"Cepet habiskan makanan nya."
Aca menyuruh Bayu untuk menghabiskan makanan yang ia buat."Iya ini juga udah mau abis bawel."
Dengan lahapnya Bayu memakan nasi goreng itu, di sendokan ke tiga Bayu selesai menghabiskan makanannya, perutnya terasa sangat kenyang ia sangat suka nasi goreng buatan Aca karena terasa sangat lezat di mulutnya. Ia tidak menyangka ternyata Aca pintar memasak."Masakan lo enak juga ya." Dengan prut yang sudah terisi penuh Bayu memuji masakan Aca.
"Lo bilang gitu biar gue ga marah kan?" Aca menyindir Bayu sambil menatap wajahnya yang terlihat sangat puas dengan apa yang ia makan.
"Kalo gue boong ga mungkin tuh piring sampai bersih ga ada sisa." Bayu meyakinkan Aca yang tidak percaya dengan ucapannya.
Hmmm
"Lo ga ganti baju?"
Bayu bertanya kepada Aca, karena Aca masih memakai seragam sekolah dan membawa tas."Enggak, gue males balik lagi ke rumah. Lagian gue di suruh jagain lo,"
Aca menggeleng kan kepalanya dan menjawab pertanyaan yang baru lontarkan."Gue udah besar ga usah di jagain."
Bayu merasa dirinya sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri."Yaudah gue pulang."
Seketika Aca bangun dari kursi yang ia duduki dan mulai melangkahkan kaki nya, Bayu langsung menghentikan nya dengan meraih tangan kanan Aca yang membuat langkahnya terhenti."Tunggu temenin gue, sekalian gue mau nepatin janji ngajak lo Jalan." Aca terdiam jantungnya berdetak kencang saat itu.
"Lepasin tangan gue!"
Ia melepaskan genggaman Bayu dengan cepat. "Yaudah iya gue mau."
Aca menerima tawaran Bayu yang mengajak ia jalan karena memang itulah yang ia tunggu-tunggu dari tadi."tunggu gue ambil tas dulu."
Bayu jalan ke arah kamar tempat ia meletakkan tas nya, di dalam kamar Bayu memasukan banyak barang seperti senter, kertas kosong, bekal makanan, dan baju ganti. Aca yang tidak sabar akhirnya berteriak kepada Bayu dari luar."Buru Boyo lama banget lo!"
"Sabar!"
Bayu keluar dari kamar menggendong tas ransel yang terlihat sangat besar dan berat."Ayoo Jalan."
Dengan cepat ia berjalan ke luar rumah meninggalkan Aca."Ehh tunggu, ini rumah ga lo kunci woy!" Aca berteriak namun Bayu sama sekali tidak mempedulikannya .
"Pea banget tuh anak."
Itulah yang Aca ucapan dalam batinnya melihat perlakuan Bayu yang tidak mempedulikan rumahnya. Dengan segera Aca menutup pintu, tangan kecil nya agak kesusahan untuk menutup pintu tua itu."bay tungguin gue!"
"Tadi lo yang minta buru-buru Sekarang malah lelet kaya siput."
Bayu memberhentikan langkahnya dan menunggu Aca."Lagian lo bukannya tutup pintunya dulu, kalo ada maling gimana?"
Aca bertanya kepada Bayu."Biarin, lagian mana ada maling mau masuk rumah tua."
jawab Bayu dengan santainya sambil melanjutkan perjalanan."Di sana kan ada kolor lo, kolor cwo tuh 5× lebih mahal dari kolor cwe itu termasuk berharga,"
Ucap Aca, karena ia melihat harga kolor cwo yang teramat mahal kemarin di indomerit."Itu ga terlalu berharga."
"Terus apa yang berharga di hidup lu?"
Sambil melangkah Aca bertanya kepada Bayu."Lo."
Bayu menghentikan langkahnya, menatap kedua bola mata Aca, Aca pun terdiam mukanya mulai memerah mendengar apa yang Bayu ucapkan tadi."Anjir malah gombalin gue, Garing! Ehh tanpa sengaja lu banding-bandingin gua sama kolor dong." Aca menatap Bayu yang kini terlihat seperti menahan tawa. Bayu tidak bisa menahan tawanya lebih lama lagi seketika lonjakan tawa keluar dari mulut Bayu, Aca menatap Bayu dengan wajah nya yang terlihat jengkel. Aca yang kesal pun akhirnya tidak mau berkata-kata lagi tetapi ia bingung sebenarnya ia mau di ajak kemana oleh Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Mystery / ThrillerLangit-langit hitam dan kehancuran demi kehancuran menjadi saksi bisu melihat kepiluan lelaki yang tengah jatuh tersungkur "Terlambat! Kau tidak berhak memerintahku lagi, aku bebas melakukan apa yang aku suka. Haha" Suara teriakan yang terus semakin...