sepuluh

29 13 19
                                    

"Uwahhhhh Indah sekali ..." 
Aca melihat semuanya dari atas situ sunset nya pun terlihat sangat indah sampai ia tidak bisa berkata-kata.

"Indah ya! syukur kalo lo suka, gue ga pernah ajak siapa-siapa ke sini."

"Loh kakek ga pernah lo ajak ke sini?, parah bgt sii."
Aca bertanya kepada Bayu kenapa kakeknya sendiri tidak pernah di ajak ke tempat seindah ini.

"Kakek kan sudah tua, yang ada sebelum sampe ke atas sini dia udah bengek huyung hahaha."

"Gua bilangin kakek lo nih!"
Aca mengancam Bayu sambil menunjuk kan jari telunjuknya ke wajah Bayu.

"Yehh jangan lah!"

"Iya engga deh, bay menurut lo kalo waktu bisa di ulang apa yang ingin lo kembalikan?" seketika Aca bertanya kepada Bayu mengenai hal pribadi dengan cepat Bayu menjawab pertanyaan Aca.

"Keluarga"

"Kenapa gitu? Gue aja nih ya suka kesel sma nyokap bokap gue, kerjaan nya marah-marah trus dan kasih gue banyak peraturan yang harus di patuhi." Aca sedikit menceritakan hal pribadinya.

"Gue ingin mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua juga seperti anak lainnya." ia sangat ingin mempunyai kedua orang tua.

"Sabar ya bay sorry gue bikin lo sedih lagi." Aca merasa bersalah sudah bertanya seperti itu ia mencoba menenangkan Bayu.

"selama orang-orang yang lo sayang masih ada, jaga mereka walaupun mereka bikin lo kesel, kecewa, jengkel,dll coba buka hati buat maafin kesalahan mereka. Karna arti kehilangan yang sebenarnya adalah ketika mereka udah ga ada di sisi lo lagi," Ucap Bayu sambil menatap kedua mata Aca.

Aca memeluk erat Bayu.

"Gua bakal tetep ada di sisi lo, jadi. Jangan pernah ngerasa sendiri lagi, okeyy."

"Lebih baik jangan, kalo lo ga mau dapat masalah Ca."
Bayu menyarankan Aca untuk tidak terlalu dekat dengannya, karena ia tahu dirinya mempunyai banyak masalah yang belum terselesaikan.

"Ga peduli, lagian lo sombong amat ga mau di deketin cwe secantik gue."

"Cantik si tapi lo bau." Bayu menyindir Aca yang wanginya tercium seperti rendeman baju yang tidak di cuci dua hari.

"Ouh iya gue blom mandi bjir." Aca yang menyadari nya pun merasa malu.

"Tenang, gue bawa baju di tas."
Bayu segera mengeluarkan baju yang ia bawa di tas untuk berjaga-jaga jika ada baju yang rusak atau kotor.

"Nih lo ganti bajunya."
Bayu memberikan bajunya kepada Aca.

"Aduh gue jadi enak ini, ehh tunggu-tunggu ini ko bajunya melar banget trus bolong-bolong jir lo abis berubah jadi Hulk apa gimana?"
Aca kaget melihat baju yang ia pegang melar dan berlobang.

"Lah itu kan baju yang kakek, hahaha." Bayu yang mengetahui dirinya salah mengambil baju pun langsung tertawa,  terlebih lagi baju yang ia ambil adalah baju Kakek yang biasa di gunakan untuk pergi ke kebun.

"Sialan lu."

Prak!!!
Aca melempar bajunya tepat di wajah Bayu.

"Udah pake aja nih anggep style baju terbaru hahaha" Bayu tidak bisa menahan tawanya, Bayu membayangkan Aca mengenakan baju kakeknya yang melar dan berlobang.

"Najis mendingan gue pake baju sekolah ini walaupun bau setidaknya gue terlihat sangat cantik." Aca yang kesal pun berpaling arah membelakangi Bayu.

"Nih ca pake jaket gue aja, takutnya gatel seharian pake baju itu." Bayu melepaskan jaketnya dan memberikannya kepada Aca.

"Yaudah sini deh buru, gue pake jaket aja gatel baju gue." Badan ia terasa gatal mengenakan baju seragam sekolah yang ia pakai sedari pagi.

"Ehh gue ganti baju di mana nih?" Aca kebingungan karena di situ tidak ada ruang lainnya selain satu petak ruangan yang di penuhi dengan buku-buku.

"Di sini lah, lo mau ganti baju di bawah palingan pas balik lagi ke sini tinggal tulang belulang karena daging Lo habis di makan sama serigala dan hewan liar lainnya." Bayu menakut-nakuti Aca yang ingin mengganti bajunya.

"Lu mah nakut-nakutin Bay! Yaudah gue ganti baju di sini." Aca segera mengambil baju kakek tadi dengan kedua tangannya lalu mengikatkan nya pada kedua mata Bayu.

"Ehh lo ngepain?!" Bayu yang mengetahui hal itu kaget ia tidak melihat apa-apa hanya warna hitam yang terlihat di matanya.

"Ini supaya mata lo ga bisa lihat hal paling indah di dunia ini, jangan lo buka sebelum gue suruh buka ya." Aca memberikan arahan dan larangan kepada Bayu ia tidak ingin Bayu mengintip area intimnya.

"Yaudah buru gue mau nulis!" Aca membuka satu per satu kancing seragam sekolahnya, lalu melepaskan bajunya hingga badannya tidak tertutup oleh satu helai benang pun, ia merasa lega sudah melepas baju itu karena saat di pakai rasanya gatal sekali. Lalu Aca menggenakan jaket yang Bayu kasih, ternyata jaketnya agak sedikit besar namun iya suka dan terlihat cocok di pakai olehnya.

"Udah bay buka matanya." Bayu mulai membuka ikatan Bayu kakek yang terikat di kepalanya, lalu terdiam sejenak ia melihat Aca terlihat sangat cantik mengenakan jaket itu.

"Ehh lo kenapa Bay? Ga cocok ya di gue?"
Aca heran Bayu seperti orang yang baru saja melihat sosok misterius di hadapannya.

"Ga apa-apa, cocok ko."
Bayu langsung mengambil pinsil dengan tangan kanannya dan mulai menulis lagi.

"Bayuuu ..."
Aca memanggil namanya dengan halus.

"Apa?!"

"Yaudah ga jadi dah, lo mah gitu lagi males gue sama lo." Aca langsung membuang muka dari hadapan Bayu.

"Maaf, kenapa ca?" Bayu melihat ke arah Aca.

"Gue mau minum." Aca menjawab pertanyaan Bayu sambil menguap karena ia merasa ngantuk malam itu.

"Buka tas itu, di dalamnya ada air minum dan ubi rebus barangkali lo lapar juga." Bayu menunjuk tas yang ia bawa dan menyuruh Aca untuk membukanya.

"Asik kebetulan gue laper gue makan ya." Aca mengambil ubi rebus dan air minum dari tas Bayu lalu memakannya dengan lahap.

"Iya bawel." Lalu Bayu berpaling arah ia kembali menulis di bukunya.

Beberapa menit kemudian...

Aca menarik tangan Bayu, Aca ingin tidur karena ia merasa sangat ngantuk sekarang.

"Kenapa Ca?"

"Udah malam, Ayuk tidur."

"Lo duluan aja gue masih mau lanjut nulis." Bayu tidak ingin tidur karena ia belum menyelesaikan tulisannya.

"Bayuuu Ayuk tidur gue takut."

"Oke sebentar gue amparin alas tidurnya dulu." Bayu yang tidak tega melihat kedua bola mata Aca yang terlihat merah pun akhirnya menggambil alas tidur dari tas nya. Dengan cepat dan tidak banyak omong, Bayu pergi mengatur tempat tidur, menyiapkan nya sedemikian rapih untuk membuat tidurnya lebih nyaman.

"Udah selesai ca lo tidur sekarang." Bayu menyuruh Aca untuk tidur.

"Lah lo ga tidur?" Aca bertanya kepada Bayu.

"Lo duluan aja." Aca langsung berbaring di tempat yang sudah di sediakan. Bayu menghampirinya dan menyelimutinya dengan selimut.

"Tidur yang nyenyak ca." Ucap Bayu sembari mengelus rambut Aca. Tidak lama kemudian Aca tertidur pulas lalu bayu pun kembali duduk dan melanjutkan tulisannya, beberapa menit kemudian Bayu pun ketiduran di meja tulisnya.

10

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang