tujuhbelas

21 9 3
                                    

Libur telah berlalu, lonceng sekolah pun mulai berbunyi lagi.

Ting ... Ting ... Ting ...

"Ayo masuk-masuk, ehh itu bajunya di masukkan! Eh kamu dasi mu miring tuh benarkan! Nahh kamu cantik langsung masuk aja." Pak satpam menegur anak-anak yang baru memulai aktivitas sekolahnya dengan penuh semangat.

"Bayu! Apa kabar bay? Gimana liburannya?" Pak satpam menegur Bayu yang mau memasuki gerbang.

"Iya pak, kabar saya baik dan Liburannya tidak akan terlupakan. Ouh iya Bayu bawain singkong dari kebun untuk bapak, Lumayan buat teman ngopi pak." Bayu menjawab pertanyaan pak satpam dan memberikan singkong lebih untuknya. Pak satpam sangat senang dan menerima pemberian Bayu dengan senyuman.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Bayu. Makin semangat bapak jadinya," ucap pak satpam dengan senyuman khas nya.

"Sama-sama pak Bayu masuk dulu ya."

"Iya bay semangat sekolahnya!"

Bayu melewati gerbang dan segera menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas ia melihat Roy dan beberapa temannya dengan sorot mata yang tajam.

"Bayu!"
Roy tidak percaya atas apa yang ia lihat, begitu juga dengan teman-temannya. Bayu menghampiri mereka suasana pun mulai memanas.
Dengan cepat Bayu mencekik Roy dengan satu tangan lalu mendorongnya, "Lo ga akan tenang!" Ucap Bayu dengan kesalnya.

"Weyy apa-apaan lo?!"
Wildan melepaskan cekikan Bayu terhadap Roy, dan ingin memukulnya namun Roy menahan tangan Wildan yang sudah ingin memukul.

"Sabar, ini bukan tempat yang pas." Roy berbisik kepada Wildan.

"Gue salah, ternyata Lo lebih kuat dari yang gue kira, bahkan luka yang kemarin seperti hilang begitu saja," Ucap Roy yang masih tidak percaya ternyata Bayu masih hidup.

"Bacot!"
Bayu segera meninggalkan mereka dan duduk di bangkunya sendiri sambil menatap mereka dengan kesalnya.

*****

Kring ... Kring ... Kring ...
Bel kedua telah berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Roy dan beberapa temannya pergi ke kantin untuk makan dan minum.

"Roy kita harus balas perlakuan anak pungut itu!" Ucap Wildan kepada Roy dengan kesal.

"Gue bakalan balas, tapi bukan di sekolah, kalo kita abisin dia di sini sama aja nyari mati go*lok." Ujar Roy sembari menjitak Wildan.

"Si botak otaknya ketinggalan di rumah hahaha," Ucap jidan mengejek sambil tertawa.

"Yee jangan bawa-bawa kepala gue lah bahlul!" Sahut Wildan yang tidak terima di panggil si botak, ia pun langsung menggeplak kepala jidan.

Plak ...

"Sakit jir!" Jidan mengelus kepalanya yang terasa nyeri.

"diem lo berdua! Gue lagi makan."
Roy menyuruh mereka untuk diam, ia merasa terganggu dengan Suara bising yang di buatnya.

"Aduh liat muka lo pada gue jadi pengen ke kamar mandi, gue ke kamar mandi dulu dah." Wildan berdiri dan mulai lari karena ia sudah tidak tahan.

"Jangan lupa di siram, nyebar virus aja lo botak!" Dani berteriak kepada Wildan yang sudah berlari.

*****

"Kau sudah tau mana yang harus kau habisi?"

"Sudah tuan."

Dengan cepat Wildan bergegas ke kamar mandi ia berlari seperti orang di kejar anjing, anak-anak yang melihatnya pun terheran apa yang sebenarnya terjadi. Tidak lama kemudian Wildan sampai di kamar mandi, namun perasaannya sangat janggal di kamar mandi terlihat sepi tidak seperti biasanya. Namun tidak ada pilihan lain ia sudah tidak tahan Wildan pun membuka pintu kamar mandi lalu masuk ke dalamnya.

Emmm ahhh ...
Wildan selesai mengeluarkan semua cairan kuningnya.

Tok ... Tok ... Tok ...
Ketukan pintu.

"Siapa di luar? Sebentar gue lagi mandiin burung dulu!" Teriak Wildan dari dalam kamar mandi sambari membersihkan alat kelaminnya.

Tok ... Tok ... Tok ...
Ketukan pintu itu terdengar lagi semakin keras membuat Wildan terganggu.

"Sabar anjir!" Wildan membuka pintu namun ia tidak melihat ada siapa-siapa di sana. Seketika pintu keluar tertutup dengan benturan keras.


Dakkk ...

Suasana semakin mencekam, lampu kamar mandi mati, hanya kegelapan dalam pandangan, Wildan ia pun berteriak.

"Siapa yang lagi ngerjain gue! Kurang ajar Lo! Tunjukin diri lo cepat"

Lampu kamar mandi pun kembali menyala, Wildan kaget bukan main melihat sosok manusia namun menyerupai boneka.

"Siapa lo?!"

17

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang