"kamu sudah bangun ca?"
Aca membuka matanya, pala nya terasa sangat pusing ia coba untuk mengingat apa yang baru saja terjadi.
"Aca di mana?" Aca bertanya pada ibunya.
Ibunya lega mengetahui Aca sudah sadar dan ia pun menjawab pertanyaan Aca dengan sebuah senyuman.
"Kamu sudah di rumah ca, ibu sangat khawatir tadi."
Aca memandang sekeliling kamar, ia mencari Bayu, ibunya yang heran pun bertanya pada Aca.
"Kamu lagi cari apa ca?"
"Di mana Bayu?"
Ibunya diam, raut wajahnya pun berubah, kini tidak ada lagi senyuman yang terlihat di bibirnya.
"Jauhi dia, kamu tidak boleh keluar dari lingkungan rumah kecuali sekolah dan ingat jauhi kegelapan." Aca sudah bosan mendengar itu ia ingin merasakan keadaan luar rumah dan melihat indahnya malam hari.
"Memangnya kenapa bu?, Aca juga ingin merasakan indahnya malam hari seperti yang lainnya, ibu selalu melarang Aca ini itu dan selalu menyuruh Aca untuk berdiam diri di dalam rumah," ujar Aca yang sangat ingin tahu kebenarannya, mengapa dirinya seperti di ikat oleh berbagai macam peraturan.
"Lebih baik kamu ikutin saja apa yang ibu bilang, kamu sudah merasakan akibatnya tadi, apa kamu masih kurang merasakan sakit?"
"Tap--," belum sempat Aca menyelesaikan ucapannya, ibunya langsung memotong pembicaraan.
"Stop!, Udah cukup ca kalo kamu masih begini trus ibu akan mengajak mu pindah dari desa ini." Aca hanya terdiam kini raut wajahnya sedih ia hanya ingin seperti orang lain yang bebas melakukan apapun tanpa ada batasan, ia bosan di rumah setiap pulang sekolah walaupun di dalam rumah itu tersedia semuanya yang Aca butuhkan.
"Lalu mengapa Aca tidak boleh dekat dengan Bayu?"
"Dia tidak baik untukmu, kamu akan dalam bahaya jika kamu dekat dengan dia." Aca tidak mengerti apa yang sebenarnya ibu katakan padanya, lalu ia pun bertanya lagi.
"bahaya apa?"
"Kamu tidak perlu tahu tentang itu ca, sekarang kamu beristirahat pulihkan badanmu."
Ibu mengelus rambut Aca, mencium kening nya dan meninggalkan nya sendiri di dalam kamar.Saat sendiri, Aca berfikir apa yang membuatnya mendadak menggigil dan tidak bisa merasakan tubuhnya lagi. Ia bangun dari kasurnya lalu berkaca, Aca sama sekali tidak melihat ada yang aneh pada dirinya, ia terlihat normal seperti biasanya. Perasaan nya sangat tidak enak, Aca tidak henti-hentinya memikirkan Bayu, ia khawatir akan terjadi sesuatu pada Bayu.
Krekk ... krekkk ...
"Aduh pintunya di kunci lagi sama ibu, gimana gue bisa keluar coba kalo pintunya di kunci kaya gini," Ucap Aca dalam batinnya.
Aca terus memutar otaknya, mencari cara agar ia bisa keluar dari kamarnya itu, ia melihat dari jendela hari sudah mulai sore jika ia keluar pasti ibu sangat marah padanya, tapi dia tidak punya pilihan lain selain memastikan keadaan Bayu secara langsung.
Aca trus mencari cara supaya bisa keluar dari kamarnya, tanpa Aca sadari ia sudah menemukan caranya sedari tadi.
"Aduh gue bego banget ya, kan jendela ga di kunci, kenapa gue ga kepikiran lewat situ aja," Ucap nya yang langsung melihat ke bawah dari jendela, ternyata jaraknya tidak terlalu jauh ke permukaan, sekarang yang Aca butuhkan adalah tali untuk ia ikat supaya bisa turun ke bawah karena kamar ia berada di lantai dua.
"Yahh, gak ada lagi talinya!"
Aca sudah mencari tali di dalam lemari namun ia tidak menemukannya. Lalu ia mendapatkan ide. "Aha! pake kain aja gue iket jadi satu," Ucap Aca dalam batinnya.Ia segera menggambil kain yang ada dalam kamarnya lalu mengikatnya menjadi satu sehingga menyerupai tali yang sangat panjang. Salah satu sisi dari tali itu Aca ikatkan pada lemarinya supaya bisa menahan beban dirinya saat ia turun.
Dengan perlahan Aca turun, tubuhnya merinding tali itu tidak berhenti bergoyang, dan akhirnya ia pun sampai ke permukaan, lalu ia melihat keadaan sekitar, terlihat sangat sepi pak satpam yang biasanya berjaga di pos pun tidak ada.
"Ini kesempatan gue." Tanpa membuang waktu Aca berlari keluar rumah untuk bertemu dengan Bayu.
*****
"Aca ibu bawakan makanan untukmu." Ibu membuka kunci pintu nya dan segera memasuki kamar untuk memberikan Aca makan.
Prakkk...
piring itu pun terjatuh ke lantai.Aca tidak terlihat di kamarnya, jendela tampak terbuka lebar dan terlihat sambungan kain terikat di lemari. Ibunya pun lari untuk melihatnya, ia telat Aca sudah tidak terlihat lagi hanya ada beberapa kali yang terikat ke permukaan yang berarti Aca telah melarikan diri.
"Aca!"
13
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Mystery / ThrillerLangit-langit hitam dan kehancuran demi kehancuran menjadi saksi bisu melihat kepiluan lelaki yang tengah jatuh tersungkur "Terlambat! Kau tidak berhak memerintahku lagi, aku bebas melakukan apa yang aku suka. Haha" Suara teriakan yang terus semakin...