh dong, memangnya Ara mau tanya apa? Kenapa keliatan takut begitu?" Tanya Sunghee lembut, sementara tangannya masih mengusap surai Ara penuh kasih sayang.
"Kan satu hari setelah Ara pulang dari rumah sakit itu, Ara liat ada album foto di ruang tengah.."
"Iya, terus?"
Ara menunduk, jari-jemarinya saling bertautan entah karena gugup atau takut.
"Ara liat ada foto Ara sama tiga orang lainnya, itu mama papa sama saudaranya Ara ya nek?"
Sunghee tersenyum lembut, ia kemudian sedikit memajukan wajahnya untuk mengecup pipi Ara yang semakin gembil.
"Sebentar ya." Sunghee beranjak, mengambil sesuatu dari laci yang ada meja kayu sebelah kamar Ara...
Sebuah album foto.
"Ara boleh liat, nek?" Tanya Ara antusias, membuat Sunghee yang melihat itu terkekeh gemas.
"Boleh dongg, sini deketan sama nenek." Ara mendorong kursi rodanya lebih dekat dengan nenek, lalu menundukkan tubuhnya untuk melihat-lihat foto yang ada di dalam album itu.
"Ini Ara waktu baru lahir, liat deh Ara cantik banget." Sunghee menunjuk salah satu foto di mana Ara yang terlihat masih berwarna merah dalam gendongan seorang pria.
"Ini papanya Ara, namanya Jaejoong," jelas Sunghee, matanya melirik Ara yang terlihat manggut-manggut mengerti.
"I-ini BoA.." Suara Sunghee memelan saat mengucapkan nama itu.
"BoA? BoA itu siapanya Ara, nek?" Tanya Ara masih sama antusiasnya dengan tadi.
"Eum.. BoA itu—"
Seakan lupa dengan pertanyaannya, Ara memekik seraya menunjuk salah satu foto di mana ia sudah mulai beranjak remaja.
"Ini siapa, nek? Kakaknya Ara ya?" Ara menunjuk wajah Taeyong yang pada saat itu tersenyum lebar ke arah kamera karena berhasil membuat Ara menangis.
"Iya, ini kakaknya Ara. Ganteng yah?" Ara mengangguk setuju, ia kemudian terkekeh kecil melihat wajahnya yang memerah karena habis menangis.
Tapi mengapa gadis itu merasa janggal, ia merasa tak mengingat satupun memori yang ada di foto ini.
Dan pertanyaan lain mulai bermunculan di kepalanya, kemana perginya kedua orang tua serta kakaknya? Kenapa hanya ia yang tinggal dengan Sunghee?
"Mama sama papa ada di mana, nek? Kakak juga? Kenapa cuma Ara yang tinggal sama nenek?"
Sunghee tertegun, ia tak berpikir Ara akan bertanya seperti ini sebelumnya.
"Mama sama papa lagi ada urusan kerjaan di luar kota, makanya Ara tinggal di sini biar dijagain sama nenek.."
Sunghee menyunggingkan senyum paksa, sebenarnya ia tak mau berbohong pada Ara. Namun keadaan seolah memaksanya untuk berbohong.
"Eh, Tapi tante yang waktu itu nabrak Ara mirip sama orang yang ada di foto ini ya, nek?"
"Oh iya, kalo kakak Ara di mana? Ara mau ketemu kakak dongggg," rengek Ara seraya menarik lengan Sunghee dengan wajah melasnya.
"Kakak kamu..."
———
Seperti biasa, Ara duduk di atas kursi roda bersama nugget di sampingnya. Duduk menghadap danau menikmati hangatnya matahari sore yang berwarna jingga.
"Kakak.." Gumam Ara tanpa sadar saat indra penciumannya menangkap wangi mint yang terasa familiar.
Gadis itu kemudian menoleh dan mendapati seorang lelaki yang sangat mirip dengan foto kakaknya yang baru ia lihat di album foto tadi.
"Dek.." Mendengar suara lirih lelaki itu membuat Ara mengernyit.
Hingga lamunannya buyar saat Taeyong memeluk tubuhnya dengan sangat erat. Lelehan air mata yang terasa di lehernya membuat Ara berjengit kecil.
Tak lama kemudian, Taeyong melepas pelukannya dan langsung menangkup wajah Ara membuat si empunya kembali terkejut.
Bibirnya tanpa sadar kembali menggumamkan kata 'kakak' yang membuat lelaki itu tersenyum sendu.
"Y-yong..."
Kehadiran laki-laki lain di sebelah Taeyong membuat tanda tanya besar di kepala Ara. Siapa kedua orang ini? Kenapa mereka terlihat sangat terkejut saat melihatanya?
Ara menarik tangan Taeyong yang menangkup wajahnya, menatap laki-laki itu dengan tatapan yang terlihat sendu.
"Kalian siapa? Dan kenapa kamu mirip sama kakak aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSIMILAR
Fanfiction"Maaf, tapi saya sudah tidak menginginkan kamu sejak kamu beranjak remaja." A wattpad story by ©aimmortelle_