delapanbelas

18 9 3
                                    

Kring ... Kring ... Kring ...
Bel berbunyi, waktu istirahat sudah berakhir namun Wildan belum juga kembali, itu menjadi pertanyaan bagi teman-temannya.

"Si botak belum pulang juga?" Roy bertanya.

"Palingan tidur di kelas, Lo kaya ga tau si Wildan aja, kalo udah boker biasanya dia tidur hahaha," jawab Dani sembari tertawa.

"Iya juga, yaudah langsung ke kelas aja sebelum guru rese itu datang ke kelas." Roy berdiri dari bangkunya dan mulai meninggalkan kantin.

"Heyy bayar dulu!" Ibu kantin berteriak, Roy yang mendengarnya pun membalas teriakan itu.

"Baso Lo ga enak! Gue ga mau bayar makanan yang ga enak." Roy dan temannya langsung pergi ke kelas

"Ga enak tapi bersih begini mangkuknya dasar Paul! Ibunya pas hamil ngidam borak kali ya," Ucap ibu kantin sembari membersikan mangkuk bekas Roy.

*****

Sesampainya di kelas, Roy tidak melihat keberadaan Wildan, bahkan setelah bertanya pada teman-temannya mereka semua tidak melihat keberadaan Wildan sedari tadi.

"Kayanya ada yang ga beres nih," Ucap Roy dalam batinnya.

Ibu guru memasuki kelas dan memulai pembelajaran kembali, namun Roy tidak fokus ia penasaran di mana keberadaan Wildan sekarang. Lalu Roy teringat, terakhir kali Wildan mengatakan ingin pergi ke kamar mandi, ia pun meminta ijin kepada Bu guru untuk menuju ke kamar mandi.

"Bu!"

"Ada apa Roy?"

"Saya mau ijin ke kamar mandi."

"Silakan jangan lama-lama."

Roy bangun dari bangkunya, bergegas ke kamar mandi untuk mengecek apakah Wildan masih berada di dalam kamar mandi. Langkahnya terhenti, ia melihat ada keramaian di luar kamar mandi. Dengan cepat ia menghampiri "awas woy, minggir!" Roy melewati keramaian itu dan akhirnya ia melihat semuanya.

Roy melihat Wildan yang sudah terjatuh bersimpuh darah, wajahnya sangat hancur. Bola matanya sudah tidak berada di tempatnya lagi, organ perut nya menyeruak keluar dari perutnya yang sudah terkoyak. "Wildan! Siapa pelakunya? Kasih tau gue! Anj*ng kurang ajar!" Roy berteriak namun tidak ada yang mengetahui siapa pelakunya.

"Bayu."
nama itu langsung terlintas di kepalanya, dengan cepat ia berlari ke kelas, sesampainya Roy di kelas ia segera menghampiri Bayu dan memukul wajahnya sontak itu membuat seisi kelas ramai.

"Roy! Apa yang kamu lakukan?!" teriak Bu guru. Terjadi perkelahian antara Roy dan Bayu di situ, Dani dan jidan pun memisahkan mereka berdua. "Sabar Roy." Dani menahan Roy dengan kedua tangannya.

"Lepasin gue, si bangsat ini udah bunuh Wildan!"

"Apa maksud Lo?!" Balas Bayu.

"Halah bacot!"

"Diam semuanya! Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Bu guru bertanya kepada Roy.

"Orang ini, penyebab kematian Wildan!" Roy menunjuk Bayu dengan jarinya.

"Lo jangan nuduh sembarangan! Gue dari tadi ada di kelas mana mungkin gue bunuh Wildan!"

"Apa Wildan mati?! apa yang kamu maksud Roy?" Bu guru yang mendengar itupun sangat kaget.

"Ibu cek di kamar mandi sekarang di sana semuanya terlihat!" Sontak Bu guru dan semua murid yang ada di kelas berlarian menuju kamar mandi tempat kejadian itu terjadi kecuali Roy dan Bayu.

"Gue akan balas perbuatan Lo!"
Roy memberikan ancaman kepada Bayu dan langsung lari keluar kelas meninggalkan Bayu seorang diri di dalam.

Bayu tersenyum ada rasa puas tersendiri dalam hatinya atas kematian Wildan, namun itu masih belum cukup baginya. Ia ingin semua orang yang menyerangnya pada malam itu mati.

18

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang