Satu tahun kemudian..
Hari ini adalah hari keberangkatan Taeyong dan beberapa mahasiswa lainnya, menuju Desa Namwon untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disingkat KKN.
Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Taeyong lantas membungkukkan tubuhnya pada BoA dan Jaejoong yang mengantarnya walaupun sudah ia larang sebelumnya.
Taeyong kemudian berniat masuk ke dalam bis yang telah disediakan oleh pihak kampus, namun niat itu terurung saat ia mendengar seseorang memanggil namanya dengan lantang.
"Kak Taeyong!"
Taeyong menoleh, dan kembali mendapati salah satu teman mendiang adiknya yang selalu menemuinya selama satu tahun terakhir ini.
Ryujin mengatur napasnya yang naik turun tak beraturan sebelum beralih menatap Taeyong serius.
"Gue tau lo ragu sama omongan gua dan Felix atau Hyunjin selama ini. Tapi kita sama sekali gak bohong tentang Ara yang masih hidup."
Taeyong diam, mendengarkan ucapan Ryujin dengan seksama.
"Selama satu tahun belakangan ini kita selalu ke Namwon untuk nemuin Ara, kalo memang lo gak percaya. Lo bisa buktiin sendiri, dateng ke danau yang ada di sana sekitar jam 4 sore."
Ryujin tersenyum tipis, kemudian menepuk pundak Taeyong tanpa rasa takut. "Gue tau lo sebenernya percaya, lo cuma takut kalo kenyataannya Ara bener-bener pergi."
Ryujin kembali menarik tangannya, "tapi percaya sama gue. Ara bener-bener masih hidup dan gue harap lo bisa bersikap baik sama dia."
"Udah cukup dia nerima perlakuan gak enak dari ibu kandung dan orang di sekitarnya, jadi gue minta tolong sama lo untuk bikin Ara bahagia."
"Ara cuma gadis polos gak bersalah yang dibenci sama ibu kandungnya sendiri tanpa ada alasan jelas. Dia berhak bahagia, kak."
Ryujin tersenyum kemudian berlalu dari hadapan Taeyong yang terdiam setelah mendengar ucapannya.
———
"Yong? Mau kemana?" Ten keluar dari rumah kepala desa yang sudah mereka tinggali selama beberapa hari, menghampiri Taeyong dan menepuk bahunya pelan.
Sudah hampir 5 hari mereka sampai di sana, namun Taeyong belum juga mengunjungi danau yang Ryujin katakan saat hari keberangkatannya kemarin.
Dan hari ini Taeyong sudah bertekad untuk ke sana. "Cari angin," jawab Taeyong tanpa berniat menoleh pada Ten.
"Gue ikut ya." Ten segera memakai sepatunya dengan cepat agar tidak ditinggal oleh Taeyong.
Setelah Ten selesai memakai sepatunya, mereka kemudian berjalan menuju danau yang tak terlalu jauh dari sana dengan santai.
Jam menunjukkan pukul 15.57 dan—jika perkiraan Ryujin tidak salah—masih tersisa beberapa menit untuk Ara tiba di sana.
Langkah Taeyong terhenti, napasnya tercekat saat netranya melihat seorang gadis yang duduk membelakanginya di atas kursi roda dengan seekor anjing besar di sebelahnya.
Taeyong bahkan tidak mengacuhkan Ten yang sibuk mengoceh di belakangnya karena ia yang berhenti tiba-tiba.
Masih dengan wajah tak percaya, Taeyong melangkah mendekat. Hingga tanpa sadar telah berdiri tepat di belakang tubuh gadis itu.
"Kakak.."
Tubuh Taeyong menegang saat mendengar gumaman gadis itu, hingga tanpa sadar si empu yang sedari tadi ia tatap menoleh ke arahnya.
Taeyong menelan ludahnya susah payah, ia bahkan mundur beberapa langkah karena terlalu terkejut.
Ia benar-benar tidak menyangka bahwa selama ini yang ketiga teman adiknya itu katakan adalah sebuah kebenaran.
Sebenarnya Taeyong percaya pada Felix atau Ryujin, namun ia segera menepis itu karena takut jika Ara sudah benar-benar tidak ada dan yang kedua teman adiknya lihat itu hanyalah seseorang yang mirip Ara.
"Dek.." Taeyong tak melanjutkan kalimatnya, napasnya naik turun tak beraturan entah karena apa.
Dengan sigap, Taeyong menarik Ara ke dalam dekapannya. Menangis pilu di lekuk leher adiknya.
Adik kesayangannya yang selalu ia harapkan kembali.
"Kakak."
Sementara di sisi lain, Ara terus menggumamkan kata tersebut dengan tatapan kosongnya. Dan hal itu membuat Taeyong semakin yakin bahwa gadis di hadapannya benar-benar adik kandungnya.
Taeyong melepas pelukannya, beralih menangkup wajah Ara yang terlihat jauh lebih gembil dari terakhir kali ia lihat.
"Y-yong.."
Ten yang baru sadar bahwa Taeyong tak mendengar dumelannya segera menyusul laki-laki itu. Namun apa yang ia lihat membuatnya terdiam dengan mata melotot karena terkejut.
Ara menarik tangan Taeyong yang menangkup wajahnya perlahan, lalu menatap laki-laki itu dengan sendu.
"Kalian siapa? Dan kenapa kamu mirip sama kakak aku..."
Mau dabel apdet tapi agak maleman, bye
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSIMILAR
Fanfiction"Maaf, tapi saya sudah tidak menginginkan kamu sejak kamu beranjak remaja." A wattpad story by ©aimmortelle_