Aca?!" Ujar Bayu tidak percaya.
"Lebih tepatnya, Aca Dwi lestari." Balasnya sambil memberikan senyuman.
*****
"K-ko lo masih hidup?"
"Kenapa emangnya, ga seneng?" Sahut Aca yang perlahan mulai mendekati Bayu.
"Seneng banget gue."
"Tadi gue denger katanya ada yang suka sama gue, sampe nangis-nangis loh dia. Lo tau ga?"
"Gue ga tau." Seperti biasa Bayu tidak mengakuinya. Aca langsung memeluk Bayu tanpa rasa malu sama sekali, "Bay gue seneng lo ga apa-apa, gue juga suka sama lo."
Bayu hanyut dalam pelukan berbalut kenyamanan, entah apa yang ia rasakan saat ini. Seketika sedih yang ia rasa pun hilang entah kemana.
"HAYOO! PELUK-PELUKAN, DASAR BUCIN!" Ujar pak satpam yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
"Ahh ganggu aja nih bapak, pergi aja yuk Ca." Bayu nunduk posisi untuk menggendong.
"Ayukk ..." Aca langsung loncat naik ke pundak Bayu dan merangkulnya. Bayu pun mulai menggambil langkah seribu lari meninggalkan sekolah, mereka berdua menjadi orang yang sangat bahagia saat itu.
"Hadeh gue jadi pengen muda lagi," Ujar pak satpam yang melihat ke uwu an mereka berdua.
*****
"Kita mau kemana nih neng?"
"Jalan terus aja mas, ada KUA kita nikah."
"Nikah? Buang air kecil aja masih berantakan!"
"Yee, itu mah lo kali!"
"Gue mah ada selang nya Ca, jadi ga berantakan hahaha."
"Ihh Bayu jorok ahh."
Plak ...
Aca menjitak kepala Bayu. Sesekali ia juga menjenggut rambut Bayu."Ehh ... Sakit kambing!"
"Biarin weee ... Eh kenapa berhenti?"
"Li-liat kedepan."
Di depan terlihat anjing bulldog yang terlihat sangat marah. air liur nya membasahi mulutnya, terlihat sangat ganas dan siap mengejar mereka, "Bay Gimana nih?!" Keringat Bayu mulai bercucuran, panik? Sudah pasti mereka rasakan. Jarak rumah Bayu sudah tidak jauh lagi ia mulai mengatur strategi. "Ca lo pegangan yang kuat ya." Bayu menyuruh Aca untuk berpegangan dengan kuat karena ia akan menggendong Aca sembari berlari kencang.
" Bay! Bay! Bay! Anjingnya keliatan ga bersahabat deh."
"Tenang, Lo pegangan aja."
Aca yakin Bayu mempunyai strategi yang bagus untuk melawan anjing bulldog tersebut. Namun semua yang ia pikirkan salah. Bukannya melawan Bayu malah menggendong Aca lagi dan berlari dengan sangat cepat bahkan lebih cepat dari yang tadi, bagaimana respon anjing bulldog tersebut? Tidak usah di tanyakan lagi insting liar nya seakan aktif dan langsung mengejar Bayu dan Aca.
BAYU PEA! ...
KENAPA LARI! ...
ITU ANJING NYA NGEJAR ANJIR! ...
GUE TAKUT! ...
CEPET KAMBING! ...
ANJINGNYA MAU GIGIT PANTAT GUE! ...Aca tidak henti-hentinya berteriak ketakutan sembari menepuk pundak Bayu dengan keras, itu sangat menggangu pendengaran Bayu karena terdengar sangat cempreng dan berisik.
"Berisik! gue lagi fokus ini!"
"BAYU! PELAN-PELAN NANTI JATOH!"
"Kalo pelan-pelan namanya bukan lari pea!"
Kini Aca memejamkan matanya sembari memegang erat leher baru, lebih tepatnya si mencekik dan menyilangkan kedua kakinya di prut bayu. Ia berharap pada saat membuka matanya anjing itu sudah tidak mengejarnya lagi.
Entah apa yg terjadi, tiba-tiba Bayu memberhentikan langkah kakinya yang sedari tadi tidak henti - hentinya berlari.
"Lo gak mau turun?!" Cetus Bayu.
Aca membuka kedua kelopak matanya, ia sudah berada tepat di depan rumah Bayu, Aca melirik ke kiri dan kanan. Lega, anjing itu sudah tidak terlihat. seperti hilang begitu saja dari hadapannya, Aca pun melepaskan pegangan'nya dari tubuh Bayu yang masih menggendongnya.
"Anjing nya mana?" Tanya Aca yang kebingungan kepada Bayu.
"Pas ada teriak - teriak, giliran gak ada nanyain. Mau lo apa si ca?" jawab Bayu yang tidak habis pikir dengan Aca.
"Jelas lah gue teriak, orang anjing nya mau gigit pantat gue!" Ujar Aca.
"Apanya yang mau di gigit, orang pantat lo tepos gitu hahaha," Sahut bayu sembari tertawa melepas penat.
"Bodo ahh! Males gue sama lu. mending gue pulang aja."
"Yaudah sana." Bayu berjalan ke arah pintu rumah lalu membukanya dengan satu tangan, agak macet saat di buka namun tiga kali dorongan pintu itu pun terbuka lebar. Bayu terlihat sangat lelah, keringat yang ada di wajahnya sudah cukup menggambarkan lelah yang ia rasakan saat ini. Aca yang melihat itu pun mengurungkan niatnya untuk pergi meninggalkan Bayu.
"Bayy ..."
"Lo ga jadi pulang?"
"Enggak Bay, gue kangen sama lo." Bayu meletakan tas nya, lalu melepaskan jaket yang ia kenakan dan memberikannya untuk Aca.
"Ca nih buat lo, gue ga bisa selalu nemenin lo. apalagi ibu lo kaya benci banget sama gue, kalo lo lagi kangen sama gue pake aja jaket ini Ca," Ucap bayu yang langsung memberikan jaket itu pada Aca.
Aca memegang jaketnya dan memakainya. "Ibu gue ga benci sama lo bay. dia cuma takut gue kenapa - kenapa kata ibu, gue itu sepesial. Btw thanks ya jaket nya," sahut Aca dengan senyuman ia senang Bayu memberikan jaketnya untuk dia. Mendengar perkataan Aca bayu sedikit tenang, dan senang karena Aca menerima jaket pemberiannya.
"Sepesial? Maksudnya gimana?," tanya Bayu yang penasaran arti di balik kata sepesial itu.
"Ma-maksudnya ..." jawab Aca dengan terbatah.
"Apa?" Bayu semakin penasaran.
Tiba - tiba langit menjadi gelap, hari pun sudah mulai sore Aca yang mengetahui itu segera berpamitan pulang.
"Nanti aja ya Bay, gue harus buru - buru pulang sorry." Ucap Aca yang langsung lari meninggalkan Bayu.
Aca lari dengan tergesah, Bayu yang melihat itu pun menjadi bingung. Seperti ada yang di sembunyikan oleh Aca.
Apa yang sebenarnya terjadi? ...
21
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Mystery / ThrillerLangit-langit hitam dan kehancuran demi kehancuran menjadi saksi bisu melihat kepiluan lelaki yang tengah jatuh tersungkur "Terlambat! Kau tidak berhak memerintahku lagi, aku bebas melakukan apa yang aku suka. Haha" Suara teriakan yang terus semakin...