delapan

24 13 0
                                    

setibanya Bayu di rumah ia melihat seorang perempuan cantik masih memakai seragam sekolah di depan rumahnya.

"Lo kemana aja si? gue udah tungguin lo dari tadi di sini!"
Aca kesal, sedari tadi ia menunggu Bayu di depan rumahnya.

"Lo siapa?"
Bayu merasa tidak pernah melihat perempuan itu.

"Wah parah lo ya!, gue nungguin lama eh pas lo sampe malah nanya gue siapa."
Aca menatap Bayu kedua matanya terbuka lebar.

"cantik."
Tanpa Bayu sadari kata-kata itu keluar dari mulutnya, ia terpesona melihat kecantikan perempuan aneh itu.

"Eh ngomong apa tadi, lo bilang gue cantik ya?"
Aca memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

"Engga ko jangan geer."
Bayu tidak mengakuinya karena ia malu untuk berkata jujur.

"Ahh masa si."
Aca mendekati wajah Bayu, ia tersenyum ternyata wajah Bayu memerah dan Bayu terlihat salting.

"Cieee mukanya merah kaya pantat bayi hahaha."
Aca menertawakan Bayu yang menurutnya sangat lucu.

"Gue kepanasan jadi gini mukanya pea."
Bayu terpaksa berbohong supaya perempuan aneh itu tidak meledek nya lagi.

"Ga percaya, udah ketauan sma mata kepala gue sendiri, lo merah mukanya pas gua deketin."
Aca sudah membuktikan langsung dan ia sama sekali tidak percaya apa yang terucap dari mulut Bayu tadi.

"seterah lo dah mau bilang apa!"

"Hahaha ngaku juga lo kalo gue cantik."
Aca tertawa puas.

"Lo ngepain nungguin gue di sini?, tadi gue ga ngeliat lo di sekolah"
Dengan heran Bayu bertanya kepada Aca.

"Ahahahah ketauan banget nyariin gue di sekolah tadi, gila ngakak anjir cwo baper'an nyariin cwe paling cantik se kecamatan."
Aca tidak bisa menahan tawanya lagi, air mata keceriaan membasahi pipinya, muka Bayu pun semakin memerah.

"Udah ah gue masuk dulu."

"kek!, Bayu sudah pulang."
Bayu melepaskan sepatunya dan segera masuk ke dalam rumah. Aca menghampiri Bayu untuk menyampaikan pesan kakek.

"Kata kakek dia pergi dulu ke pasar mau jualan hasil kebun, mungkin pulang 2-3 hari lagi, kakek minta tolong sma gue buat jagain lo selama kakek pergi berjualan."

"Muka gile lo di suruh temenin gue sma kakek, kacau."
Bayu menghela nafasnya dalam-dalam.

"masih mending gue mau nemenin lo!"

"Iyee iyee."

"Yaudah sana ganti baju! apa perlu gue yang gantiin baju lo?"
Aca memberikan penawaran kepada Bayu.

"Dih modus, ga usah gue bisa sendiri!"
sahut Bayu yang langsung pergi ke dalam kamar mandi.

Jebur... Jebur... Jebur...
Suara air menghantam ubin kamar mandi. Bayu pun selesai mandi, namun ia tidak melihat handuk yang biasanya tergantung di dinding kamar mandi.

"Lah handuk kemana ya? ko ga ada, mungkin di luar."
Bayu pun membuka pintu kamar mandi untuk mengambil handuk.

"Anjim."
teriak Bayu.

Dakkk ...
pintu kamar mandi di banding tertutup.

"Lo gila ya?, berdiri di depan pintu kamar mandi ga bilang-bilang!"
Teriak Bayu kepada Aca dari dalam kamar mandi. Muka Aca memerah ia kaget atas apa yang ia lihatnya tadi.

"gue tuh mau ngasih handuk yang lagi di jemur di luar buat lo, eh malah di kasih liat burung kakatua. Ga sopan lo!"
Ujar Aca, tangannya memegang handuk yang ingin ia berikan kepada Bayu.

"Udah ga usah di bahas mana handuk nya?"

"Nih keluarin tangan lo."
Bayu pun mengeluarkan tangannya dan Aca langsung memberikan handuknya.

Beberapa menit kemudian Bayu keluar dari kamar mandi ia segera memakai bajunya, setelah memakai baju ia mencari perempuan aneh itu, tetapi perempuan aneh itu tidak terlihat di ruang tamu, tiba-tiba ia mencium wangi harum dari dapurnya Bayu pun segera menuju ke dapur.

"Ehh lo lagi ngepain?"
Ia melihat Aca berada di dapur.

"Lagi rapat sama presiden."

"Aneh."
Bayu hanya melontarkan satu kata.

"Bodo amat seterah gue,"
sahut Aca dengan juteknya.

"Lo marah sama gue?"

"G."
jawab Aca dengan singkatnya.

"Maafin gue nuduh lo yang engga-engga tadi."
Bayu meminta maaf kepada Aca karena ia pikir Aca sengaja berdiri di depan kamar mandi tadi.

Ting... Ting....
ketukan piring dan sendok.

"Makan nih, gue masak nasi goreng khusus buat lo,"
ucap Aca menyuruh Bayu untuk memakan masakan yang ia buat sembari menunggu Bayu mengganti bajunya tadi.

"Tau aja kalo gue laper, lo ga makan juga?"
Bayu bertanya kepada Aca yang hanya diam melihat Bayu dengan senyuman.

"Enggak, gue ga laper."

"Aaaa ... Pesawat tempur mau masuk ke dalam goa."
Seketika Bayu merayu Aca, seperti ibu yang sedang merayu anaknya untuk makan.

"Najis, lo pikir gue anak kecil apa?"

"Buru buka mulutnya"

"Aaaa..."
Aca membuka mulutnya.

"Happ nah Pinter anak gue."

"Gue bukan anak lo pea,"
Ucap Aca sambil tersenyum manis.

"Ouh iya lo kan nenek gue."
Bayu mengejek Aca.

Plak.....!!!
Aca menampar Bayu tepat di lukanya kemari.

"sakit jir, gila lo ya"

"Bodo amat, hahaha"

Bayu kesal, tetapi ia melihat Aca yang tertawa puas pun merasa senang.

8

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang